BAB 49: THE FINAL CHAPTER

1.6K 180 45
                                    

[ Happy Reading ]









Begitu surat pengunduran diri Jeffrey keluar, lelaki itu buru-buru berpamitan dengan rekan-rekan kerjanya di kantor. Selama kurang lebih 2,5 tahun Jeffrey bekerja disana dengan suka dan duka.

Banyak yang terkejut dengan keputusan Jeffrey yang menurut mereka terlalu mendadak. Banyak juga karyawan wanita yang mengeluhkan pengunduran dirinya secara terang-terangan. Selama bekerja disini entah sudah berapa banyak karyawan wanita yang menggilai paras tampan suami Rosie itu.

Bahkan saat pulang dari kantor di hari terakhirnya bekerja, Jeffrey mendapatkan banyak sekali hadiah dari rekan kerja serta karyawan wanita yang mengidolakan nya. Sebagai bentuk perpisahan dan rasa terimakasih Jeffrey mengajak beberapa rekan kerjanya untuk makan malam bersama.

Dan malam ini semua orang di sekelilingnya sedang mencurahkan isi hati karena tak terima dengan pengunduran diri Jeffrey yang terlalu mendadak bagi mereka.

"Pak Jeffrey mengundurkan diri bukan karena beberapa waktu lalu habis dapat teguran keras dari pak manager, kan?"

Jeffrey menggeleng sambil mengunyah sate ayam yang dia pesan. "Bukan kok. Saya memang ada rencana mengundurkan diri karena harus pindah ke Jakarta."

"Tapi kenapa mendadak banget, Jeff? Bahkan kamu kerja juga belum ada 3 tahun loh. Kalau kamu bertahan sampai tahun ke-lima, bonus 5 juta bakal langsung cair dan kamu bisa dapat voucher diskon belanja dari kantor."

"Saya udah dapat pekerjaan lain di Jakarta. Kebetulan perusahaan mertua saya butuh karyawan, jadi saya di minta magang sementara di sana."

"Cuma magang? Kenapa kamu relain pekerjaan kamu disini cuma karena magang di perusahaan mertua kamu? Jangan-jangan mertua kamu yang maksa kamu jadi karyawannya ya? Terus nanti kamu bakal jadi karyawan magang selamanya."

"Aduh, bukan begitu maksudnya, bu Eni. Saya magang sementara di perusahaan mertua saya sambil belajar bisnis sebelum saya ambil alih perusahaan punya papah saya."

Setelah mendengar penjelasan Jeffrey barusan semua rekan kerjanya langsung heboh. Mereka tidak tahu kalau Jeffrey dapat warisan yang cukup besar.

"Perusahaan apa emangnya, Jeff?"

"Bukan perusahaan besar kok, pak Sandi."

"Kasih tau boleh dong, pak Jeffrey. Kali aja suatu saat nanti perusahaan kita sama perusahaan kamu bisa jalin kerja sama."

Dengan senyum canggung Jeffrey menjawab. "Cuma perusahaan biasa kok. Nama perusahaannya Athanasius Tractors United."

Kegaduhan mulai terjadi kembali setelah mendengar jawaban Jeffrey barusan. Bahkan sudah banyak yang heboh sambil bertepuk tangan sampai membuat Jeffrey kebingungan.

"I-itu kan perusahaan besar di Jakarta. Buat masuk kesana aja butuh seleksi karyawan yang benar-benar ketat. Kamu bakal jadi bos disana, pak Jeffrey?"

"Oh! Bukan, itu perusahaan punya mertua saya. Nanti saya bakal magang sementara disana sambil belajar bisnis."

"Mertua? Jadi selama ini kamu jadi menantunya konglomerat ya, Jeff? Terus kenapa kamu mau kerja jadi karyawan biasa disini?"

"Haha.. Mertua saya pasti bakal membantah kalau dengar kata-kata konglomerat. Saya pindah ke Bandung karena memang punya rencana hidup mandiri bareng istri. Tapi ternyata papah saya pensiun dini dan kasih semua saham perusahaannya ke saya. Jadi mau nggak mau saya harus pindah lagi ke Jakarta."

"Aduh, saya jadi merasa rendah banget nih sekarang walaupun jabatan saya di kantor jauh di atas kamu, Jeff."

"Saya juga nggak mengira kalau bakal di suruh pegang perusahaan besar."

[1] YOUNG PARENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang