part 23

607 98 68
                                    

Halo manteman, akhirnya aku kembali..

Seneng banget ada yang nanyain kapan up, sederhana tapi bikin aku terharu.

Seneng banget ada yang nanyain kapan up, sederhana tapi bikin aku terharu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itu diatas gantungan kunci yang Deva kasih ke Nara yah manteman. Ternyata di part sebelumnya gambarnya ilang.

Oh iya, kalian boleh puter lagu yang ada di mulmed yah..

Oke tanpa banyak basa-basi lagi, happy reading guys!!

.
.
.
.
.
.
.

Nara membanting pintu kamarnya dengan kencang. Dengan terburu-buru tanpa melepaskan sepatunya, ia naik ke atas ranjang dan menenggelamkan wajahnya di bantal.

Jantung perempuan itu berdebar dengan amat kencang hingga ia bisa mendengarnya dengan jelas.

Wajahnya sangat merah dengan mata yang berair. Ia merubah posisinya yang tadi tengkurap menjadi terlentang. Memandangi langit-langit kamar dengan pandangan campur aduk.

Ting!

Dengan tangan bergetar tremor, Nara mengambil ponselnya yang membunyikan notifikasi tanda pesan masuk.

Deva
Yang tadi jangan terlalu dipikirin, tapi jangan juga dilupain.
Ambil waktu semau lo, gue bakal nunggu jawabannya.

Nara hanya membaca pesan tersebut. Tanpa ada niatan untuk membalasnya. Ia menggigit bibir bawahnya pelan. Bingung akan apa yang harus ia lakukan setelah ini.

Ia sama sekali tidak mempunyai pengalaman seperti ini. Juga tidak mempunyai teman yang berpengalaman.

Jikapun ia meminta saran dari Ryan, ia tidak yakin saudara kembarnya itu akan memberikan pencerahan. Mungkin yang ada ia akan digoda habis-habisan. Lagipula, Ryan pun sama dengan dirinya. Pengalamannya nol dalam percintaan.

Tiba-tiba terbersit satu nama didalam otaknya.

Mita.

Buru-buru Nara mendial nomor Mita dan segera meneleponnya. Tanpa butuh waktu lama Mita langsung mengangkatnya.

"Nara?! Ini serius Nara? Ini hp nggak lagi dibajak kan?! Seorang Nara nggak bakalan nelpon gue duluan!" Mita langsung berteriak tidak percaya diseberang sana. Suaranya yang kencang membuat Nara segera menjauhkan ponselnya dari telinga.

"Mita, kalo ada yang ngajak pacaran gue harus gimana?" Nara langsung to the point, tidak menghiraukan pekikan Mita sebelumnya.

Sementara Mita disana sedang terbengong. Berusaha mencerna apa yang telah dikatakan oleh Nara barusan.

Lalu tersenyum lebar begitu otaknya telah bekerja.

"Tunggu gue kerumah Lo sekarang!"

****

Si Aneh Dan SebelahnyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang