It's You (너라서)

VIII

Vote commentsnya kaka😁

Selamat membaca~

~~~~

Winter perlahan kerjapkan matanya terbangun dari tidurnya.

Winter renggangkan tubuhnya namun dirinya langsung meringis merasakan nyeri sekitar tubuhnya.

Winter lalu tatap ke sebelahnya mendapatkan Jaemin yang masih tertidur pulas disebelahnya.

Winter langsung cek jam di ponselnya, dan dirinya langsung terlonjak saat mendapati jam sudah pukul 7 pagi.

"Eungg kenapa sih? Aku ngantuk pelan pelan dong" lenguh Jaemin disebelah Winter.

"Naaa anterin aku pulang dong! Aku bisa dimarahin sama kakak aku!" kata Winter pada Jaemin.

"Engg aku ngantuk" tolak Jaemin.

"Sebentar ajaaa, ayolahh" bujuk Winter mengguncang tubuh Jaemin.

"Ishh apasih! Naik taksi sana! Ambil duit di dompet aku!" lenguh Jaemin menaikan nada lalu kembali tidur.

Winter hela nafasnya lalu bersiap mengambil semua barangnya untuk pulang kerumah dan berharap Karina belum pulang.

°°°°

Cklek!

Winter buka pelan rumah, sambil menatap sekitar berharap suaminya belum pulang.

Winter berjalan pelan sambil merapikan penampilannya dan mengecek sekitar.

Winter bernafas lega saat ternyata dirumahnya tidak ada orang. Winter berjalan kearah kamarnya hingga..

Tit! tit! tit!

Cklek!

"Oh baru pulang?"

Langkah Winter tertahan mendengar suara berat Karina. Winter berbalik dan menatap laki laki itu yang melepas sepatu olahraganya.

"Hmm..Jimin abis dari mana?" tanya Winter membalik pertanyaan.

"Dari gym, kamu yang habis dari mana?" tanya Karina lembut tapi tegas seperti biasa.

"Aku...aku...dari rumah temen" jawab Winter.

Karina mendengus lalu menatap Winter dengan tatapan mengintimidasi.

Winter yang ditatap oleh mata tegas Karina menelan ludahnya berat.

"Kenapa gak bilang sama saya? Kenapa harus suruh pak Seo bohong sama saya?" tanya Karina lagi mendekati Winter.

Winter mau tidak mau terus mundur hingga punggung wanita itu menabrak tembok membuat dirinya terhimpit antara tembok dan tubuh Karina.

Karina mendekatkan wajahnya pada Winter. Dapat dilihat keringat masih membasahi tubuh laki laki itu, namun tubuh Karina tidaklah bau seperti kebanyakan laki laki yang berolahraga.

"Emang gini ya, gen orang kaya bau keringetnya cusson baby" batin Winter.

"Saya tanya loh, kenapa?" tanya Karina lagi, namun Winter malah menunduk tidak menjawab pertanyaan Karina.

Karina hela nafas berat lalu ia lepaskan himpitannya pada tubuh Winter berjalan pergi, hingga...

"Aku takut kamu marah...maaf"