BAB 22: MINA

2.9K 416 64
                                    

Happy reading all

No edited. Sorry kalau ada typo.


Semenjak hari itu Jeffrey dan Rosie memutuskan untuk tidak berangkat ke sekolah lagi. Mereka juga memutus kontak sementara dengan teman-teman mereka.

Untung saja ujian kelulusan dan segala macam tentang kelulusan sudah selesai di urus. Mereka harus mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Om Darwin dan Tante Jessica karena sudah banyak membantu mereka sejauh ini.

Keputusan pindah rumah sudah ditetapkan. Rencananya dua minggu kedepan mereka akan resmi pindah ke Bandung.

Jeffrey sudah mendapat rumah yang lumayan bagus dan nyaman disana. Dan dia juga sudah memutuskan akan kuliah dimana selama disana. Pekerjaan juga sudah di urus oleh Om Darwin, walaupun hanya sementara.

Sebenarnya Ceye juga sudah menawarkan pekerjaan di Bali, tapi Jeffrey agak ragu kalau harus tinggal dan menetap di tempat yang cukup jauh.

Yang belum terpikirkan adalah bagaimana kehidupan Rosie selanjutnya setelah pindah nanti.

Dia memang sudah memikirkan tentang kedepannya, tapi rata-rata yang dia pikirkan hanya seputar tentang rumah tangga dan calon buah hati mereka yang enam bulan lagi akan segera lahir ke dunia.

Selebihnya dia belum punya rencana yang pasti tentang melanjutkan pendidikan atau mau langsung bekerja. Pikirannya sedang tidak bisa berpikir banyak, jadi Jeffrey menyuruhnya jangan terlalu banyak pikiran.

"Jeff, aku bosen deh di rumah terus. Boleh ketemu temen-temen nggak?" tanya Rosie.

Jeffrey yang sedang sibuk dengan berkas-berkas penting tentang kepindahan mereka pun langsung menoleh ke arah istrinya itu. "Nanti sore kita jalan-jalan ya, sayang."

"Aku mau ketemu Mina sama Lisa, Jeff. Kayaknya udah saatnya mereka tau tentang hubungan kita."

Jeffrey menghela nafasnya. Dia tidak lagi fokus dengan berkas-berkas penting itu. Dia berjalan mendekati istrinya yang sedang duduk bersandar di ranjang.

"Iya aku paham kok kamu pengen ketemu mereka. Tapi untuk sekarang jangan dulu ya. Kita nggak tau apa yang mereka pikirin tentang kamu kalau tau hubungan kita."

"Mina sama Lisa pasti ngerti kok sama hubungan kita. Kan kamu juga udah klarifikasi tentang hubungan kita. Jadi kayaknya mereka pasti bisa nerima keadaan aku."

Jeffrey menatap lekat kedalam bola mata istrinya. "Sabar ya, Ci. Aku selesaikan dulu urusan kita biar nanti nggak ke tunda-tunda lagi. Baru setelah itu kamu boleh ketemu sama temen-temen kamu."

"Kenapa sih, Jeff? Kamu kurang percaya sama aku? Sama temen-temen aku?" nada suara Rosie sedikit meninggi.

"Bukan kurang percaya sama kamu atau temen-temen kamu. Tapi aku kurang percaya sama diri aku sendiri, Ci. Kira-kira langkah yang aku ambil ini bener atau nggak? Keputusan yang aku ambil ini baik atau malah buruk." ucap Jeffrey dengan tatapan serius.

"Aku disini sekarang bukan jadi orang asing lagi untuk kamu. Aku suami kamu. Aku orang yang bertanggung jawab sama kehidupan dan kebahagiaan kamu. Aku ngambil kamu dari orang tua kamu tanpa restu mereka. Dan sekarang aku lagi berhati-hati dalam bertindak, takut nanti bikin kamu kecewa. Bikin kamu sedih, dan bikin kamu nggak layak sebagai seorang istri. Tolong, sabar sedikit lagi. Kita masih harus berjuang untuk kedepannya. Dan aku lagi mengusahakan supaya istriku nanti nggak hidup menderita sama aku."

"Bukannya aku nggak mengizinkan kamu ketemu sama temen-temen kamu, Ci. Tapi aku khawatir keadaan kamu drop lagi. Kita nggak tau mereka masih ada di pihak kita atau nggak. Aku cuma mau mengantisipasi hal-hal nggak baik buat keadaan kamu."

[1] YOUNG PARENTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang