20. dua kali?

689 83 27
                                    

Aza menatap lekat gadis di depan nya dengan tatapan elang "berani berani nya lo auraa,.." kesal aza yang penuh dengan penekanan.

Saat aura hendak berbuat buruk kepada aza, ia melihat mobil sang ayah yang mulai memasuki gerbang rumah nya, secara tiba tiba aura mengarahkan kedua tangan aza agar seolah olah mendorong nya hingga tersungkur, dan entah di sengaja atau kebetulan saja, terdapat sebuah batu yang lumayan besar di dekat nya, hingga saat aura tersungkur ke lantai, kepala nya terbentur batu itu hingga mengeluarkan cairan kental berwarna merah pekat.

Jelas aza heran di buat nya, ia menatap tubuh aura yang tersungkur di lantai dengan tatapan aneh dan bingung "dia gila atau gimana sih?" Gumam aza.

"AURAAA!!"

Sepasang suami dan istri paruh baya berlari mendekati mereka dengan perasaan khawatir nan cemas. Aza melihat ke arah meraka berdua dan aura secara bergantian, sedetik kemudian ia menjadi sadar kalau ini semua hanya bagian dari rencana aura untuk membuat nya buruk di mata sang ayah.

Maya langsung berjongkok mendekati sang anak yang meringis kesakitan, lalu maya membantu aura untuk berdiri dan duduk di kursi yang ada di dekat mereka.

Sedangkan aditi sedari tadi hanya menatap sang anak dengan penuh kemurkaan dan emosi "KAMU SUDAH SANGAT KETERLALUAN AZAA" ucap aditi meneriaki sang anak yang hanya santai dengan tangan yang ia lipat di dada nya.

Aza menatap sang ayah dengan senyuman miring nya, lalu ia berjalan ke arah aura dengan santai. Aza menarik kerah baju aura hingga berdiri di samping nya "bagus juga akting lo,.. terima hadiah dari gue"

Plakkk!!

Satu tamparan yang cukup keras mendarat di wajah mulus aura, sang empu meringis kesakitan sambil memegangi wajah nya "Gimana hadiah nya? Bagus nggak?" Ucap aza lagi dengan senyuman miring nya.

Tentu saja sepasang suami istri itu di buat naik pitam oleh nya, maya bersiap untuk melayangkan tangan nya kepada aza, namun dengan sigap aura menahan nya "jangan sakitin kak aza ma,.. mungkin dia marah karena di sekolah tadi aura nggak sengaja manggil dia pake sebutan kakak, dan mungkin kak aza malu ma" jelas aura yang di yakini hanya kebohongan dan karangan semata.

"Liat itu!! Walaupun kamu sudah menampar nya, tapi dia tetap menghargai kamu sebagai kakak tiri nya,.. saya sudah sangat berusaha untuk menahan semua penghinaan kamu,.. ingat ya aza hanendra!! Sabar itu ada batas nya"

Aza sama sekali tidak mengubrisi setiap kata yang di ucapkan oleh maya, ia hanya menganggap itu seperti angin yang lewat, biarlah pikir nya.

Aditi mulai mendekati meraka, ia menghadap ke arah sang anak dengan tatapan bak elang yang mencari mangsa nya. Aza menatap aditi sekilas lalu membuang muka.

PLAKKK!!

sangat keras. Tamparan yang di berikan oleh aditi kepada aza sangat keras, bahkan suara nya sangat nyaring terdengar di telinga. Aza memegangi wajah nya lalu beralih menatap sang ayah yang menatap nya dengan penuh kemurkaan, wajah nya memerah karena tamparan itu, bahkan sudut bibir nya terdapat sedikit darah yang membuat mulut nya terasa amis.

"Hengg!! Dua kali,.. untuk yang kedua kali nya papa nampar aza,.. pa, ini sangat sakit,.. tapi lebih sakit lagi hati aku karena papa bertindak sebelum tau apa yang sebenar nya terjadi"

Air mata terus menerus mengalir membasahi wajah aza "perlu papa tau!! Aza sama sekali nggak dorong aura sampai terjatuh dan kepala nya membentur batu itu, dan aza nampar aura bukan karena aza kesal sama dia,.. tapi karena kepintaran dia dalam berakting dan dia juga berusaha merebut pacar aza dan dia juga udah-"

"Kak aza,.. kenapa kakak bilang begitu? kapan aura rebut kak rayen dari kakak, bukan nya kak rayen sendiri yang berlari ke arah aura saat aura pingsan" ucap aura yang memotong ucapan aza saat hendak menjelaskan.

"Apaa!! Kamu pingsan nak? Kok bisa?" Tanya maya dengan lembut sambil menggenggam hangat tangan aura "iya sayang,.. kamu kenapa?" Sahut aditi juga.

Aza dengan air mata nya memperhatikan keluarga bahagia yang ada dekat dengan nya "sayang,.. dulu panggilan itu hanya untuk aza,. Tapi sekarang,.." batin aza.

Aza yang merasa tidak di anggap langsung pergi meninggalkan tiga orang yang bahagia, sebelum itu ia mengambil tas nya yang berada di kursi.

Aura menatap kepergian aza dengan tatapan bahagia "ini baru permulaan aza hanendra,.. belum kisah nyata yang akan datang"

○○○○

typo bertebarann

WAJIBB FOLLOW KALAU SUKAA CERITA NYA

BINTANG NYA JANGAN SAMPAI KELUPAAN

KOMEN NYA JUGA DONGGG

Temukan instagram saya di @naddXrf.23 okee🤗

Bantu follow yakk

Renggang-[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang