XXXIII

4.1K 339 13
                                        

Hai ada yang nungguin? 😁

Vommentsnya jangan lupa ya😁

Selamat membaca~~

~~~~


Siang siang di kantor, Karina sedang sibuk dengan berkas berkas di mejanya.

Dirinya benar benar fokus mengurus semuanya dari sekarang agar dekat dekat hari kelahiran calon putranya itu akan tiba, ia sudah bisa berada bersama Winter.



Beberapa hari lalu check up bulan kesembilan dan benar saja, bayinya cukup sehat dan kondisi baik.

Hanya dengan waktu seminggu bersama Karina, bayi yang semulanya cukup lemah dan mood ibu yang stress menjadi baik dan stabil.


Pencapaian yang baik menurut Karina.





Kembali, calon papa muda itu bekerja di depan komputer hingga pintu ruangannya dibuka dan masuklah dua orang yang Karina kenal adalah sahabatnya itu.

"Yooji.."



Karina mendongak mendengar suara berat Giselle. Tiba tiba mata Karina mengikuti arah tangan Ningning yang memberikan kertas tebal membuat Karina menatap kertas itu.





"Seriusan nih???" tanya Karina setelah membaca kertas tebal itu.

"Serius dong! emang lu aja yang bakal married, gue juga dong!" kata Giselle sambil Ningning menunjukkan cincin di jari manisnya tanda lamaran di terima.

"Eh iya, Minjeong kapan lahiran?" tanya Ningning duduk di kursi depan Karina.

"Gatau juga, tapi udah masuk bulan kesembilan. Jadi gue waswas" jawab Karina.

"Nungguin papanya gabut kali, baru lahir hahaha" tambah Giselle.

Karina ikut tersenyum lebar hingga tiba tiba..


Cklek!



"Jimiiinn ak-ehh kok rame rame?" tanya seseorang yang baru datang, siapa lagi kalau bukan Winter.

"Ehehehe anter undangan hehe" jawab Giselle menepuk pelan pundak Ningning mengkode agar mereka segera keluar.

"Hehe yaudah kita pamit ya Ji, inget dateng! Sama Minjeong juga hehe" kata Ningning lalu menggandeng tangan Giselle keluar.




Setelah kedua babu keluar, Karina masih duduk namun senyuman tipis dan mata biru gelapnya menatap kearah Winter.

"Jimin ngapain liatin aku gitu?" tanya Winter.

"Gapapa, kamu cantik saya suka" kata Karina.




Blushh, merah di pipi Winter terlihat padahal dirinya tidak memakai make up. Pipi Winter memerah seperti pantat monyet.

Karina berdiri dan langsung memeluk Winter dari belakang membantu memegang perut Winter yang sudah besar pastinya.

"Kamu kok kesini?" tanya Karina.

"Emang gak boleh aku kesini?" tanya Winter agak sensi dengan pertanyaan Karina.

"Ya boleh dong, maksud saya kok kesini, apa gak capek? sama siapa tadi kesini? kok gak hubungi saya biar saya jemput" kata Karina segera meluruskan maksud dari pertanyaannya.

"Ya gapapa, mau liat Jimin kerja" jawab Winter.

Karina lalu bantu Winter pelan untuk duduk di sofa. Pelan pelan Winter duduk dan ia bersadar di sofa sambil mengambil posisi enak untuk perutnya.

It's You (너라서)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang