30. sangat miris

804 90 30
                                    

Setiap orang bisa berubah.
Dan gue harus menerima nya -aza
                         
                            ~Renggang~

Jam pelajaran sedang berlangsung, kini aza duduk di samping bella, teman yang baru ia kenal sejak kemarin.

"Oke anak anak, sekarang kalian maju satu persatu secara bergantian, katakan apa cita cita dan impian kalian"

Satu demi satu siswa siswi itu maju saat nama nya di sebut. tidak menunggu lama, akhir nya nama aza di sebut oleh guru perempuan itu, aza perlahan maju dengan pikiran yang kosong.

Seluruh kelas menatap aza dengan malas, sebagian menghina nya, kecuali bella yang tersenyum menatap aza, rayen yang terus menerus memperhatikan gadis nya sedari tadi, dan aura yang menatap tak suka kepada aza.

"Aza, katakan apa impian kamu" pinta guru itu, hanya dia lah satu satu nya guru yang bersikap baik kepada nya, guru yang lain nya tak suka dengan aza sejak kecelakaan ratu tempo hari.

Aza menghadap tepat di depan teman teman kelas nya, ia tak menatap siapa pun, tatapan nya kosong.

"Impian gue cuman satu, untuk bahagia"

"Gue tau. Kalau mau menggapai impian itu harus siap dengan kegagalan"

"Awal cerita gue sangatlah bahagia, gue kira kebahagiaan itu akan selama nya ada di hidup gue, tapi ternyata itu sangat singkat"

Kata demi kata di ucapkan oleh aza dengan lancar, namun hati nya begitu sakit kala menceritakan kisah hidup nya yang begitu miris. Mata aza yang melihat entah kemana mulai berkaca kaca, ia menahan air mata nya agar tak jatuh.

"Gimana mau bahagia, lo nya aja pembunuh" timpal seorang siswi yang akhir akhir ini selalu membully aza.

"Diam siskaa!!" Sahut guru itu dengan tegas.

"Setiap orang bisa berubah, dan gue harus menerima nya" batin aza yang menyemangati diri sendiri.

Tiba tiba pandangan nya teralih kepada sesosok yang sangat ia rindukan kehadiran nya.

"Ratu" gumam aza dengan senyuman kecil yang terukir di bibir mungil nya.

Ratu yang berada di bagian paling belakang itu mengenakan pakaian serba putih, wajah nya sangat lah pucat. Ratu melambaikan tangan nya ke arah aza di sertai senyuman manis, lalu ratu mengepal kan tangan nya menyemangati aza.

Aza membalas nya dengan senyuman kecil nya "gue bakal terus semangat, ratu" batin nya.

"Baiklah, sekarang kamu boleh duduk, aza"

Aza berjalan dan kembali duduk di kursi nya, bella tersenyum kepada aza, tentu nya aza membalas senyuman itu, namun di balik senyuman itu terdapat rasa sakit yang mendalam.

"Kak aza percaya nggak kalau ada pelangi setelah hujan?" Tanya bella saat aza sudah duduk rapi di samping nya.

"Percaya"

"Nahh, seharusnya kak aza juga percaya ada kebahagiaan setelah perjuangan panjang" sambung nya dengan senyuman yang terukir di bibir nya.

Aza hanya mengangguk beberapa kali di sertai senyuman kecil nya, lalu ia mengalihkan wajah nya dari pandangan bella.

Tess!!

Secara tiba tiba, air mata mengalir begitu saja dari pelupuk mata aza, bella tak melihat nya, karena ia di buat sibuk oleh buku buku pelajaran.

"Tapi biasa nya saat hujan nya begitu deras, jarang ada pelangi setelah nya" batin aza sambil mengusap air mata nya pelan.

"Dan menurut gue, di hidup gue nggak akan lagi ada pelangi dan kebahagiaan, mungkin di akhir cerita gue bakal semakin menyedihkan" sambung nya lagi.

Renggang-[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang