25. bullying

740 88 20
                                    

"Kenapa gajadi? Tampar gue ayoo" pancing aura yang membuat aza mengepalkan tangan nya karena menahan emosi.

"Ini baru permulaan aza,.. bukan cerita yang sebenar nya!!" Sambung aura dengan penuh penekanan dan tatapan yang lekat nan sinis kepada aza.

Tiba tiba suara klakson motor mengagetkan mereka, aza yang mengenali suara itu langsung berlari kecil menuju asal suara itu.

Ia menyunggingkan senyuman bahagia saat melihat rayen yang duduk di atas motor nya.

"Rayen" gumam nya yang berlalu berjalan pelan menuju rayen, namun ia kalah cepat dari aura yang langsung berlari ke samping rayen.

"Ternyata kak rayen beneran jemput, rara kira kak rayen cuman bercanda aja kemarin" ucap aura dengan senyuman bahagia.

"Janji adalah hutang, kalau gue buat janji pasti bakal gue tepatin" balas rayen dengan nada yang lembut dan di balas senyuman manis serta anggukan antusiasis dari aura.

"Yukk jalan kak" seru aura yang langsung duduk di atas motor milik rayen dan ia juga memeluk rayen dengan sangat erat.

Rayen mengangguk lalu melajukan motor nya, sebelum itu aura berpaling menatap aza yang terdiam menatap kepergian aura dan rayen hingga hilang dari penglihatan nya.

"Haha!! Gue lupa kalau gue udah putus sama dia,.. tapi gue masih sangat mencintai nya. bertahan sakit, tapi di tinggalkan jauh lebih sakit " gumam aza yang berlalu berjalan kaki menuju sekolah nya.

Setelah setengah jam aza baru sampai di sekolah nya dengan sergam sekolah nya yang sedikit basah karena keringat "hufftt!! untung gue nggak telat" hela aza saat sudah memasuki gerbang sekolah nya.

Baru beberapa langkah aza memasuki area sekolahan, berbagai tatapan tidak suka dan hinaan tertuju kepada aza, bahkan beberapa guru juga bersikap seperti siswa siswi nya yang tidak suka dan benci kepada aza.

"Masih berani sekolah dia"

"Perasaan di sekolah kita nggak ada pelajaran tentang bunuh orang kan?"

"Iyaa, terlebih lagi kepada sahabat sendiri"

Aza berusaha menahan air mata nya yang akan jatuh, ia tidak salah bukan? Kenapa harus takut kepada kesalahan yang bukan ia perbuat.

"Tahan aza tahan. Gue yakin nanti bakal terbiasa dengan perlakuan ini"
Batin aza dalam hati yang berusaha menguatkan diri nya sendiri.

Sedangkan di sisi lain, rayen dan aura tengah duduk di kursi yang ada di taman dengan keadaan aura yang menangis tersedu sedu.

"Gue yakin rara pasti kuat" ucap rayen yang mencoba menenangkan gadis di depan nya.

"Ta-tapi rara kasian sama papa aditi, kak aza selalu marah marah nggak jelas sama papa hiks hiks"

"Bahkan kak aza pernah ngeracunin makanan rara, mama dan papa hiks" sambung nya lagi dengan isakan tangis yang tidak henti henti.

Rayen mengambil tangan aura lalu ia satukan dengan tangan nya di tengah antara mereka berdua "ra, lo tenang dulu yakk, apa aza benar benar melakukan itu semua?" Tanya rayen memastikan ucapan aura.

"'Hikss apa kak rayen nggak percaya sama rara? Untuk apa rara bohong sama kak rayen" balas nya mencoba meyakinkan rayen yang masih sedikit tidak percaya.

"Udah udah!! Kalau gitu gue beli'in rara minum dulu yak, tunggu sebentar disini" ucap rayen yang di balas anggukan beberapa kali oleh aura.

Rayen berjalan menyusuri koridor sekolah, tujuan utama nya adalah kantin. Saat di pertengahan perjalanan, rayen melihat banyak siswa siswi yang berkumpul mengelilingi seorang gadis, mereka melemparkan sampah kepada gadis itu yang entah mereka dapat dari mana.

"Pembunuh gak pantes sekolah di sini"

"Pergi lo dari sekolah ini!!"

"Lo pantas nya itu tinggal di penjara"

Berbagai cacian serta hinaan di lontarkan kepada gadis malang yang terpojok di dinding dengan pakaian yang sudah kotor dan tangisan yang tak henti henti nya.

"Gue bukan pembunuh, bukann hiks" lirih nya yang terus menerus di lempari berbagai buah serta sayur busuk dan juga kertas.

Rayen yang penasaran menghampiri mereka yang tak henti nya mencaci serta menista gadis itu. Secara perlahan rayen berusaha melihat siapakah orang yang mereka maksud itu, betapa kaget nya rayen saat melihat gadis malang itu ternyata adalah aza, gadis yang masih sangat ia cintai.

Rayen berlari menutupi tubuh aza agar tidak terkena hantaman sampah sampah itu lagi, aza yang sedari tadi menutup mata nya karena takut menjadi heran karena ia merasa tidak ada lagi benda apapun yang menghantam tubuh nya. Perlahan aza membuka mata nya, ia sangat kaget ketika melihat rayen di depan nya yang melindungi tubuh nya.

"Rr-rayen" gumam aza yang masih bisa di dengar oleh rayen.

Rayen mulai kesal karena para siswa siswi itu tak henti henti nya melempari sampah sampah kepada mereka "lo tenang dulu, gue bakal hadapin mereka" ucap rayen lembut yang mampu membuat perasaan aza sedikit tenang dari sebelum nya.

Dengan sigap, rayen langsung membalikkan tubuh nya menghadap orang orang yang terus melontarkan kata kata hinaan kepada aza.

"STOPPP!! UDAHH CUKUP!! kalian sudah sangat menyiksa aza"

Di sisi lain, aura menjadi kesal karena rayen tak kunjung datang, ia yang merasa bosan karena di buat menunggu lama menjadi tidak karuan.

"'Kok beli minum aja lama banget sih?" Ucap aura yang bertanya tanya sendiri.

"Mungkin antrian nya banyak kali ya? Atau dia ke toilet dulu?" Sambung nya yang terus menerus memikirkan alasan kenapa rayen tidak kunjung datang.

"'Apa jangan jangan... gak gak!! Gue harus susul dia nih"

Aura langsung berlari kecil untuk mencari keberadaan laki laki yang ia tunggu tunggu. Setelah beberapa menit mencari, pandangan aura teralih saar melihat banyak siswa siswi yang adu mulut dengan satu laki laki.

"Ngapain lo belain pembunuh itu?" Tanya salah satu siswi yang ada di sana dengan sedikit keras.

"Karena gue masih punya rasa kemanusiaan. bukan seperti kalian, dengan seenak nya kalian bully teman kalian sendiri" jawab nya dengan lantang dan tegas.

Aura mengenali suara itu, ia langsung berlari menerobos orang orang dan secara langsung melihat rayen dengan tatapan tak percaya "kenapa rayen masih bela'in aza? Apa jangan jangan dia masih cinta sama aza?" Batin aura yang menatap rayen lekat, rayen pun begitu.

"UDAHH BUBAR SEMUA NYA!!" teriak rayen lagi tanpa menatap orang orang itu, mereka langsung pergi dan menyisakan aza, aura dan rayen.

"Kak rayen, rara nunggu nya lama banget di taman. Kata nya mau beli minum aja, tapi kok lama banget?" Tanya aura.

Rayen menatap aura lekat, lalu menatap aza yang ada di samping "lo duluan aja ra, gue mau bicara bentar ama aza" balas rayen tanpa menjawab pertanyaan nya.

Jelas saja aura kesal, ia pergi meninggalkan rayen dan aza sambil menyumpah serapahi mereka berdua.

"Za, lo gapapa?"

○○○○

typo bertebarann

WAJIBB FOLLOW KALAU SUKAA CERITA NYA

BINTANG NYA JANGAN SAMPAI KELUPAAN

Temukan instagram saya di @naddXrf.23 okee🤗

Bantu follow yakk

Renggang-[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang