[ D u a L i m a ]

25.9K 3.8K 740
                                    


Haloo semuaa!!!

This me! Tyaa, kangen ga niee??? Ada yang masih nungguin kelanjutan cerita ini??

Hehehe, maaf guys baru sempet up, lagi lumayan sibuk trus baru-baru ini ada musibah di keluarga Tya. Maaf banget ya baru bisa update.

Sebagai permintaan maaf, part ini bakal jadi part paling panjang ( i guess?) . Khusus untuk readers tersayang nya Tya.

Thank youuuu so much guys, My Antagonis Daddy udah 200k++ pembacaaa!!! HORAYYY!!! THANK YOUUUU BUAT YANG UDAH SUPPORT TYAA LOVE U ALL!!
AYOOKK KENCENGIN VOTE SAMA KOMENNYA JUGAA

Thank youuuu so much guys, My Antagonis Daddy udah 200k++ pembacaaa!!! HORAYYY!!! THANK YOUUUU BUAT YANG UDAH SUPPORT TYAA LOVE U ALL!!AYOOKK KENCENGIN VOTE SAMA KOMENNYA JUGAA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Raya terkejut, rasanya ia susah bernafas, kenangan dulu saat ia dibunuh berputar di otaknya, ia takut sangat takut. Tapi disatu sisi terdapat perasaan rindu pada ayahnya itu. Dulu saat ibunya masih hidup ayahnya adalah orang yang 'Tsundere', beliau berpura-pura tidak peduli padahal peduli.

Contohnya saat Raya (Ainsley) lupa membuat kerajinan tangan dari botol bekas saat di Sekolah Dasar, malam itu ia panik sampai menangis karena takut akan dihukum oleh gurunya. Ia merengek pada ibu dan ayahnya namun tanggapan sang ayah dingin, membuatnya sakit hati dan beranggapan bahwa orang tuanya benar-benar tidak menyukainya.

Flashback Ainsley

Jarum pendek di jam dinding sudah menunjuk angka sepuluh, sedangkan jarum panjang berada di angka tiga. Menandakan waktu tidur Ainsley sudah terlewat 15 menit, bahkan gadis itu tidak menyadarinya karena sedari tadi ia sibuk menangis meraung-raung dihadapan kedua orang tuanya.

Ayah dan ibunya hanya diam berdiri memandanginya tanpa ekspresi. Mereka hanya melihat tanpa bergerak untuk menenangkan anaknya yang kini menangis sesenggukan, bahkan saat ini Ainsley merasa sesak karena terlalu lama menangis.

"Hughh... Gi-gimana tugas Ain hiks, besok pasti buk guru marah hiks... Hughh.."

"Tugasnya dikasih kapan?"

"Minggu lalu, hiks."

"Kenapa gak dikerjain hari-hari sebelumnya?"

"Karena dikumpulnya masih lama, huggh.. hiks... Jadi Ain ngira mending buat di hari-hari terakhir aja... Hiks."

"Salah kamu sendiri itu, ngapain nangis?" Sang ibunda akhirnya berbicara, namun terdengar sangat dingin.

"Hiks... Hiks.. HUAAAA"

"Ngapain nangis? Nangis terus kerjaan kamu? Kalau ada masalah itu diselesain, bukan nangis. Cengeng."

Ainsley menundukkan kepalanya mendengarnya, omongan ayahnya sangat tajam.

"Udah malem, sana tidur. Ini kecerobohan kamu sendiri, salah kamu, jadi kamu yang harus nyelesain sendiri. Kalo dihukum ya terima aja, emang pantes kamu dapetnya."

My Antagonis DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang