part.15

49 5 1
                                    

"Ohh sayanggg....kenapa kamu cantik banget malam ini sih?" Ucap seorang pria paruh baya dengan penuh rayuan

"Hei jangan seperti itu....apa kamu ingin bermain dengan wanita cantik ini?". Sahut wanita paruh baya tersebut membalas rayuannya

"Tentu saja sayanggg...tolong lepaskan bajuku..."

"Ahhh pria tua yang manjaa... hahahaaa!". Kedua orang itupun kini saling berciuman di aula utama tanpa menghiraukan para pelayan yang lalu lalang di rumah tersebut.

"Apa yang kalian lakukan di aula utama rumah ini? Apa kalian sudah gila melakukannya di depan para pelayan?"

"Ohh ternyata anakku yang cantik sudah pulang, bagaimana pekerjaanmu?"

"Sayangg, kenapa bajunya penuh darah?"

"Ahh itu hal yang biasa, Mora masuklah ke kamarmu dan ganti bajumu!"

"Kalianlahh yang harus pergi!, dan nyonya tolong pulang ke rumahmu sendiri ini sudah larut suami anda pasti sudah menunggu di rumah!!"

"Mora urus lah urusanmu sendiri, kamu harus bersyukur tidak papa usir bersama dengan ibumu itu!!!"

"Dasar pria tua brengsek!!!!!". Kesabaran Mora habis ia menuju ke tempat papanya dan nyonya tersebut duduk untuk menghajar keduanya

"Hei!!!! Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku, kamu tidak tahu malu yaa!!!". Ucap wanita paruh baya tersebut yang kesakitan karena rambutnya di jambak oleh Mora

"Apa?! Aku? Aku tidak malu? Anda yang tidak malu telah merebut suami orang dan mengusir nyonya pemilik rumah ini keluar, dan lihat penampilan anda sekarang yang hanya menggunakan bra dan celana dalam saja, anda selalu merayu papa saya untuk melakukan hal menjijikkan bersama anda!, anda adalah satu-satunya orang yang saya lihat tidak pernah bersyukur atas semua yang ada dan malah merayu milik orang lain!!!!"

Plakkk (satu tamparan mendarat di pipi Amora)

"Hentikan Mora!! Pergi ke kamarmu sekarang juga atau kamu juga akan papa usir seperti ibumu dulu!"

"Coba saja! Aku bahkan tidak ingin berada disini!!"

"Cuiihh!" Mora meludah ke arah kedua orang itu sebelum ia meninggalkan tempat tersebut.

Di sebuah hotel bintang lima, terlihat seorang wanita seksi bertubuh indah dengan kulitnya yang putih seperti susu dan kulitnya yang lembut yang kini berbaring tak sadarkan diri di atas sebuah ranjang yang luas dengan jendela terbuka memperlihatkan langit malam dengan penuh bintang, membuat seorang pria yang dari tadi memperhatikannya memiliki hasrat untuk menerkamnya malam ini.

"Wanita yang cantik...kurasa dia akan memuaskanku dengan baik malam ini, hahaha".

Perlahan mata Azalea terbuka, ia bangun perlahan dan melihat dirinya dengan baju yang seksi dan tempat yang asing, para pengawal itu telah meriasnya dan memakaikan baju padanya saat ia tak sadarkan diri.

"Ahhh kepalaku sakit banget, dan kakiku juga rasanya lemas akibat di pukul tadi tanganku dan bahuku juga sakit ahhh dia memukulku begitu keras, dimana ini yaa?"

"Hai....kamu sudah sadar yaa, bolehkah kita mulai sekarang? Aku sudah tidak sabar" ucap pria tersebut dengan tatapan mesumnya

"Mulai? Mulai apa?"

"Tentu saja untuk memuaskanku!" Ucap pria tersebut sambil melepas pakaiannya satu persatu

"P-pak....apa yang anda lakukan kenapa melepas pakaianmu?"

"Kamarilah!". Pria tersebut mendorong Azalea ke atas ranjang ia mencoba merba payudara Azalea namun di tepis oleh Azalea

"Hei kenapa menepis tanganku? Aku membayar mahal bukan untuk itu!". Pria tersebut kini mencoba untuk mencium Azalea namun Azalea terus berusaha mengelak dari ciuman tersebut membuat pria tersebut marah dan menarik paksa pakaian Azalea hingga robek, ia mencoba membuka pakaian Azalea namun Azalea terus menerus melawan

"Hei ayolahh...kenapa begini?"

"Aku tidak ingin memuaskanmu!"

"Bagaimana tidak? Itukan pekerjaanmu!". Pria tersebut menangkap Azalea dan membawanya kembali ke atas ranjang pria tersebut kini mendapat kesempatan mencium lehernya Azalea, Azalea pun berteriak saat lehernya di cium dan dijilati oleh pria tersebut, sungguh bukan ini yang di inginkan oleh Azalea. Namun Azalea tak tinggal diam ia meraba sebuah lampu tidur untuk memukul pria tersebut, ia tak terlena dengan seperti itu, akhirnya Azalea berhasil meraih lampu tersebut dan memukul kepala pria tersebut hingga ia melepaskan Azalea, terlihat darah yang mengalir dari kepala pria tersebut.

"Ahh berani-beraninya kamu!!!"

"Maafkan saya!". Azalea bergegas kabur dari kamar tersebut, sesekali ia melihat ke belakang namun pria tersebut tidak mengejarnya.

"Ahh syukurlah dia tidak mengejar, sekarang kesempatan aku untuk pulang ke rumah!". Azalea pun berlari melewati beberapa tempat untuk pukang ke rumahnya, betapa senangnya ia saat melihat Vano yang serang berjalan kaki juga berlawanan dengan arahnya.

"VA-"  seseorang menariknya ke dalam mobil dan membawanya pergi

"Sangat menyusahkan, pria itu meminta ganti rugi gara-gara kamu!!! Kamu tahu?! Tidak ada seorang pun yang bisa kabur dari pekerjaan ini!!"

"Aku tidak menginginkan pekerjaan ini!!"

"Hei!! Berikan aku cambuk! Dia perlu diberi pelajaran!"

Bhukk! Bhukk! Bhuk! Azalea di cambuk dan di tendang oleh wanita tersebut hingga luka di tubuhnya semakin parah.

"Sakit!!!! Tolong ampuni aku!!!! Aku mohon!!!!"

"Menangis lah aku tidak akan berhenti bahkan sampai kamu mati sekalipun!".

Tittt...tiitttt...
Suara mobil yang riuh menyamarkan suara yang remang-remang di dengar oleh Vano, kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke rumah keluarga Azalea, walaupun Azalea tidak ada di rumah tersebut ia tetap bekerja disana untuk mendapatkan informasi tentang perusahaan gelap keluarga Alva dan rekan-rekannya dan tentu saja untuk menemukan Azalea yang sudah lama menghilang.

"Azalea menghilang, tetapi kenapa mereka membawa Evan juga?".

"Vano!!!!" Teriakan dari kejauhan terdengar oleh Vano membuatnya segera berbalik badan

"Evan! Apa yang terjadi?"

"Ini gila Van, aku di sekap oleh wanita gila itu akhirnya aku bisa kabur!"

"Syukurlah! Dimana Azalea apa dia bersamamu?"

"Nggak Van! Tapi aku tahu sesuatu sekarang, maka dari itu aku segera kabur kesini"

"Apa yang kamu tahu?"

"Itu sangat gila..."

"Apa?"

"Mereka mempekerjakan Azalea sebagai seorang pelacur!"

"A-apa?!". Vano benar-benar kaget mendengar hal tesrsebut hingga membuatnya kini berlutut di tanah dengan wajah penuh rasa bersalah

"Kita harus keluarkan Azalea dari situ Vano!"

"Benar Evan, segera!"

"Kita bekerja sana sekarang?"

"Baiklah! Apalagi informasi yang kamu tahu?"

"Hanya itu!"

"Hmm...tidak apa-apa aku akan terus menyelidiki kasus ini!"

Azalea (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang