Hai! Aku update nih setelah sekian purnama nggak update.
Tapi sebelumnya aku mohon maaf, karena sekalinya update malah super pendek. Karena sebenarnya aku emang belum ada ide, cuman karena aku bacain komentar-komentar kalian, aku peras deh otakku yang berdebu ini buat mikir lanjutan cerita.
So, happy reading guys!!!
Enjoy!
.
.
.
.
.Deva memarkirkan motor maticnya di parkiran sekolah yang sudah cukup ramai. Ia melepas helm yang membungkus kepalanya hingga menampilkan wajah rupawannya.
Tidak ada teriakan histeris dari kaum hawa.
Karena itu terlalu lebay. Mereka para kaum hawa hanya mencuri pandang padanya sebelum saling berbisik kepada temannya.
Pemilik tubuh jangkung itu hendak pergi meninggalkan tempat parkir sebelum seseorang menahan lengannya.
Deva menoleh, lalu secara refleks mendengus kesal begitu tau siapa yang menahannya.
"Deva ayo kita ke kelas bareng." Lili, perempuan itu menampilkan senyum penuh percaya dirinya membuat Deva muak.
Deva bukanlah laki-laki jahat yang suka bertindak kasar, apalagi kepada perempuan. Namun entah mengapa kepada Lili rasanya Deva ingin sekali mendorong perempuan itu ke tengah jalan raya yang tengah ramai.
Oke, itu terlalu kejam.
Sudah terhitung hampir satu Minggu perempuan pengganggu itu pindah ke sekolahnya. Dan selama itu pula Deva selalu merasa terusik akan Lili yang terus menerus berusaha menarik perhatiannya.
Deva tidak menjawab ajakan Lili. Tangannya dengan segera melepas cekalan Lili dengan agak kasar.
Mata Deva yang tadinya menatap Lili dingin itu seketika berubah cerah dan berbinar.
Lili yang berada dihadapannya merasa salah tingkah ditatap dengan berbinar seperti itu oleh Deva. Tangannya terulur menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan kepala menunduk.
"Eum, Dev jangan liatin gu--"
"Nara tunggu!"
Hancur sudah. Lili yang tadi menunduk malu-malu kini mengangkat kepalanya. Rupanya Deva sudah tidak ada dihadapannya.
Pandangan matanya menatap tidak percaya kedepan. Dimana Deva dengan perempuan berambut aneh yang duduk didepan bangkunya itu berjalan beriringan memasuki koridor.
Tampak sekali perbedaan sikap Deva saat bersama perempuan aneh yang diketahui bernama Nara itu.
Saat ia yang mengajak berbicara Deva, nampak sekali raut wajah yang menunjukkan bahwa laki-laki terganggu. Namun pada Nara, laki-laki itu tanpa lelah terus berbicara meski hanya ditanggapi sekenanya.
Lili terkekeh pelan dengan kedua tangannya yang mengepal.
Terbiasa menerima seluruh perhatian dan pujian, membuat Lili merasa begitu terhina ketika merasa dirinya kalah dari perempuan aneh itu.
Beralih dari Lili yang sedang dirundung emosinya. Deva tampak asik mengoceh tidak memperdulikan Nara yang hanya diam. Deva percaya meskipun hanya diam Nara tetap mendengarkan ucapannya.
"Nar Lo tau nggak?"
Nara hanya diam. Tidak merespon pertanyaan Deva yang tentu saja jawabannya adalah tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Aneh Dan Sebelahnya
Teen FictionNamanya Kinara Putriana. Si introvert berpenampilan aneh yang mempunyai visi misi penting selama masa SMA nya, menjadi tidak terlihat. Dua tahun belakangan ini, ia bisa mencapai keinginannya untuk menarik diri dari lingkungan. Hingga, di tahun ketig...