"Informasi apa yang kamu dapat selama ada disini?"
"Ada beberapa"
"Kalau tahu kenapa kamu nggak tahu keberadaan Azalea?"
"Sejauh ini aku belum tahu keberadaan Azalea tapi aku tahu tentang bisnis gelap itu, tuan Alva memang memiliki perusahaan yang besar sebagai perusahaan penghasil barang elektronik terbaik di negara kita terapi aku tidak menyangka ternyata tuan Alva menyimpan rahasia yang begitu besar di baliknya bersama rekan-rekannya yang lain"
"Bisnis apa?"
"Yang kamu sebutkan tadi"
"Pelacur?"
"Yaa! Aku senang kamu tidak terlibat Evan"
"Ha?! Terlibat apa? Ke dalam bisnis itu? Tentu tidak!"
"Iyaa aku bersyukur, tetapi ada seseorang yang cukup dekat dengan kita terlibat dalam kasus ini, bahkan dia hampir bisa di katakan sebagai boss disana"
"Siapa?"
"Kamu tidak perlu tahu sejauh itu!"
"Cihh....dasar sombong!"
"Baiklah tugasku disini sudah hampir selesai, besok aku akan rapat bersama rekanku yang lain, jadi kamu pulang sana!"
"H-hei!! Tunggu! Tolong aku tidak mau sampai di bawa oleh wanita gila itu lagi!"
"Bukannya kamu punya pengawal kenapa tidak meminta tolong pada mereka saja? Aku tidak bisa membantumu Evan atau identitasku bisa terbongkar!"
"Benar juga! Tapi tunggu dulu disini sampai para pengawal ku datang menjemputku"
"Cihh...dasar penakut! Cepatlahh!!"
"Oke oke bentar aku telpon dulu".
Keesokan paginya Azalea membuka matanya, loteng yang ia lihat masih sama bukan tempat yang ia inginkan, ia melirih kesakitan dengan tubuhnya yang banyak luka dan memar.
"Aku rindu rumah, gapapa walaupun itu rumah keluargaku sekalipun, aku rindu keluargaku aku rindu Evan aku rindu Vano, suasana kantorku juga, aku rindu semuanya....kumohon seseorang tolong keluarkan aku dari sini....". Azalea kembali melirih dan tanpa sadar air matanya yang terus membasahi bantal.
Kriiettt....(pintu terbuka)
"Azalea...ini bukan saatnya untuk bermalas-malasan bangunlah dan bekerja"
"Tubuhku masih kesakitan akibat kamu pukul, bagaimana aku bisa bekerja lagipula aku bukan perempuan jalang yang bisa kamu pekerjakan seperti itu!"
"Baiklah jika kamu tidak mau bekerja sebagai pelacur maka bekerjalah bersama anak-anak itu! Aku tidak peduli kamu sakit sekalipun kamu harus tetap bekerja, mengerti? Aku akan menunggumu di luar aku akan memberimu waktu satu menit untuk bersiap, jika tidak terimalah akibatnya..." wanita itupun keluar dari kamar Azalea.
Azalea pun keluar dari kamar tersebut dengan jalannya yang pincang ia terus mengikuti kemana wanita itu membawanya, betapa terkejutnya ia melihat anak-anak di bawah umur bekerja begitu keras tubuh yang kurus kering dan memar di beberapa anggota tubuhnya.
"A-aku minta maaf aku akan bekerja lebih keras lagi!! Aku mohon jangan pukul aku!!! Aku mohon!!!" Pinta anak tersebut yang kini berada di lantai dan seorang pria bertubuh besar siap mencambuknya dengan sebuah cambuk yang ada di tangannya.
"AAAA!!!! Sakittt!!! Ampuni aku!!!" Teriak anak tersebut kesakitan, terlihat anak lain bahkan tak paduka dengan hal tersebut mereka tetap mengerjakan pekerjaannya masing-masing dengan wajah yang pucat ketakutan.
"Apa tempat ini neraka?!" Tanya Azalea kemudian berjalan ke arah anak yang tengah di pukuli itu
"Hentikan!". Ucap Azalea sambil memegang cambuk yang akan mendarat di tubuh anak tersebut. Wanita tersebut hanya menampilkan senyumnya yang begitu licik dan hanya dengan gerakan matanya saja pria tersebut tahu apa yang di katakan oleh wanita itu, ia mendorong tubuh Azalea ke arah anak tersebut
"Tolong hentikan!! Apa yang kamu lakukan!! Anak ini masih kecil! Jangan pukul dia!". Pria tersebut tidak menjawab apa-apa bahkan ia hampir melayangkan satu pukulan lagi
"Sudah! Hentikan, biarkan saja mereka lanjutkan pekerjaanmu!"
"Baik nona!" Pria tersebut pun pergi untuk melakukan pekerjaan lainnya
"Azalea...jika sudah cukup mengasihani anak itu datanglah padaku ya, aku akan tetap ada disini seharian" ucap wanita itu yang juga ikut meninggalkan Azalea bersama anak tersebut
"Anda siapa? Kenapa anda membelaku?"
"Aku....bukan siapa-siapa"
"Dimana orang tuamu? Kamu sendiri disini?"
"Saya dulu kesini bersama ibu saya, kami kesini karena tidak mau mati kelaparan di jalanan"
"Lalu ayahmu dimana?"
"Dia dulu juga bekerja disini tetapi dia menghilang begitu saja tanpa jejak jadi beberapa orang itu menjemput kami ke rumah, mereka bilang akan membawa kami bertemu ayah dan memberikan kami sebuah rumah yang bagus, ternyata inilah tempatnya, disini seperti di neraka kami di pukuli setiap saat dan bekerja tanpa henti"
"Kasihan sekali....tapi dimana sekarang ibumu?". Tanya Azalea sambil mengusap pelan kepala anak tersebut
"Ibuku sekarang....disana!" Anak itu menunjuk ke sebuah sudut ruangan dimana terlihat seorang wanita yang kurus kering duduk terengah-engah sambil memakan sebuah roti yang sudah berjamur, Azalea bergegas menuju ke arah wanita tersebut dengan kaki pincangnya dan segera menepis roti yang berjamur yang hendak dimakan oleh wanita tersebut.
"Apa yang kamu lakukan!!"
"Anda tidak boleh makan roti itu lagi! Itu sudah berjamur bagaimana jika anda keracunan!"
"Biarkan saja" wanita itu kembali memungut roti yang sudah jatuh ke tanah itu untuk dimakannya
"Kenapa anda mengambilnya lagi? Sudah ki bilang jangan!"
"Siapa kamu?!! Kenapa ikut campur urusanku? Kamu tidak tahu kehidupan disini!!! Maka jangan ikut campur dan diam saja!"
"Tapi terap saja..."
"Kamu lihat tubuhku yang kurus kering ini? Aku sudah terkena virus HIV akibat mereka mempekerjakan aku sebagai pelacur"
"Apa?! Apa mereka tidak akan mengobatinya?"
"Mereka adalah manusia yang tak punya hati, setelah wanita yang bekerja untuk mereka terkena penyakit ini, mereka tidak akan mengobati kami, bahkan tidak akan memberi kami makan jika adapun hanya makanan basi atau roti yang sudah berjamur ini"
"Dasar manusia brengsek mereka itu!!!"
"Benar sangat brengsek! Lihatlah para anjing itu makan, itu adalah mayat dari anak-anak yang mati kelaparan dan terlalu lelah, jika anak-anak itu mati maka mayat mereka akan jadi makanan anjing-anjing penjaga disini begitu juga aku nantinya, hahaha sungguh kejam!"
"I-itu?...huekk!! Huekk!!" Seketika Azalea merasa mual ketika melihat mayat yang sedang jadi rebutan para anjing kelaparan tersebut.
"Azalea! Sudah bersenang-senangnya?!" Tanya wanita tersebut sambil membawa sebuah pistol membuat Azalea terkejut hingga bola matanya membulat sempurna
"Untuk ap-". Ucapan Azalea terpotong saat wanita tersebut melayangkan satu tembakan.
Dorrr!!!!
Doorrrr!!!
Dorrrr!!!!
Tiga tembakan melayang hingga darah wanita tersebut terciprat ke tubuh Azalea yang sedang duduk di depan wanita tersebut."Dasar brengsek gak punya hati kamu!!!!" Teriak Azalea kemudian menghampiri wanita malang tersebut yang kini terbaring di tanah dengan darah yang terus mengalir
"Aku tidak tahu namamu dan dari mana asalmu, tapi sepertinya kamu adalah seseorang yang bisa dipercaya, tolong jaga anakku jangan sampai dia juga menjadi makanan anjing ya...". Wanita tersebut menutup matanya setelah mengucapkan kata-kata tersebut membuat Azalea tak bisa lagi membendung air matanya
"Ibu!!!!!! Ibu bangun bu! Aku tidak bisa sendiri disini, tolong buka mata ibu, kumohon kumohon jangan tinggalkan aku! Kumohon!!!!". Anak tersebut teruss menerus menggosok tangan ibunya berharap ibunya tak meninggalkannya karena selama ini ibunya lah alasan ia masih bertahan disana, namun harapan itu mustahil untuk terwujud wanita malang tersebut menutup usianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Azalea (on going)
RomansaMelarikan diri dari sini adalah hal yang sangat ku inginkan, mengapa hidupku jadi suram seperti ini? Tempat kumuh yang kotor, anak-anak dengan baran kurus kering yang tak henti bekerja meski keringat membasahi tubuhnya, yaa ini adalah kerja paksa bi...