I (Revisi+pengumuman)

14K 598 14
                                    

Di mansion besar, tepatnya di ruang makan. Dua laki laki dan dua perempuan bersama satu anak bayi laki laki yang asik duduk di pangkuan ibunya sambil memegang sebuah mainan kuda.

Keempatnya mengobrol ringan hingga pintu mansion terbuka dan suara sambutan dari pelayanan terdengar.

"Selamat malam tuan muda, tuan dan nyonya juga keluarga kecil tuan muda Yeji sudah menunggu"

Suara halus pelayanan terdengar membuat empat orang di meja makan mengalihkan pandangan.

Ditatapnya laki laki yang berjalan masuk menatap mereka dengan tatapan dingin seperti biasa.


"Maaf terlambat, hari ini banyak pekerjaan yang harus Jimin selesaikan" tutur laki laki itu bergabung duduk bersama.

"Sibuk sekali kakakku ini" sapa sang adik pada kakaknya yang baru bergabung sambil melipat jas yang ia berikan pada pelayan untuk di gantung.

"Karena sudah semua, ayo kita makan!" kata ibu dari kedua kakak adik itu.



°°°



Ah biar perkenalan dulu, siapa keempat orang itu, anak bayi itu dan laki laki yang baru datang itu.

Orang yang baru datang tadi adalah Yoo Jimin, iya Jimin. Berusia 32 tahun. CEO "CatEyes Company" yang bergerak dibidang properti dan elektronik.

Bisa dibilang CatEyes Group adalah 5 besar group konglomerat di Korea Selatan.

Foundernya adalah Seulgi yang adalah ayah Jimin beserta istrinya Joohyun.

Adik Jimin, Yeji yang merupakan seorang dokter bedah hebat di Korea. Berusia 30 tahun dan sudah memiliki keluarga kecilnya setelah menikahi seorang pengacara cantik bernama Jisu atau bisa di sapa Lia.

Sedangkan bayi laki laki mungil usia 2 tahun di gendongan Lia adalah Yuna, putra Yeji dan Jisu setelah 3 tahun menikah.


Itulah yang ada di meja makan saat ini, menikmati masakan dari Joohyun dan Jisu. Walaupun memiliki pelayan, namun dua wanita itu lebih suka memasak untuk keluarga mereka.

Maka itu keluarga itu terasa hangat, namun tidak dengan Jimin yang sangat dingin dan pendiam yang bahkan membuat keluarganya sendiri khawatir.

"Jimin-ah"

"Hmm? Iya pah?" Jimin langsung duduk tegap menatap mata lawan bicaranya.

Pesona mata kucingnya yang indah, ia juga diajarkan dimana harus menatap mata lawan bicara.

Basic manner dalam kesopanan yang sering diabaikan orang lain...

"Kamu kurusan, apa gak sebaiknya kamu tinggal disini lagi?" tanya Seulgi pada putranya.

"Jimin sudah ada rumah sendiri pah, juga kasian kalau ditinggal" jelas Jimin.

Iya, Jimin tinggal sendirian di sebuah penthouse, dan hanya pulang setiap sabtu minggu untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya.

Terutama dengan Yuna, keponakannya yang Jimin sangat sayang. Bahkan Jimin selalu mendebarkan hartanya akan ia berikan pada Yuna, seperti ini...

"Kalau begitu menikahlah, supaya ada yang urus kamu" tambah Joohyun pada Jimin.

Jimin hela nafas berat lalu ia letakan garpu dan pisaunya menatap ibunya.

"Jimin baik baik saja, Jimin tidak memiliki rencana menikah"

"Jimin, papa wariskan perusahaan itu, bukan berarti kamu harus sepenuhnya urus perusahaan. Bukan berarti kamu harus menjadi ambisius setiap saat dan mengejar harta kesuksesan" jelas Seulgi.

It's You (너라서)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang