19.

94 55 93
                                    

´꒳'Happy reading∘˚˳°

✿Enjoy・▽・

Usi memutuskan untuk pulang bersama Dino, sedangkan Dhea memutuskan pulang naik angkot saja.

Saat di atas motor, Usi merasa ada yang aneh dari Dino, biasanya ia akan bertanya, paling tidak memegang tangan Usi. Tapi kali ini Usi dibiarkan saja.

"Dino.." Usi menoel-noel bahu Dino yang sedang mengendarai motor.

Tidak ada sahutan dari sang empu, membuat Usi heran. "Dino," panggil Usi sekali lagi.

Tidak ada jawaban lagi. Usi jadi bingung, Dino kenapa?

"Dino ih, kenapa kamu nggak jawab?" Usi memajukan wajahnya.

"Hmm." Dino hanya berdehem.

Usi mengurai pelukannya pada pinggang Dino, mendengkus pelan, lalu melipat kedua tangan nya di depan dada.

Dino melambatkan laju motor nya, "pegangan sini, nanti jatuh."

"Enggak, berenti aja, aku mau turun."

Bukan nya berhenti, Dino malah menambahkan kecepatan nya berkendara, membuat Usi kesal.

"Kalau kamu nggak berenti, aku lompat aja." Usi langsung mengambil ancang-ancang berdiri. Usi mengancam atau apa?

"E-eh, jangan." Dino langsung menepikan motornya.

Keduanya turun, Usi dapat melihat raut wajah Dino sepertinya sedang tidak bersahabat. Alasan nya apa? Mengapa Usi yang terkena imbasnya?

"Kamu kenapa?" tanya Usi sembari menggoyangkan lengan kekasihnya. Dino hanya diam dan memandang kesembarang arah.

"Kamu marah ya?" Usi menatap sendu, lalu melepaskan pegangan nya pada lengan Dino.

"Kamu tadi kenapa deket-deket cowo?"

"Cowo yang mana? Aku enggak deket-deket cowo." Sepertinya mereka lupa bahwa mereka sedang berada di trotoar.

"Tadi kamu jalan berdua sama dia, iring-iringan. Pas di sekolah." Usi berfikir sejenak, Raffa kah yang dimaksudnya? Ya ampun! Dino seperti bocah kecil yang menuduh teman nya mencuri permen.

Usi mendengkus, jadi Dino merajuk karena itu? "Ih kamu mah, makanya tanya dulu. Dia itu anak baru, Dino."

"Tuh kan! Masih baru aja udah deket-deket." Dekat-dekat apanya? Dino saja yang terlalu posesif.

"Dino! Udah ah aku mau pulang aja," Usi malas meladeni Dino yang memanjang-manjangkan masalah seperti ini. Dengan cepat Usi melangkah meninggalkan Dino sendirian.

"Kamu udah nggak sayang aku ya?" Dino mencebikkan bibirnya.

Usi sontak menghentikan langkahnya. Menatap Dino yang berada satu meter di depan nya.

"Kamu kok ngomongnya gitu sih No," jawab Usi dengan nada sedih. Lalu kembali menghampiri kekasihnya itu. Tidak menyangka Dino akan menuduhnya seperti itu. Kalau tidak sayang, tidak mungkin Usi mau menjalin hubungan bersama Dino.

"Tuh kan, bukan nya jawab pertanyaan aku, kamu malah balik nanya."

Yaampun, Usi benar-benar seperti memiliki adik kecil. "Dino, kamu jangan buat aku kesel dong." Usi mengembungkan
pipinya.

"Yaudah deh, aku nggak mau lagi ngomong sama kamu." Setelah mengatakan itu, Dino langsung pergi mengendarai motornya.

"Hah?" Usi tercengang.

"Dia ninggalin gue?" monolog Usi.

Usi menyelipkan jemarinya diantara rambutnya, dan menariknya frustasi. "Dasar gila!"

Sahna ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang