Part.24

9 1 0
                                    

"Kira-kira apa dia ada di rumah ya". Baru saja Evan akan menekan bel, tiba-tiba pintu pun terbuka dan terlihat papanya Amora mencium kening Jenni (nyonya Alva) sebagai tanda perpisahan karena ia sudah ditunggu oleh supir pribadinya diluar, sontak hal itu membuat Evan kaget melihat kejadian tersebut.

"Tante Jenni? A-anda...."

"Ohh Evan....ada perlu apa kamu disini?" Sahut nyonya Alva yang juga ikut kaget

"Aku ada perlu dengan Amora"

"Tante Jenni...."

"Ada apa Evan?"

"Apa tante tahu Azalea menghilang?"

"Ohh Azalea masih belum ditemukan rupanya" sahut papanya Amora

"Ohh tentu saja, aku sangat sedih karena itu, sudah berapa bulan dia menghilang aku harap dia baik-baik saja di manapun dia berada, aku juga sangat kerepotan karna harus mengurus pekerjaannya, dan sekarang perusahaan itu bahkan hampir bangkrut aku tidak tahu bagaimana cara mengelolanya....itu sangat merepotkan"

"Ohh...apa tante tidak melapor lagi kepolisi atau meminta informasi dari polisi terkait dengan kasus hilangnya Azalea yang telah mereka selidiki?"

"Oh tidak perlu aku tahu seiring waktu berjalan pasti Azalea akan ditemukan"

"Bagaimana kalau dia ditemukan saat sudah tewas?"

"Ohh aku akan sedih pastinya...uhh anakku tersayang, ku harap dia baik-baik saja, baiklah aku pulang dulu ya"

"Hati-hati dijalan Jenni...." ucap papanya Amora

"Sebentar....tante kesini ada kepentingan bisnis kah?"

"Ohh iyaa benar sekali Evan..." jawabnya dengan kesal namun suaranya tetap stabil dengan senyuman yang terukir di wajahnya.

"Urusan bisnis atau pribadi?"

"Haha cukup Evan kamu tidak perlu tahu sebanyak itu urusan orang tua, aku pulang dulu siapapun jangan panggil-panggil aku lagi!". Ucapnya kemudian berbalik badan dan masuk ke dalam mobilnya untuk pulang

"Hahahaha!!....ketahuan sama Evan? Haha bagus Evan..." ucap Amora yang tiba-tiba muncul dari belakang punggung kedua pria tersebut yang masih memandangi nyonya Alva sampai hilang dari pandangan mereka.

"Amora! Tutup mulutmu"

"Tidak mau!"

"Evan katanya tadi mau ketemu sama Mora, itu dia sudah datang, dan kalau dia bicara omong kosong abaikan saja, jangan percaya perkataanya"

"Siap om!"

"Ada perlu apa kamu kesini? Bahkan gak kasih kabar terlebih dahulu dan selarut ini?" ucap Amora sambil terus berjalan ke sebuah ruangan besar dengan sebuah sofa yang terlihat besar dan mewah

"Bisakah kita bicara di kamarmu saja?"

"Disini saja...oh ngomong-ngomong bibir kamu berdarah pipi kamu juga terlihat sedikit membiru, kamu di hajar oleh seseorang?"

"Aku tidak biaa bicara disini"

"Ah baiklah ayo ke kamarku saja". Akhirnya Amora pun menuruti Evan untuk bicara di kamarnya. Sambil berjalan ke kamar Amora, Evan jadi memikirkan hal yang barusan ia lihat ia sedikit bingung dengan kejadian itu dan Amora terlihat tenang dengan kejadian tersebut, apakah hal itu sudah biasa terjadi, jika memang iya berarti nyonya alva berselingkuh dengan papanya Amora.

"Jadi apa yang perlu kamu bicarakan? Tentang Jessica atau Azalea?"

"Untuk apa aku membicarakan wanita gila itu, tentu saja ini tentang Azalea"

Azalea (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang