Sebelum baca ada baiknya berdoa dulu untuk persiapan hati.
Warning! Banyak kata umpatan yang cukup kasar.
Jangan lupa puter playlist galau kalian masing-masing.
Dan harus janji untuk nggak nangis. Soalnya chapter ini kemungkinan bakal lebih dari yang kemaren.
Part kali ini lumayan panjang dari yang sebelumnya. Siapin cemilan nya bestie~~
~ Happy Reading ~
Pagi-pagi sekali Jeffrey sudah bangun, bahkan sebelum istrinya bangun dia sudah rapi dengan pakaian yang cukup formal.
Mengingat tentang informasi dari kakak iparnya yang mengatakan kalau hari ini papi dan mami Rosie tiba di Jakarta. Jadi sejak semalam Jeffrey sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sangat banyak sekali persiapan yang dia lakukan untuk menghadapi calon mertua nya nanti.
Calon mertua?
Ya. Jeffrey mengiranya begitu. Karena dia masih belum mendapat restu dari orang tua Rosie walaupun dia sudah resmi menikahi perempuan itu.
Berbagai macam kebimbangan dan kegelisahan juga selalu mengancam ketenangannya. Jantungnya berdegup tak karuan, dan nafasnya terasa agak sesak. Bahkan tak ayal beberapa kali Jeffrey tidak mampu menutupi ketakutannya.
Air mata jatuh dari pelupuk matanya, lalu dia hapus. Jatuh lagi, lalu dia hapus lagi. Selalu seperti itu semalam suntuk.
Rosie tidak akan pernah tahu seburuk apa keadaan suaminya saat ini. Bahkan hanya untuk bernafas saja terasa sulit. Rosie juga masih tidak tahu tentang orang tua nya dan tentang rencana yang sudah di persiapkan oleh suaminya.
Dia menjadi pihak yang tidak tahu tentang masa depan yang mungkin akan melenceng dari perkiraannya.
"Sayang, mau minum kopi?" tanya Rosie menyadarkan lamunan suaminya. Jeffrey hanya menggeleng tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Ini yang kesekian kalinya Rosie mengajak suaminya mengobrol tapi respon Jeffrey tidak memuaskan. Suaminya itu nampak lebih sering melamun dan hanya diam saja dari tadi. Tidak seperti Jeffrey biasanya.
"Ada masalah apa? Mau cerita nggak sama aku?" Rosie duduk di samping suaminya dan berusaha menenangkan sang suami.
"Nggak ada. Emangnya kenapa?" Jeffrey balik bertanya. Suara nya yang berat terengar serak dan parau.
"Aku perhatiin dari kemaren kamu diam aja. Kayak lagi banyak pikiran."
Jeffrey menarik nafasnya dalam-dalam lalu dia hembuskan keluar. "Nggak tau kenapa tapi semakin waktu berjalan aku jadi nambah sayang sama kamu."
Wajah Rosie merona mendengarnya. Dia tidak sadar kalau dibalik ucapan suaminya barusan tersimpan banyak makna. "Kamu clingy banget deh."
Jeffrey tersenyum tipis. Dia menoleh ke arah istrinya, "kamu bahagia nggak sama aku?" tanya nya.
"Tuh kan nanyain itu lagi. Mau dijawab berapa kali coba? Aku kan udah bilang kalau aku bahagia sama kamu." dengusnya.
"Apa yang bikin kamu bahagia sama aku?"
"Banyak Jeffrey."
"Bisa kasih tau aku satu hal terbesar kenapa kamu bahagia sama aku?"
Rosie mengerutkan dahi nya, bingung. Jeffrey jarang mellow seperti ini. Dia menatap lekat ke arah suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] YOUNG PARENTS
Romance[18+] Masih muda tapi sudah mau jadi orang tua. Jangankan kerja, ijazah saja belum punya. Prom night dan alkohol adalah kombinasi menyesatkan dan awal terciptanya sejarah baru bagi muda-mudi yang di paksa untuk menapaki kehidupan baru yang jauh leb...