"Papa apa apa an sih pa!? Ini kamar aza!! Gak ada yang boleh tempatin ini selain aza sendiri" ucap aza dengan penuh penekanan.
Aditi mendekati sang anak yang berada di depan pintu, dan maya juga berjalan mendekati aza.
"Kamu tidur di kamar tamu, biarin aura tidur di manapun yang dia mau, termasuk di kamar ini!!" Tukas aditi dengan tegas.
"Kalian tidur berdua aja gimana?" Sahut maya yang melihat ke arah aza dan aura secara bergantian.
"Nggak!! Lebih baik gue tidur sama hantu dari pada sama anak pelakor ini" titah aza yang membuat sang ayah semakin emosi.
Tangan aditi hampir saja melayang tepat di wajah aza, namun maya menahan nya.
"Jangan pernah pake kekerasan kepada anak" sarkas maya yang mengingatkan.
Aza yang kesal langsung membereskan barang barang nya dan langsung pergi ke kamar tamu yang di maksud oleh ayah nya.
"Satu kali dayung, dua pulau terlampaui!! Gue bisa dapetin kamar ini dan juga cinta dari papa tiri gue" batin aura dengan smirk yang memperhatikan kepergian aza.
Di pagi hari, aura beserta aditi dan maya sedang sarapan dengan bercanda ria, namun saat aza melewati meja itu, sontak mereka langsung terdiam.
"Aza sayang!! Ayo makan nak" ucap aditi dengan tersenyum hangat kepada sang anak.
Aza tidak menghiraukan perkataan sang ayah, ia langsung berjalan kembali ke kamar nya.
Tidak berselang lama setelah kepergian aza, suara ketokan pintu mengagetkan mereka.
"Biar aura aja yang bukain" ucap aura yang langsung berlari kecil dan membukakan pintu.
Aura menjadi tercengang saat melihat rayen yang ada depan nya, ia terpukau atas ketampanan laki laki ini.
"Aza mana?" Tanya rayen dengan ketus dan menetap bingung gadis di depan nya.
"Apa!! Jadi dia cowok nya aza, tiba tiba gue suka sama dia, kalau gue suka berarti harus jadi milik gue" batin aura dengan tersenyum miring.
"Punya telinga gak sih?!" Kesal rayen karena pertanyaan nya tidak di jawab.
Aura tersadar dari lamunan nya "maaf!! Aza nya udah sekolah tadi" balas aura
"Ohh!!"
Setelah rassya mengucapkan nya, ia langsung ingin pergi, namun tangan nya di genggam oleh aura.
Rayen menatap ke arah tangan aura yang berada di tangan nya, kemudian rayen menghempaskan tangan gadis itu dengan kasar.
"Kenapa?"
"Emm!! Anterin aura sekolah yak, aura baru pindah ke sekolah aza" pinta aura dengan wajah memelas
"Gunain supir itu" ketus rayen yang melihat sekilas ke arah supir yang berada tidak jauh dengan mereka.
"Tapi supir nya mau anter papa aditi kerja" sahut aura yang sontak membuat lawan bicara nya kaget.
"Apa lo bilang? Papa aditi?" Tanya rayen yang memastikan
"Iya, papa aditi!! Kenapa?" Tanya aura dengan perasaan bingung
Rayen terlihat berpikir, beberapa saat setelah nya, ia tau kalau aditi menikah lagi dengan ibu aura.
"Sekolah nya bareng aura yakk!!" Mohon aura yang hanya di balas anggukan oleh rayen.
Aura langsung berlari masuk kedalam rumah untuk mengambil tas nya dan menyalimi maya dan aditi secara bergantian, lalu ia keluar menemui rayen.
"Yuk berangkat!!" Sorak aura dengan senang.
Setelah rayen mulai menjauh dari rumah itu, aza keluar dan duduk di kursi yang ada di depan rumah nya.
Setelah setengah jam menunggu, aza tidak melihat kedatangan rayen, bahkan batang hidung nya tidak terlihat.
"Sialan!! Gue aja ragu ragu nungguin dia, ternyata bener kan dia gak dateng" gumam aza yang kesal
Lalu aza berjalan mendekati supir pribadi ibu nya dan meminta di antarkan ke sekolah.
Di sisi lain, maya dan aditi sedang berada di ruang keluarga sambil bercanda ria.
"Kamu nggak mau belanja ke mall gitu sayang?" Tanya aditi yang berada di samping maya.
"Nggak ah pa!! Mama kan gak bisa bawa mobil, kalau naik taksi kan ribet" balas maya tanpa mengalihkan pandangan nya dari telivisi yang ada di depan mereka.
Aditi menatap lekat sang istri dengan tersenyum hangat, lalu ia meletakkan tangan nya di pundak maya.
"Kan ada supir!! Kamu bawa aja supir pribadi nya rania" usul aditi
Maya mengernyitkan dahi nya lalu melepaskan tangan aditi yang berada di pundak nya.
"Aza gabakal biarin aku buat pakai apa pun yang bersangkutan dengan ibu nya" sahut maya dengan lesu
"Ibu aza adalah sahabat baik mu!! Bukan nya rania sendiri yang meminta mu untuk menikah dengan ku?"
"Iyaa!!"
Kini aza telah sampai di sekolah nya, saat berjalan menuju kelas nya, ia melihat rayen yang duduk di kantin dengan seorang perempuan.
"Lagi?" Gumam nya memperhatikan rayen dari jauh.
Ia berlari kecil ke arah rayen, lalu melihat ke arah perempuan yang bersama rayen.
"Aura!! Lo ngapain sama pacar gue?" Tanya aza yang di penuhi rasa emosi.
Aura tersenyum smirk, lalu berdiri menghadap aza dengan santai, rayen pun juga ikut berdiri di tengah tengah mereka.
"Pacar? Rayen sendiri yang bilang kalau di gak punya pacar!!" Balas aura dengan penuh penekanan.
Jelas rayen kaget, kapan dia bilang kalau dia tidak memiliki pacar?, dan aza hampir ingin menangis, namun ia berusaha menahan nya.
Aza berjalan mendekati rayen "Ohh!! Jadi lo gak punya pacar yaa?" Tanya aza yang berpura pura santai.
"Azaa!! Dia-"
○○○○○
●typo bertebarann
●WAJIBB FOLLOW KALAU SUKAA CERITA NYA
●BINTANG NYA JANGAN SAMPAI KELUPAAN
●KOMEN JUGA BRAYY
Temukan instagram saya di @naddXrf.23 okee🤗
Bantu follow yakk
KAMU SEDANG MEMBACA
Renggang-[End]
Teen Fiction📌[Follow dulu, baru baca!] "Sekarang gue mau nanya!! Lo mau hubungan kita berhenti sampai di sini atau di terusin?" Tanya aza yang sudah lelah menghadapi kenyataan. "Za gue cinta sama lo!! Gue gamau putus sama lo" sahut rayen dengan penuh penekanan...