~Happy Reading~
Vote dan komen guysJeffrey dan Rosie benar-benar baru sarapan saat jam menunjukkan sebelas siang. Perut yang sudah berbunyi sejak semalam terus-terusan di interupsi oleh kegiatan mereka yang selalu menggoda untuk dilanjutkan.
Rosie memasang wajah jutek. Dan dia sama sekali tidak mau terlibat obrolan apapun dengan suaminya. Jeffrey lagi-lagi melanggar janjinya. Seharusnya mereka bisa sarapan lebih awal kalau bukan karena lelaki itu meminta lebih dan lebih.
Jeffrey sadar dia salah. Tapi dia tidak bisa berbohong kalau menikmati waktu berdua dengan Rosie merupakan hal yang sangat membuatnya merasa hangat dan nyaman. Seolah ada magnet yang mempersempit jarak mereka.
"Masih marah? Kan udah di gofood-in makanan." tanya Jeffrey mencoba merayu istrinya.
Namun Rosie masih enggan memperdulikan Jeffrey. Biar saja suaminya itu intropeksi diri.
"Iya deh lain kali nggak akan kayak gitu lagi. Tadi tuh susah banget mau berhenti nya, sayang."
Drttt.. drtt
Ponsel Jeffrey yang bergetar menginterupsi suasana diantara Jeffrey dan Rosie. Lelaki itu langsung mengambil ponselnya dan melihat caller id di layar ponselnya.
Raut wajah Jeffrey langsung berubah keras seketika dan Rosie bisa menangkap itu semua. Perempuan itu mulai penasaran. Kira-kira siapa orang yang menghubungi Jeffrey itu sampai membuat wajah suaminya mendadak berubah seram.
"Siapa yang telepon, Jeff? Kok nggak di angkat?" tanya Rosie. Jeffrey menggeleng. Lelaki itu mendadak menjadi pendiam dan menyembunyikan ponselnya.
Namun dering ponsel terus berbunyi sampai berkali-kali. Jeffrey mengumpat kesal dan kembali mematikan panggilan tersebut. Wajahnya semakin memperlihatkan kekesalan.
"You okay, sayang? Siapa sih yang telepon sampai kamu kesel kayak gini?" Rosie kembali bertanya.
Jeffrey menghela nafasnya. Ditatapnya wajah istrinya yang sedang meminta jawaban darinya. "Angeline sama papah tiba-tiba teleponin aku terus. Padahal mereka nggak pernah ingat sama aku sebelumnya. Ini pasti karena ulah Angeline kemarin deh. Tuh orang emang nggak jelas banget, bikin kesel aja."
Rosie mengusap bahu suaminyaㅡmencoba menyalurkan ketenangan untuk lelaki itu. "Kenapa nggak kamu angkat dulu. Kali aja ada yang mau mereka omongin sama kamu."
"Ci, mereka selama ini nggak pernah anggap aku. Kehadiran ku cuma aib doang bagi mereka. Dan sekarang tiba-tiba mereka rebutan teleponin aku. Pasti ada maunya aja mereka kayak gitu."
"Kamu kan udah lama nggak ketemu mereka, mungkin emang benar ada yang mau mereka omongin. Kak Angeline juga udah tau keadaan kita dan papah kamu mau ketemu kita pasti ada alasannya, Jeff."
"Nggak. Aku nggak mau ketemu mereka. Setiap aku ketemu mereka pasti cuma dijadiin ajang penghinaan buat aku sama mama ku."
"Iya aku paham perasaan kamu. Tapi dia tetap papah kamu, Jeff. Dan aku sebagai istri kamu wajib memperkenalkan diri ke mereka. Kalau kamu khawatir mereka jahatin kamu biar aku yang bela betapa baiknya seorang Jeffrey Gavin Mahesa. Aku ada di pihak kamu kok." ujar Rosie dengan semangat yang membara.
Jeffrey tersenyum geli melihat tingkah istrinya ini. "Beberapa menit yang lalu kayaknya kamu masih badmood sama aku deh. Kok sekarang semangat banget mau jadi supporter aku."
Rosie mendengus sebal. "Aku lagi serius, kamu nya malah bercanda."
Jeffrey menarik tubuh Rosie kedalam pelukannya. "Aku sayang banget sama kamu, Roseanne. Sayang.. sayang.. sayang banget pokoknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] YOUNG PARENTS
Romance[18+] Masih muda tapi sudah mau jadi orang tua. Jangankan kerja, ijazah saja belum punya. Prom night dan alkohol adalah kombinasi menyesatkan dan awal terciptanya sejarah baru bagi muda-mudi yang di paksa untuk menapaki kehidupan baru yang jauh leb...