part 11

78 20 3
                                    

"Bagaimana jika aku menyerahkan saja semuanya pada papaku? ini sangat melelahkan, aku tidak mau bertarung dengan mereka hanya karena hal ini lagi pula aku sudah memiliki perusahaanku sendiri"

"Lea...mereka bakalan gunain itu untuk hal yang merugikan negara, kamu gak bisa kasih itu untuk mereka, lagi pula ada sesuatu yang mencurigakan di balik bisnis oarang tuamu dan rekan-rekannya, cuma kamu satu-satunya orang yang aku percaya"

SRETTK....

Pintu terbuka, terlihat seorang dokter dengan senyuman di wajahnya dan diikuti oleh beberapa suster dibelakangnya.

"Azalea, saya akan memeriksa luka anda, kenapa anda malah duduk disini bukannya di ranjang pasien, apa anda sudah merasa enakan?"

"aku sudah merasa enakan dari kemaren, kenapa aku belum bisa pulang juga?"

"itu karena mama anda sangat mengkhawatirkan anda, sebaiknya anda berbaring disana agar bisa saya periksa"

"baiklah" Azalea menghela nafas kemudian beranjak keranjang pasien dan berbaring

"Lukanya dalam mungkin bisa infeksi, seharusnya ini sudah agak membaik setelah dijahit kemarin, kenapa malah jadi begini? sebaiknya anda tidak berjalan-jalan dulu apalagi berlari kesana-kemari, lihatlah luka anda tidak kunjung membaik"

"ahhh sebaiknya kalian yang bekerja dengan baik untuk menyembuhkan pasien kenapa malah menceramahiku?"

"hmm baiklah kalau begitu anda boleh pulang"

"apa?! tadi katanya lukaku masih...."ucap Azalea yang keheranan

"permisi dokter bukannya lukanya masih belum sembuh? kenapa boleh pulang?"

"Sebelumnya saya mendapat kabar dari nyonya agar anda dirawat dirumah, dan dia sudah menyewa dokter pribadi yang akan merawatmu di rumah" ucap dokter tersebut dengan senyuman di wajahnya sebelum meninggalkan ruangan tersebut.

"Baiklah ayo kita pulaang, aku muak di rumah sakit" Ucap Azalea yang langsung beranjak dari ranjangya.

Tiba-tiba pintu terbuka terlihat Evan yang kebingungan melihat suasana tersebut.

"udah boleh pulang?"

"iyaa Evan, lagi pula aku juga sudah baikan"

"ohh baiklah" kemudian Evan melirik ke arah Vano, namun belum sempat ia melihat wajahnya dengan jelas Vano langsung memalingkan wajahnya dan berjalan terlebih dahulu.

Tring! pesan masuk. "Nomor tidak dikenal"

"Rahasiakan aku dari Evan, gawat jika dia tahu. Aku ada pekerjaan lain, jadi aku akan menyusulmu nanti ketika Evan pergi"

"baik".


Azalea pun dengan cepat menuju mobilnya untuk pulang ke apartemennya.

"Lea, yang tadi siapa? mirip Vano"

"itu sekretaris baruku"

"ohh, tapi mirip banget"

"kamu kangen Vano ya?"

"ihhh amit-amit"

"by the way kenapa kamu naik mobil bersamaku? dimana mobilmu?"

"ada disana, bawahanku yang akan membawanya ke tempatmu, aku ingin bersamamu untuk sekarang ini"

"cihhh..."

Tanpa sadar beberapa menit kemudian tiba di persimpangan menuju apartemen Azalea, namun sopir tersebut malah berbelok ke arah lain bukannya ke arah apartemen Azalea, sontak Azalea langsung duduk tegak.

Azalea (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang