part 8

888 164 40
                                    

Sekali lagi, happy reading gaisuu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Dengan segenap hati, abangmu tertampan ini meminta maaf Nar" ucap Ryan yang sedari tadi tak ada lelahnya memohon maaf kepada Nara.

"Abangmu ini meminta maaf atas tindakan menyebalkannya, apakah abangmu ini dimaafkan, wahai adinda?" sekali lagi, Ryan berusaha membujuk Nara yang sedari tadi hanya diam tanpa menyahut. Ryan sangat yakin, walaupun mata Nara terpejam, tetapi gadis itu tidak tengah tidur.

"Sungguh, apabila adinda tidak memaafkan Abang, Abang akan hidup dalam kesengsaraan dan kepedihan yang sangat amat dahsyat" drama. Begitulah pikir Nara didalam hati.

"Oh!.. Din--"

Tak tahan, Nara bangkit dari kepura-puraannya dan...

Plak!

Nara menampar bahu lebar Ryan dengan sekuat tenaga. Dan sekali lagi, ia dibuat jijik dengan respon manusia yang sayangnya kembarannya itu.

"Ouch! Cakit cekali. Walaupun bahu yang adinda tampar, namun hati Abang yang terluka" Ryan berujar dramatis dengan mengusap bekas tamparan Nara, seolah-olah sangat sakit. Tapi memang iya! Tamparan Nara itu tidak main-main.

"Lo sebenernya disekolah belajar tentang motor apa teater sih?!" ujar Nara yang sudah bukan kepalang kesalnya.

"Oh kalo gue pinter akting sih gue belajar otodidak dong" seolah melupakan rasa sakitnya, Ryan menjelaskan dengan antusias.

"Lo tau nggak? Selama ini itu gue belajar mandiri cara akting dengan baik dan benar. Ya siapa tau kan nanti gue main drama bareng Song Hye Kyo" ucap Ryan menjelaskan dengan antusias, beda halnya dengan Nara yang tampak kesal dengan tingkah saudaranya itu.

"Atau nggak ntar gue jadi rivalnya Lee Minho, secara gue itu sebelas dua belas  sama dia. Eh, atau malah gue yang lebih ganteng?" sambungnya lagi.

"Angkat kaki Lo dari kamar gue!" Nara menunjuk pintu kamarnya dengan telunjuk, persis seperti peran antagonis yang berada di film azab.

"Eh, eh bentar dulu dong. Gue kan kesini buat minta maaf, dimaafin nggak?"

"Demi Lo bisa keluar, iya! Gue maafin!"

"Yang ikhlas dong maafinnya"

Nara menarik nafasnya dalam lalu dihembuskannya secara perlahan. Itu ia lakukan agar tidak terbawa emosi dan berakhir menggebuk punggung Ryan yang memang gebukable.

"Dengan segenap hati, adinda memaafkan Abang" ujar Nara menirukan apa yang diucapkan Ryan sebelumnya.

"Abang sangat senang mendengarnya, kalau begitu kemarilah wahai adinda, biar ab--"

"Udah deh sana pergi!"

Akhirnya Ryan keluar dari kamar adiknya sambil cekikikan tidak jelas. Senang sekali rasanya membuat orang kesal. Tiba-tiba saja ide konyol hinggap di otak udangnya.

"Gimana kalo gue bikin lembaga kursus membuat orang kesal, yah? Kayaknya bakal banyak yang daftar" gumamnya sambil mengangguk-anggukkan kepala seolah telah menemukan ide yang sangat brilian.

***

Hari ini, seisi SMA Lesmana dibuat heboh oleh berita Deva, sang princenya SMA Lesmana yang berangkat bersama Nara. Mereka tidak tahu saja, alasan hal itu bisa terjadi.

Singkatnya, saat itu Nara sedang duduk di halte menunggu angkot yang lewat. Lalu, seorang ibu-ibu bersama anak kecil yang mungkin berumur kisaran 3 tahun lewat. Anak kecil itu menangis dengan kerasnya melihat penampakan Nara yang memang seperti sedang cosplay jadi kuntilanak itu.

Si Aneh Dan SebelahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang