~ Happy Reading ~
Komen dan vote ya guysss
Rosie yang masih tidak paham apa-apa mencoba menganalisis dari kejadian yang barusan terjadi. Dia ingin bertanya ke Jeffrey tapi melihat betapa seram nya muka Jeffrey sekarang dia jadi tidak berani.
"Sorry, gue benar-benar udah ngehancurin rencana lo. Nanti gue gojekin aja ya gudeg nya." kata Jeffrey tanpa melirik ke arah Rosie. Dia memilih sibuk menyetir.
"Lo tau kan kalau gue butuh penjelasan dari masalah tadi." kata Rosie.
Jeffrey menyugar rambutnya ke belakang. Terlihat sekali gurat sedih, marah dan lelah mendominasi di wajah tampan Jeffrey.
"Nanti gue jelasin. Tapi sekarang biarin gue tenangin diri dulu ya."
Rosie mengusap sisi wajah suaminyaㅡbermaksud untuk memberi ketenangan untuk suaminya ini. "Hey listen. Gue disini sebagai istri lo bukan cuma mau senang nya aja. Ingat ya Jeff sama janji kita ke Tuhan waktu pemberkatan. Dalam keadaan susah atau senang, sehat atau sakit, saat diberi kelimpahan atau kekurangan, kita harus hadapi itu berdua. Jadi jangan mikir kalau masalah lo itu cuma lo doang yang bisa selesaikan. You have me. Don't forget it."
Jeffrey memejamkan mata nya sekilas. Dia menghela nafas lelah nya lalu tersenyum. Dia melirik ke arah Rosie lalu mengenggam tangan istrinya yang masih ada di wajahnya.
"Thank you, Rosie."
Begitu sampai hotel suasana masih hening. Baik Jeffrey dan Rosie sama-sama belum ada yang memulai pembicaraan. Padahal seharusnya mereka tengah membicarakan masalah tadi.
Rosie sudah geregetan ingin bertanya. Tapi melihat keadaan Jeffrey yang hanya diam bak patung malah membuatnya ragu.
Masalah barusan pasti bukan masalah kaleng-kaleng. Pasalnya Angeline sempat membahas tentang keluarga. Dan Rosie yakin kalau suaminya itu tengah berpikir keras untuk menenangkan dirinya sendiri.
"Jeff, tidur aja yuk. Dipikirin besok lagi aja gapapa kok." kata Rosie mencoba membujuk suaminya.
Jeffrey masih bungkam. Kepalanya tertunduk dan seolah tidak ada keinginan untuk menatap istrinya.
"Remember, I'm always there for you. And will always be by your side." ucap Rosie sambil mengusap bahu Jeffrey.
Dan lelaki itu masih juga betah dengan kebungkaman-nya. Jiwanya seakan sudah pergi menjauhi tubuhnya. Perasaan yang berkecamuk membuat sisi lemah nya muncul ke permukaan.
Rosie tidak tega. Dia ingin dilibatkan dalam masalah suaminya. Tapi dia tidak tahu bagaimana harus memulai. Masalah seperti ini tidak pernah terjadi dalam hidupnya.
Masalah keluarga memang bukan masalah sepele yang bisa diselesaikan semudah membalikkan telapak tangan. Rosie memang besar tanpa kehadiran orang tuanya, tapi dia tidak pernah merasa gejolak permasalahan dalam keluarga besarnya.
Papi dan Mami sama-sama super sibuk dengan urusan bisnis. Tapi mereka masih memberikan perhatian untuknya. Terlebih dia memiliki seorang kakak laki-laki yang walaupun sangat amat menyebalkan, tapi Ceye jelas sangat menyayanginya.
Lalu bagaimana dengan Jeffrey?
Rosie tidak pernah tahu dimana orang tua Jeffrey. Dia juga tidak tahu apa Jeffrey punya saudara kandung atau tidak. Satu-satunya keluarga Jeffrey yang Rosie tahu hanya om Darwin dan tante Jessica.
Dan Rosie benar-benar baru menyadari kalau suaminya itu belum sepenuhnya terbuka padanya. Jeffrey menyimpan rahasia yang sepertinya sangat serius, sampai istrinya sendiri pun tidak berhak untuk mengetahuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] YOUNG PARENTS
Romance[18+] Masih muda tapi sudah mau jadi orang tua. Jangankan kerja, ijazah saja belum punya. Prom night dan alkohol adalah kombinasi menyesatkan dan awal terciptanya sejarah baru bagi muda-mudi yang di paksa untuk menapaki kehidupan baru yang jauh leb...