"Mm-mama!!" Lirih aza yang duduk di kursi yang ada di samping rania
"Aa-aza sayang, uhukk uhukk!!"
"Ma!! Ayo minum obat ma, mama harus sembuh dan segera pulang dari tempat ini, mereka bilang waktu mama gak banyak lagi, ta-tapi aza nggak percaya kok ma, nggak!! Nggak sama sekali" ucap aza dengan lirih dan air mata yang terus menerus mengalir membasahi wajah nya.
"Aa-aza!! Uhukk uhukk!! Rayen kamu kesini" ucap rania yang melihat ke arah rayen yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
"Iya mah" jawab rayen yang mendekati rania
sejak aza mengenalkan rayen kepada kedua orang tua nya, mereka menjadi dekat, bahkan rayen memanggil kedua orang tua aza dengan sebutan mama dan papa juga, sama seperti aza.
"Rr-rayen, kamu jagain aza ya, jangan biarin aza pulang sekolah sendirian, di-dia bisa dalam bahaya uhukk!!"
rania sangat berharap kepada rayen, bahkan ia sudah menganggap rayen seperti anak nya sendiri.
"Mah kena-"
"Kamu diam dulu" sarkas sang ayah yang menyenggol pelan tangan aza agar tidak memotong pembicaraan orang tua nya.
"Iya mah!! Tapi-"
"Tapi kenapa rayen?" Tanya rania
"Emm!! Gapapa mah"
"Rayen!! Perlu kamu tau, aza masih sangat mencintai kamu, karena sikap kamu sekarang ini, mama pernah suruh dia buat putusin kamu, uhukk!! Ta-tapi dia nolak, dia bilang dia sangat mencintai rayen uhukk uhukk!!" jelas rania dengan lesu
"..."
"Apa kamu masih cinta sama aza nak?" Tanya aditi yang ikut mengeluarkan suara
"Rayen masih cinta sama aza mah pah!! Cuman sekarang itu kita ada masalah dikit" jawab rayen, mendengar itu rania menjadi tersenyum.
"Baguslah!!" Ucap rania dengan senyuman "pahh!!" Ucap rania yang memanggil sang suami
Aditi yang ada di belakang rayen dan aza berjalan mendekati sang istri.
"Kenapa mah?" Tanya aditi yang mengusap pucuk kepala rania dengan penuh sayang.
"Pahh!! Jagain aza ya pah uhukk!! Dia harus makan 3 kali dalam sehari, kalau tidak dia akan merengek seperti anak bayi, isi kulkas harus selalu penuh, jangan lupa beli stok es krim yang banyak uhukk uhukk!!" jelas rania yang membuat aza dan aditi meneteskan air mata nya, sedangkan rayen hanya memperhatikan.
"Mah!! Mama ngomong apa an sihh, kan ada mama yang bisa urusin aza, cuman mama yang perhatiin jadwal makan dan ngemil aza, papa cuman sibuk kerja, jadi sampai kapan pun aza cuman mau mama!!" Sahut aza dengan perasaan kesal dan sedih yang bercampur aduk.
"Aza kamu nggak usah jadi kayak anak kecil lagi uhukk!! Dari sekarang kamu harus lebih dewasa uhukk uhukk!!" Sahut rania yang berusaha meyakinkan sang anak.
"Nggak!! Nggak mau!!"
Tiba tiba denyut nadi rania melemah, dan dada nya menjadi sakit, rania menekan dada nya yang sakit dengan air mata yang mengalir membasahi pipi nya.
"MAHHH!!" tariak aza yang panik
Rayen langsung berlari keluar ruangan untuk memanggil dokter, setelah beberapa menit rayen datang dengan di susul oleh dokter dan beberapa suster perempuan di belakang nya.
Dokter itu tampak sedang mengecek denyut nadi rania, lalu ia melepaskan seluruh alat medis yang melekat di tubuh rania.
"Maaf pak, istri anda sudah meninggal" ucap dokter itu dengan berat hati.
Mendengar itu aza dan aditi langsung menangis histeris, rayen juga ikut bersedih, namun ia tidak menangis.
Dokter dan suster itu keluar dari ruangan rania, sebelum itu salah satu dari mereka menutupi wajah rania dengan kain yang menyelimuti rania.
"MAMAAA!!
○○○○○
●Maaf ya baru up
●awas typo, maafin
●wajib follow kalau suka cerita nya
●Bintang nya woy jangan lupa
●KOMEN JUGA BIAR TAMBAH SEMANGAT
Temukan instagram saya di @naddXrf.23 okee🤗
Bantu follow yakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Renggang-[End]
Teen Fiction📌[Follow dulu, baru baca!] "Sekarang gue mau nanya!! Lo mau hubungan kita berhenti sampai di sini atau di terusin?" Tanya aza yang sudah lelah menghadapi kenyataan. "Za gue cinta sama lo!! Gue gamau putus sama lo" sahut rayen dengan penuh penekanan...