BAB 26: AWAL DARI HIDUP BARU

3.6K 443 166
                                    

Update setelah berabad-abad. Ada yang masih setia menunggu?

Oke guys..
Kali ini sedih-sedihan nya nggak miris kayak kemarin ya 😁

~ Happy Reading ~




Tiga hari setelah kepulangan Jeffrey dari rumah sakit setelah dirinya dinyatakan pulih 99% oleh Dokter, kini lelaki itu tengah menikmati pagi hari dengan secangkir kopi buatan sang istri.

Suasana terasa damai, tapi tidak untuk perasaannya. Lusa mereka akan resmi pindah ke Bandung. Tapi sampai saat ini masalah yang dihadapi belum juga mendapat jalan keluar.

Rosie yang melihat suaminya jadi lebih sering melamun pun tentu saja merasa ikut terbebani. Apalagi mengingat tabiat Jeffrey yang lebih suka memendam masalah sendirian.

Sudah berbagai macam cara mereka cari untuk menemukan jalan keluar paling tepat. Namun tetap saja dari semua cara, hampir semuanya tidak berjalan dengan lancar.

"Gimana? Jadi mau ke sekolah buat ngurus surat kelulusan kita?" tanya Rosie yang sukses menarik perhatian suaminya.

"Jadi. Tapi sebelumnya aku mau ke bank dulu ngurus rekening aku yang lama, biar pas udah pindah nanti nggak repot ngurus sana-sini."

"Aku ikut ya."

Jeffrey menoleh ke arah istrinya, "dirumah aja. Aku nggak akan lama kok."

"Aku mau pamitan ke temen-temen. Kan setelah pindah nanti aku udah nggak bisa ketemu mereka lagi." kata Rosie dengan nada sendu.

"Maaf sayang, bukannya aku melarang, tapi aku masih nggak percaya diri bisa ngejagain kamu dari musibah. Kemaren aja aku gagal dan malah bikin kamu terlibat ke masalah restu orang tua kamu."

Rosie mendengus sebal melihat suaminya kembali dilanda kecemasan.

"Jeff, percaya sama diri sendiri itu bukan hal yang buruk. Aku aja bisa percaya sama kamu, masa kamu masih meragukan diri kamu sendiri sih. Anak kita juga pasti percaya sama ayahnya setelah apa yang udah kamu lakukan sampai detik ini."

Jeffrey menghela nafas panjang. "Aku masih takut gagal. Takut nggak bisa jagain kamu dan anak kita. Takut kalau kedepannya nggak akan berjalan sesuai rencana."

Rosie menggenggam tangan suaminya untuk memberikan ketenangan. "Takut nya sebentar aja ya. Percaya deh sama aku, sesulit apapun masalah yang akan kita hadapi nanti, kamu dan aku pasti bisa melaluinya bersama-sama. Aku jadi istri kamu bukan mau ngerasain enaknya aja, Jeff. Walaupun kalau harus memilih, aku lebih milih hidup aman dan tentram sama kamu. Tapi it's okay, selagi kita saling percaya dan komitmen, semuanya pasti dilancarkan."

Jeffrey kembali menghela nafasnya. Ucapan istrinya barusan sedikit membantu meredakan kegelisahannya.

"Maaf, udah bawa kamu ke masalah rumit kayak gini. Kalau aja waktu itu aku bisa nahan diri, mungkin sekarang kita bisa lanjutin hidup sesuai rencana masing-masing. Kamu jadi nggak perlu tau masalah aku, dan kamu jadi nggak harus berantem sama orang tua kamu. Maaf ya sayang, aku udah buat hidup kamu susah dan mungkin selanjutnya aku bakal bikin hidup kamu tambah susah."

Rosie mengusap wajah tampan suaminya yang kelihatan sendu. "Jeff, bisa nggak kamu berhenti minta maaf tentang itu? Apa yang terjadi sama kita sekarang memang bukan kemauan kita. Tapi kamu pernah mikir nggak kalau mungkin aja ini cara Tuhan menyatukan kita. Walau caranya salah, tapi Tuhan mau kita jadikan kesalahan itu sebagai pelajaran. Biar kedepannya kita semakin hati-hati dalam bertindak. Ambil positifnya aja, sayang. Kamu jangan mikir negatifnya doang."

[1] YOUNG PARENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang