[ S e b e l a s]

37.4K 4.5K 147
                                    

HOLAA YOROBUN DEUL! I'M BACKKK
SO TYA MINTA MAAP, MALAM INI CUMAN BISA UP 2 CHAPTER (╥﹏╥)

Sebenernya sih bisa nunggu besok malem baru up lagi, tapi rasanya udah gak sabar buat up ni cerita MWHEHE

Soo maap bangett ya malem ini cuman bisa up dua chapter:((
Tapi besok malem Tya bakal up dua chapter sisanya okeyy •́  ‿ ,•̀

Thank youuuu so much buat yang udah nyemangatin, thank you buat yang udah komen plus vote and thank you so so much buat yang udah follow!!
Hope u like this chapter guys!

Fyi : jiwa Prama udah masuk ke dunia novel dari sebelum Ardiello dateng ke rumah Semesta.

____________________________________

____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Raya tadi hilang?"

Suara dingin Semesta membuat Gempa tidak bisa berkata-kata, saat ini mereka sudah duduk dalam restoran. Teman-temannya yang lain sedang asyik makan sesekali menyuapi Raya makan, sedangkan Gempa harus berhadapan dengan Semesta yang saat ini terus memandangnya selama 30 menit tanpa bergerak.

Dalam hati Gempa terus menyumpah serapahi Langit yang tiba-tiba menepuk pundak nya dan tanpa aba-aba langsung bertanya apa Raya sudah ketemu, laki-laki itu tidak melihat adanya Semesta disana.

"Langit! Nama lo udah penuh di black list gue sialan!"

"Gem."

"Engga! Raya nggak ilang, tadi pas gue lagi mesen tiba-tiba Raya bilang dia mau jalan-jalan, nah terus karena gue pesenan gue udah selesai gue carilah si Raya itu... Nah ini temen bego lo yang tololnya nggak ketolongan yang gue kira paling waras diantara kita eh ternyata sama aja kayak titisan dakjal ngira kalo Raya ilang padahal Raya lagi jalan-jalan... Begitu..."

"Lo kira gue bego Gem?"

"Ema— maksud gue engga."

Mata Semesta menajam saat mendengar perkataan yang akan keluar dari mulut temannya itu. Jari tangan kanan Semesta mengetuk meja dengan tempo lambat membuat Gempa merasa bahwa ia sedang berada dalam ruangan dimana hanya ada dirinya dan Semesta.

Gempa memandang ngeri Semesta, laki-laki itu memang memiliki aura yang kuat untuk menekan seseorang.

"Lo ngejaga anak temen lo aja engga bisa, gini yang katanya mau punya anak kembar lima terus diajak jalan-jalan ke sana ke sini. Apa ntar anak lo gak kececer dijalan?"

"Pfft.."

Awan, Guntur dan Langit serempak menahan tawanya mendengar omongan Semesta. Mereka ingat saat Gempa mengatakan itu, saat itu adalah saat dimana Gempa akhirnya bisa membuat Raya tidur dalam gendongannya, sejak saat itu Gempa metasa bahwa dirinya sudah ahli dalam merawat bayi dan ingin punya banyak anak.

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang