05. hanma shūji - daddy

10.7K 358 26
                                    

[Name] telah sampai di sebuah gedung bertingkat tinggi. Kakinya melangkah masuk menaiki lift, kemudian telunjuknya menekan salah satu tombol yang ada di dalam lift. Benda besi itu pun membawa tubuh [name] ke lantai yang ia tuju.

Sesampainya di lantai yang ia datangi, [name] langsung berjalan ke ruangan yang sudah diberitahukan Hanma Shūji sebelumnya. Setelah memencet bel, pintu terbuka secara otomatis, membuat [name] langsung masuk ke dalam ruangan itu.

Siluet laki-laki berpakaian lengkap langsung terlihat di mata [name] begitu ia masuk ke suite mewah tersebut. Laki-laki itu membelakanginya dan sibuk menatap pemandangan Tokyo di malam hari sambil menikmati minuman beralkohol yang telah ia tuang ke dalam gelas berisikan es batu.

"Shū ... ."

[Name] memanggil, hingga kepala pemuda itu menoleh ke belakang. Laki-laki itu adalah Hanma Shūji, orang yang selama ini menyokong hidupnya.

"Oh, kau rupanya!" balas Shūji. Ia menaruh gelas mahalnya diatas meja seraya ia mendekati [name]. Tangannya ia letakkan di belakang kepala [name], lantas bibirnya mencium pipi wanitanya. "Sebentar lagi ada rapat petinggi. Jadi aku tidak bisa berlama-lama disini."

"Cih, malesin," cibir [name] menggunakan nada khas Shūji. "Kenapa harus ada rapat sih malam ini?"

Shūji berdecak, "Itu kata-kataku. Dan juga, rapat itu penting. Jadi aku harus menghadirinya."

"Iya iya," balas [name] pada laki-laki yang bertubuh tinggi itu.

Shūji melepaskan tangannya dari tubuh [name]. Ia beralih ke sofa dan duduk di atasnya. Mulutnya kembali menenggak minuman beralkohol yang tadi ia letakkan diatas meja sambil menunggu [name] menghampirinya.

Tak lama, [name] datang mendekatinya. Shūji langsung menyuruh [name] untuk berada di bawah kakinya. Wanita itu pun langsung menuruti perintah Shūji, memposisikan tubuhnya di bawah Shūji dengan setengah duduk. Shūji menaikkan satu kakinya, memerangkap [name] dalam dekapan kakinya yang ramping. Tangannya memainkan rambut [name] seraya mata emasnya memperhatikan tiap helainya.

 Tangannya memainkan rambut [name] seraya mata emasnya memperhatikan tiap helainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal Shūji pernah melakukan hal yang lebih dari ini. Tapi entah kenapa, [name] selalu deg-degan ketika tubuhnya bersentuhan dengan Shūji.

"Kau tidak mengganti warna rambutmu? Aku sudah bosan dengan warna ini," keluh Shūji. "Gantilah dengan warna lain yang lebih menarik."

"Kau ingin warna apa?" tanya [name].

"Terserah kau saja," jawab Shūji dingin. "Sekarang lakukan tugasmu. Because daddy wants to play~"

Kalau sudah ada kalimat seperti itu yang keluar dari mulut Shūji, maka [name] harus mulai bersikap hormat. Ya, Shūji bukanlah kekasihnya. Kedatangannya kesini bukan untuk berpacaran atau pun berbagi kasih sayang.

𝐋𝐄𝐌𝐎𝐍 𝐂𝐎𝐑𝐍𝐄𝐑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang