BAB 7: NEW LIFE

5.2K 528 29
                                    

~ Happy Reading ~

UN-EDITED



Kemarin hari Sabtu, hari dimana Jeffrey dan Rosie resmi menjadi sepasang pengantin baru. Dan sekarang hari Minggu, hari yang akan dilalui oleh pasutri itu untuk beristirahat seharian penuh.

Rencananya memang begitu tapi sejak tadi pagi Rosie mendadak mengalami mual hebat sampai mengharuskannya bolak-balik ke kamar mandi untuk muntah.

Jeffrey sebagai seorang suami tentu tidak tinggal diam melihat istrinya kepayahan karena morning sickness yang dialaminya.

"Huek.." Rosie kembali memuntahkan isi perutnya yang hanya berisi cairan. Wajahnya sudah pucat pasi dengan keringat dingin dimana-mana.

Di sampingnya Jeffrey dengan telaten memijat tengkuk sang istri untuk membantunya meringankan rasa mual.

"Ke dokter lagi aja ya? Lo kelihatannya parah gini." ujar Jeffrey.

Rosie menggeleng lemah. Dia mengusap mulutnya dengan air mengalir. "Nggak mau. Bau rumah sakit nggak enak banget, bikin mual."

Rosie berdiri dari jongkoknya dan mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami. "Jeff, gendong. Badan gue lemes banget."

Jeffrey mengangkat tubuh seringan bulu milik istrinya lalu membawanya kembali ke ranjang. Di rebahkan nya tubuh Rosie lalu ia tarik selimut sampai menutupi setengah tubuh istrinya.

"Tidur lagi aja, biar mual nya mendingan. Atau mau gue bikinin teh anget?"

Rosie menggeleng, gadis itu malah menarik ujung baju Jeffrey dan memberi isyarat kepada lelaki itu untuk ikut berbaring disampingnya.

"Kenapa?" tanya Jeffrey setelah membaringkan tubuhnya disamping Rosie.

"Gue sebenernya capek ngerasain mual kayak gini. Kadang kalau lagi parah bisa sampai bikin sesak nafas. Ulu hati gue kayak di tekan gitu." ucap Rosie mengeluarkan keluh kesahnya.

Jeffrey diam bukan karena dia tidak peduli. Tapi karena dia pun tidak tahu apa yang semestinya dia lakukan untuk membantu istrinya yang tengah mengalami gejala hamil muda.

"Udah tanya tante? Kali aja lo bisa dapat saran untuk nyembuhin mual lo."

Rosie mengangguk. Dia merapatkan tubuhnya ke tubuh kekar sang suami. Wangi tubuh Jeffrey itu obat mujarab saat ia sedang butuh kenyamanan.

"Kata tante Jessica itu hal yang wajar dialami ibu hamil muda. Malah dia bilang waktu hamil dulu dia ngalamin mual yang lebih parah dari gue sampai masuk rumah sakit segala. Serem banget, Jeff."

Jeffrey memeluk pinggang istrinya lalu mengusap punggungnya untuk menenangkan sang istri. "Kalau memang begitu ya berarti mual dan muntah wajar lo alami karena usia kandungannya kan masih muda banget."

"Tapi capek, Jeff. Tiap malam kalau nggak demam pasti perutnya kram. Pagi nya kalau nggak muntah pasti hilang nafsu makan. Gue juga takut dedek nya sakit lagi."

"Iya emang capek tapi namanya juga lagi hamil pasti harus ada perjuangannya. Lo nggak sendiri kok, Ci. Kalau kesusahan jangan di pendam sendiri, gue wajib tau masalah istri."

Rosie mengangguk. Dia menempelkan dahi nya di ceruk leher Jeffrey. "Lo sayang sama dedek nya ya, Jeff? Kayaknya lo yang lebih excited pas tau gue hamil daripada gue sendiri. Bahkan lo sampai marah pas gue bilang mau gugurin si dedek."

"Percaya deh, Ci. Jadi anak yang nggak di harapkan orang tua nya tuh rasa sakit dan kecewa nya nggak tertandingi. Si dedek hadir aja bukan karena kemauan dia sendiri, tapi karena kita yang buat. Terus kalau tiba-tiba kita bunuh dia sebelum dia tau dunia apa bukan psikopat namanya. Dia nggak pernah minta di lahirin ke dunia, dia juga bukan makhluk berdosa. Nggak pantas kita bunuh dia yang nggak tau apa-apa masalah orang tua nya. Gue cuma nggak mau anak gue ngerasain penyesalan karena lahir dari orang tua brengsek." ujar Jeffrey membuat Rosie bungkam.

[1] YOUNG PARENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang