Happy reading.
Pagi ini Izar semangat sekali ingin berangkat ke sekolah. Pasalnya, motor jupiter yang ia inginkan sudah dibelikan oleh maminya.
Oh tuhan! Izar sudah tidak sabar ingin membonceng Sahna. Pasti romantis sekali.
Tapi masalahnya, Izar tidak tahu dimana Sahna tinggal sekarang, jadi kemana ia harus menjemput pujaan hatinya?Izar mulai mengendarai motor barunya, ternyata begini rasanya naik motor pendek. Ia merasa aneh, namun bahagia juga.
Kebahagiaan Izar luntur saat melihat Sahna berboncengan dengan Raffa di depan sana. Apa-apaan ini? Tadi malam Izar menelpon Sahna, ingin berangkat sekolah bersama Sahna, sekalian naik motor baru. Tapi Sahna bilang ia ingin naik angkut, tapi sekarang?! Izar kesal sekali.
Izar mengoper gigi motornya, tak tanggung-tanggung, dari gigi tiga ke gigi satu. Ia harus menyalip beberapa pengendara sebelum bisa menyamai laju motor yang dikendarai Raffa.
Saat sudah dekat dengan motor Raffa, Izar membunyikan klakson motornya, lama sekali. Sehingga membuat Raffa dan Sahna terkejut. Sebenernya Izar juga terkejut sih, suaranya nyaring sekali, mungkin karena motor baru.
Sahna melirik dari ekor matanya, dan mendengus malas saat melihat ulah siapa yang membuat mereka terkejut.
"Siapa sih, Na?"
"Nggak usah di tengok. Bocah prik."
Raffa langsung faham. Sedangkan Izar semakin geram saat kedua orang tersebut tidak menoleh ke arahnya sedikitpun. Apakah mereka tidak terkejut?
Dengan gencar Izar menekan klaksonnya lagi. Sahna yang kesal oleh tingkah kekanak-kanakan Izar, dengan sengaja ia melingkarkan kedua tangannya ke pinggang Raffa. Kini hati Izar benar-benar terbakar api cemburu. Bisa-bisanya mereka bermesraan di depannya?
Hingga akhirnya Izar lebih dulu sampai di sekolah karena tidak tahan melihat tingkah Sahna dan Raffa. Sekarang, ia akan menunggu kedua sejoli itu di parkiran saja. Tidak bisa dibiarkan, ia harus mendapatkan klarifikasi atas apa yang ia lihat tadi.
Tak lama kemudian, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang.
"Heh," panggil Izar kepada Raffa.
"Liat nih." Izar menepuk motor barunya sebanyak tiga kali. "Jupiter juga, tapi bedanya motor gue pengeluaran model baru. Pasti lebih forever dari pada lo." lanjutnya dengan bangga dan sombong.
Sahna meraih tangan Raffa, lalu menggenggam telapak tangan itu dengan erat. Dan tersenyum manis saat Raffa menoleh ke arahnya. Setelahnya, mereka berdua memasuki kelas tanpa memperdulikan celotehan Izar.
*****
"Ponsel gue sama lo kan?" tanya Usi ketika keluar dari wc, Sahna yang sedang merapihkan dasi nya di depan cermin hanya mengangguk sebagai jawaban.
Mereka berdua kembali ke kelas, tapi sebelum sampai di kelas, Sahna mampir sebentar ke uks untuk meminta obat sakit perut, hari pertama datang bulan memang selalu membuat perut sakit kan?
Sampai jam istirahat tiba, sakit perut Sahna semakin menjadi. "Ayo kekantin," Raffa berbicara pada Sahna tanpa suara dari tempatnya duduk. Sahna memang tidak memperbolehkan Raffa memberi tahu kepada siapa-siapa soal hubungan mereka. Jujur saja, ia agak takut pacarnya direbut oleh Oca lagi.
Sahna menunjuk dirinya, lalu menunjuk teman-teman nya. Sebagai respon bahwa ia akan kekantin bersama para sahabatnya. Raffa membulatkan bibirnya. Ah, lucu sekali. Setelah itu ia pergi kekantin duluan.
"Kekantin?" tanya Oca pada Sahna.
"Kalian duluan aja, gue udah nitip sama Raffa."
"Hubungan lo sama Raffa itu---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sahna ✓
Novela Juvenil[SELESAI] [SEDANG DALAM TAHAP REVISI] Kamu tau bagaina rasanya memiliki pacar yang di rebut oleh sahabat sendiri? Alih-alih dendam, Sahna lebih memilih untuk mengikhlaskan. Tidak semudah itu untuk rela, hanya saja Sahna tidak ingin tenggelam dalam...