"serius, bukan gue malingnya"
Nara menatap wajah kembarannya lamat-lamat. Takut kecolongan ekspresi dari cowok tersebut.
"Ryan" panggil Nara dengan nada rendah yang membuatnya semakin terlihat menakutkan.
"Beneran Nar, bukan gue yang nyolong hp lo"
Seketika Ryan merutuki kebodohannya. Nara bahkan belum menyebutkan bendanya yang hilang, tetapi ia sudah mengucapkannya terlebih dahulu.
"Ck, kalo mau bohong sekolah dulu sana biar pinteran dikit" ucap Nara dengan menengadahkan tangannya.
"Siniin hp gue" ucapnya.
"Hehehe dirumah Nar" cengir Ryan menunjukkan deretan giginya.
"Ryan, udah siang. Gue males diliatin orang-orang" desis Nara kesal.
"Beneran Nar, nggak gue bawa" balas Ryan meyakinkan.
"Oke" balas Nara datar dan berbalik hendak meninggalkan Ryan didepan gerbang sekolahnya.
"Eh iya-iya Nar, nih hp lo nih" cegah cowok tersebut sambil menyodorkan ponsel dengan casing berwarna hitam dengan gambar Scream dibelakangnya.
Setelah merebut ponselnya dengan sedikit kasar, Nara meninggalkan Ryan yang masih nangkring diatas motornya memandang saudari kembarnya yang semakin menjauh.
"Astaghfirullah.. dia dulu berbagi rahim sama siapa sih?" Gumamnya sembari menggelengkan kepala heran.
Sementara itu, Nara kini sudah berada ditempat duduknya dengan nyaman. Ia mengeluarkan tisu basah dari tasnya lalu mengelap ponselnya dengan teliti, takut ada virus dari tangan Ryan yang tertinggal.
Barulah setelah bersih, ia memainkan ponselnya . Tujuan utamanya adalah Facebook lite. Nara memang lebih suka berkomunikasi di dunia Maya daripada dunia nyata. Di dunia Maya, ia bisa menjadi seseorang yang humoris menggunakan akun palsunya. Terbukti dari komentar yang ia tinggalkan di sebuah postingan, banyak orang diluar sana yang membalas komenanya dengan emoticon tertawa ataupun kalimat yang menunjukkan bahwa dirinya memang lucu.
"Pagi Nar" suara Deva terdengar setelah cowok itu duduk di bangkunya. Nara hanya menengok sekilas dan mengangguk untuk membalasnya.
Deva duduk di bangkunya. Cowok itu menyangga kepalanya guna memperhatikan Nara yang tengah bermain ponsel. Tanpa sadar, bibir itu melengkung membentuk seutas senyum.
"Psst lo kenapa Dev?"
Deva terlonjak kaget ketika mendengar bisikan persis disamping telinga kanannya. Cowok itu mendelik kesal pada Doni yang hanya cengengesan tidak jelas.
"Yamaap Dev, lagian Lo juga aneh senyum senyum gitu" balas Doni ketika mendapat delikan dari Deva.
"Gue nggak senyum-senyum gitu" elak Deva sedikit salah tingkah.
"Masa sih?"
Doni mengikuti gerakan Deva sebelum kepergok dirinya. Tangan kanan yang menahan kepala menghadap ke kiri, lalu tersenyum. Tunggu...
"Lo ngeliatin Nara sampe senyum-senyum?" Tanya Doni dengan sedikit tidak percaya. Suaranya yang cukup keras membuat sebagian siswa menoleh kearahnya.
Deva terlihat panik ditempatnya. Pandangannya mengedar mendapati beberapa teman sekelasnya tengah memperhatikannya. Tapi masalahnya bukan hanya itu. Gadis yang menjadi bahan perbincangan, Nara juga tengah menatapnya walau wajahnya dihalau oleh rambut.
"Suara Lo kenceng banget setan!" Ucap Deva lirih setelah berhasil memukul belakang kepala Doni.
Tanpa memperdulikan kepala bagian belakangnya yang lumayan sakit, Doni kembali bertanya pada Deva yang membuat cowok itu mati kutu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Aneh Dan Sebelahnya
Teen FictionNamanya Kinara Putriana. Si introvert berpenampilan aneh yang mempunyai visi misi penting selama masa SMA nya, menjadi tidak terlihat. Dua tahun belakangan ini, ia bisa mencapai keinginannya untuk menarik diri dari lingkungan. Hingga, di tahun ketig...