"Apa lo juga berpikir kalau gue lah yang udah buat ratu jadi begini?" Lirih aza yang bertanya kepada rayen.
Sontak rayen langsung menatap wajah aza dengan lekat "gue nggak tau, tapi sekarang bukti nya udah ada di depan mata, gue percaya sama perkataan aura,.. dan gue berharap lo bukan seorang pembunuh yang berbulu domba" ucap rayen dengan pelan.
"Lo udah pikir dua kali belum sih sebelum ngatain gue gitu? Ratu itu sahabat gue!! Mana mungkin gue buat dia terluka, apalagi sampai tewas dalam keadaan yang sangat mengenaskan gitu" tegas aza yang mampu di dengar semua orang yang ada di sekitar nya.
"Tega lo ray,.. gue bener bener kecewa sama sikap elo" lirih aza bersamaan dengan air mata yang jatuh.
Keesokan pagi nya, ratu di makam kan, kedua orang tua dan kerabat ratu sudah berada di sana, teman sekelas ratu juga berada di sana beserta rayen dan aura.
Sang ibu terlihat menangis histeris menyaksikan anak semata wayang nya mulai di tumpuk dengan tanah, ayah nya menenangkan istri nya walaupun ia juga merasa terpukul dengan kematian anak nya.
Tidak beberapa lama setelah nya, seorang gadis cantik yang menggunakan pakaian serba hitam serta kerudung yang menutupi kepala nya datang menghampiri makam ratu, namun beberapa langkah saja lagi ia hampir mendekati makam sang sahabat, tangan nya di tahan oleh tina, yakni ibu dari ratu.
"Ngapain kamu kesini?"
"Tante, ratu itu sahabat aza, jadi aza mau ketempat peristirahatan terakhir ratu" jawab aza dengan lesu.
Plakkk!!
Satu tamparan keras mendarat di wajah mulus aza yang basah karena air mata, seluruh mata tertuju kepada dua orang perempuan yang berbeda usia itu.
"SAHABAT KAMU BILANG? APA ADA SEORANG SAHABAT YANG BUNUH SAHABAT NYA SENDIRI? HAHH!!" teriak tina dengan penuh emosi.
Aza hanya bisa meringis kesakitan, ia ingin sekali menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh tina, ia ingin menjelaskan semua yang telah terjadi kepada ratu, ia ingin mengatakan kalau bukan dia penyebab kematian ratu. namun entah kenapa, mulut nya seperti di bekap oleh seseorang saat ini, ia tidak bisa berbuat apa apa selain menangis tanpa suara.
Lalu tatapan aza beralih ke seorang laki laki paruh baya yang menatap nya tanpa ekspresi "papa, aza nggak salah pa, az-"
"'DIAMM KAMU!! SAYA MERASA MALU KARENA MEMILIKI ANAK SEORANG PEMBUNUH SEPERTI KAMU" potong aditi yang berteriak kepada aza.
Aza mematung seketika, ia tidak pernah mendengar ayah nya melontarkan kata kata sedemikian kepada nya, tapi sekarang.
Sedari tadi seorang gadis seumuran aza menyaksikan perdebatan itu dengan senyuman puas karena berhasil membuat aza di benci oleh orang orang terdekat nya. Sedangkan laki laki yang di yakini kekasih dari gadis yang menjadi sorot mata sekarang menatap aza tanpa ekspresi, bahkan perasaan kasihan tidak terdapat di hati nya walaupun hanya sekecil biji sawi.
"Papa juga berpikir kalau aza lah yang udah buat ratu jadi begini?" Lirih aza yang menatap penuh harap ayah nya.
"Memang kamu lah yang udah bunuh ratu!! Seharus nya kamu di penjara dan di tahan seumur hidup kamu, tapi kamu beruntung,.. aura tidak mengizinkan itu karena dia punya hati yang baik, bukan seperti kamu!!" Tekan aditi dengan penuh emosi.
"PA AURA LAH YANG UDAH BUAT RATU JADI BEGINI,.. AZA NGGAK SA-"
Plakk!!
Satu lagi. Tamparan yang keras kembali mendarat di wajah gadia malang itu, rayen menampar wajah aza hanya karena sang empu melibatkan aura kedalam masalah nya.
"Jangan pernah berpikir kalau aura memiliki sifat yang sama dengan lo!! Dia itu gadis yang ramah dan baik hati,.. nggak kayak elo!!" Tekan rayen.
Secara tiba tiba, hujan turun dengan sangat deras, orang orang langsung berlari meninggalkan area pemakaman, kecuali aditi, aura dan rayen.
"AURA AURA AURA!! KENAPA KALIAN SANGAT MEMPERCAYAI ORANG YANG BARU KALIAN KENAL HAH!?!?"
"Karena dia tidak sama seperti kamu" timpal aditi yang langsung pergi meninggalkan aza, aura dan rayen.
"Azaa!! Di hari dan di jam ini,.. gue putusin elo!!" Ucap rayen secara tiba tiba. senyuman penuh puas tercetak di wajah aura kala mendengar perkataan rayen.
Aza terduduk lemas di tanah yang basah karena guyuran air hujan, rayen menggandeng tangan aura dan pergi meninggalkan aza sendirian.
"KENAPAAA!!? kenapa dalam satu hari hidup gue bisa berubah sedrastis ini? Pe-pertama papa, kedua rayen dan sekarang seluruh orang terdekat gue. KENAPAAA?!" frustasi aza yang meluapkan semua nya di tengah guyuran air hujan.
Tiba tiba saja hujan tidak membasahi tubuh mungil gadis itu, padahal hujan masih turun dengan deras.
Aza mendongak ke atas dan melihat payung yang berada di atas kepala nya "rey?" Gumam aza yang mampu di dengar oleh laki laki itu.
Rey berjongkok menghadap gadis di depan nya, lalu mengusap lembut air mata nya yang sudah bercampur dengan air hujan "Nggak semua nya za,.. gue reynold wijaya masih selalu ada di sisi elo kapanpun dan di mana pun" ucap rey dengan lembut.
Aza mendongakkan kepala nya untuk menatap laki laki di depan nya "lo pasti ada niat yang terselubung di balik sikap lo ke gue kan?" Tanya aza tiba tiba.
Rey menggeleng cepat, ia menangkup wajah aza dengan kedua tangan nya sebelum itu ia melemparkan payung nya ke sembarang arah "gue lakuin semua ini hanya karena satu alasan" jawab rey dengan suara yang amat lembut.
"Karena?"
○○○○
●typo bertebarann
●WAJIBB FOLLOW KALAU SUKAA CERITA NYA
●BINTANG NYA JANGAN SAMPAI KELUPAAN
Temukan instagram saya di @naddXrf.23 okee🤗
Bantu follow yakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Renggang-[End]
Roman pour Adolescents📌[Follow dulu, baru baca!] "Sekarang gue mau nanya!! Lo mau hubungan kita berhenti sampai di sini atau di terusin?" Tanya aza yang sudah lelah menghadapi kenyataan. "Za gue cinta sama lo!! Gue gamau putus sama lo" sahut rayen dengan penuh penekanan...