"Lo aja yang gapeka'an" sahut aza tanpa menatap rayen, dan itu membuat rayen semakin di sulung emosi.
"Azaaa!! Gue minta jawaban yang jelas sama elo!! Bukan ocehan lo yang gajelas itu" kesal rayen dengan suara yang sedikit keras.
Memang tidak seluruh isi kantin yang mendengar itu, namun siswa siswi di sekitar meja mereka mendengar nya, dan sekarang mata mereka tertuju kepada rayen dan aza.
Bagi aza itu adalah hal biasa, karena ia sudah sering menjadi tontonan saat ia bertengkar dengan rayen yang menjadi kekasih nya.
Brakk!!
Aza yang merasa selalu di salah kan oleh rayen menjadi naik pitam, ia memukul meja di depan nya dengan sangat keras.
"Bisa nggak sih jadi cowok itu peka'an dikit? Lama lama enek tau nggak gue ama elo" kesal aza dengan suara nya yang keras.
"Peka kata lo? Anehh tau nggak!! Gue cuman minta jawaban sama elo, tapi lo jawab nya pake teka teki segala" sahut rayen dengan emosi
"Ya itu!! Lo nggak peka'an jadi cowok, dulu aja lo-"
"DIAMM AZAA!!" teriak rayen yang sudah sangat marah, aza membeku seketika saat rayen meneriaki diri nya, bahkan kini seluruh isi kantin menatap mereka.
Rayen berdiri dari duduk nya, lalu mencekal dagu aza dengan keras, sang empu hanya bisa meringis menahan sakit.
"Bisa nggak sih jangan bawa bawa yang dulu lagi? Ingat ya aza hanendra!! Itu dulu, bukan sekarang!! Apa kurang jelas?" Tekan rayen dengan emosi yang berusaha ia kontrol.
Aza yang sedari tadi menahan air mata nya tidak mampu lagi menampung semua itu, ia menghempaskan tangan rayen dari dagu nya, lalu berlari ke arah toilet.
Rayen tidak percaya dengan apa yang ia lakukan, ia menatap lekat tangan yang ia gunakan untuk mencekal dagu sang kekasih.
"aza!! Azaa, lagi lagi gue nyakitin elo, a-azaa ma'afin gue za" gumam rayen yang baru menyesali perbuatan nya.
"ARGHHH!!" Teriak rayen yang frustasi
Seluruh mata tertuju kepada nya, rayen yang merasa itu menjadi semakin marah.
"UDAH LIAT NYA?"
Di sisi lain, aza menangis sesegukan di dalam toilet, sesekali ia memandang diri nya di cermin, dan pandangan nya tertuju ke arah dagu nya yang memerah akibat ulah rayen.
"Hiks hiks!! Ternyata bukan lea yang menjadi penghalang hubungan gue sama rayen" ucap aza dengan air mata yang terus mengalir.
"Bukti nya, sekarang dia nggak ada, tapi hubungan gue sama rayen nggak ada perubahan, bahkan semakin parah hiks" sambung nya lagi.
Ponsel aza berbunyi, ia mengambil benda pipih itu dari saku nya, lalu menghapus air mata nya.
"Tumben papa nelpon" gumam aza, ia memencet tombol hijau yang ada di layar ponsel itu.
Panggilan terhubung!!
"Aza!! Kamu kerumah sakit sekarang!!" Ucap aditi dengan tegas dan sedikit serak.
"Lohh!! Kenapa pah?" Tanya aza yang bingung.
"Ma-mama kamu za, dia kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit" jawab aditi dengan perasaan khawatir.
Aza yang kaget menjatuhkan ponsel nya, suara sang ayah dari telepone itu nampak khawatir dengan meneriaki nama sang anak.
Aza terduduk lemas di lantai yang dingin, setelah beberapa menit sang ayah mengirim lokasi rumah sakit nya, lalu aza keluar dari toilet dengan terburu buru.
Brukkk!!
Karena terburu buru, aza menabrak seorang laki laki yang baru saja keluar dari kelas nya.
"Maaf" sarkas aza yang langsung ingin pergi, namun ia di tahan oleh laki laki itu.
"Enak banget yaa!! Ngomong maaf aja, lalu langsung mau pergi" ucap laki laki itu yang menggenggam erat pergelangan tangan aza.
○○○○○
●MAAF KALAU BANYAK TYPO NYAA
●JANGNA LUPA BINTANG NYA WOYT
●FOLLOW JUGA KLAAU SUKA ALUR NYA
●KOMEN JUGA DONG BIAR TAMBAH SEMANGAT AKU NYA
Temukan instagram saya di @naddXrf.23 okee🤗
Bantu follow yakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Renggang-[End]
Teen Fiction📌[Follow dulu, baru baca!] "Sekarang gue mau nanya!! Lo mau hubungan kita berhenti sampai di sini atau di terusin?" Tanya aza yang sudah lelah menghadapi kenyataan. "Za gue cinta sama lo!! Gue gamau putus sama lo" sahut rayen dengan penuh penekanan...