Aku post lagi nih baikkan?iyalah
Oya makasih buat komennya dari ann_horan30 sebnernya mau ngepost lebih banyak tapi aku mau berjumpa kangen dulu ama kalian masih nunggu cerita aku gak??haha pede amat
Yaudah deh dibaca aja *tebartebarsenyum*
***
Bima keluar dari apartementnya sambil bersiul siul tapi siulannya terhenti saat melihat seseorang laki laki separuh baya mengenakan kemeja berwarna biru muda dengan membawa tas kedokterannya keluar dari pintu apartement cewek dingin itu.
Sejenak Bima berfikir sambil mengingat ingat laki laki ini, Bima mengenalnya eh bukan Carle yang mengenalnya dan dikenalkan oleh Bima, dia Om Erfan teman SMA Carle saat di spanyol.
" Om! " Ucap Bima keras yang mengamit tangan laki laki ini
Yang dipanggil menenggok
" Bima?" Ucap Erfan sedikit terkejut
" Ngapain Om disini?"
" Ya ngobatin oranglah Bim, Om kan dokter" Erfan tersenyum
'' Yaiya tahu tapi kok dari kamar cewek dingin itu Om?"
"Hehe kok dingin Bim" Ucap Erfan yang tertawa mendengar pernyataan Bima, Erfan tahu yang dimaksud dingin.
" Ya... Dingin om dingin dah pokoknya" Ucap Bima yang menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal bingung untuk mendeskripsikan dinginnya sifat cewek itu.
"Om kenal dia?"Ucap Bima lagi penasaran
"Ya ken...." Ucapan Erfan terpotong setelah mendengar nada dering handphone berbunyi
Erfan segera mengambilnya disaku celana dan menggeser tombol hijaunya menempelkan kekuping dan sedikit berjalan menjauh dari Bima.
" Halo " Ucap Erfan
"..............."
" Oh okey aku akan secepatnya kesana kau dan yang lainnya tangani dulu pasien itu " Ucap Erfan dan mematikan telponnya menghampiri Bima
" Bim Om duluan okey, ada pasien yang darurat dan aku harus tanggani segera" Erfan yang menepuk bahu Bima sambil tersenyum
" Ohiya Om hati hati " Ucap Bima yang membalas
Dan setelah kepergian Erfan sepanjang jalannya menuju lift, Bima sibuk dengan pikiran nya yang penuh dengan pertanyaan tentang si cewek dingin itu.
"Om Erfan kenal dia?"
"si cewek dingin itu?"
"Dia sakit?"
"sakit apaan"
Tling
Batinnya terus berbicara sampai lift terbuka didalam lift ada 2 orang pasangan ya mungkin penghuni apartement ini.
Bima masuk dan memencet tombol menuju area parkir mobilnya.
" Demam kali? apa Flu? yakali kena flu dingin gitu sifatnya kena flu gamungkin lah " Ucap Bima yang bersuara bergumam sendirian memberi pertanyaan dan dijawabnya sendiri
Dan Bima tidak menyadari kalo disamping kanannya ada 2 orang yang berada dilift ini saling bersipandang bingung mengeluarkan arti wajah yang sama
" Gila kali."
" Lah bodoamat amat kenapa gua khawatir" Ucap Bima keras
Bima tersadar kalo didalam dia nggak sendirian melainkan ada 2 sepasang orang yang berdiri di samping kanannya, Bima menengok dan memberi senyum kikuk kearah mereka.
Tling
suara lift terbuka dimana tempat area parkir apartement ini, Bima keluar sambil mengutuk dirinya sendiri
" Disangka gilakan gua gara-gara tuh cewek "
*
Jam 15.23
Ve tidak bersekolah hari ini karna dia ingat perkataan om Erfan kalo kakinya dipaksakan untuk berjalan kakinya akan terinfeksi lagi pula untuk apa dia bersekolah itu bukan keinginannnya bersekolah disitu tapi tidak semua perkataan om Erfan didengarkan oleh Ve.
Ve lebih memilih mengambil resep obatnya sendiri dari pada harus meminta kepada boteng maupun bi ijah dia tidak ingin pulang untuk sekarang bahkan mungkin tidak akan pernah pulang kerumah itu lagi.
Ve menelpon taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit sampai terakhir disini di Coffe shop langganannya. Saat memasuki Coffe shop ini Ve jadi pusat perhatian bukan karna cantik lagi tapi karna kakinya yang diperban dan jalannya yang pincang bahkan saat mau memilih tempat duduk pun Ve sempat dibantu oleh petugas disini.
Ve yang mengenakan kaos putih polos dan jeans biru laut yang sepadan dengan sendal jepitnya dan tidak lupa jaket kulitnya.
Memilih duduk dipinggir dekat jendela nomor ke 22 yang berkapasitas 2 orang, di Coffe shop ini ramai bahkan sangat ramai rata rata yang berada disini membawa pasangan atau temannya tapi tidak dengan Ve yang sendiri, Ve tidak suka keramaian sejak saat itu tapi ini tempat favoritnya jadi Ve lebih memilih memasang earphone ditelingannya dan sibuk dengan pikirannya sendiri sambil sesekali menyesap minuman pesanannya.
*
Bima memarkirkan mobil jaguarnya di area parkir Coffe shop ini, Dia masih mengenakan celana kebangsaan anak SMA tapi tidak seragamnya yang dia copot dan diganti oleh kaos polos putih tidak lupa jaket kulitnya.
Bima memasuki Coffe shop dan memesan pesanannya, tempat ini ramai sangat ramai bahkan satu tempat duduk pun tidak ada, Bima menghela nafas dan duduk menunggu namanya dipanggil dan pesanannya itu datang sementara Bima duduk ditempat antrian.
" 1 signature chocolate hazelnut dan 2 chesse cake mini " Ucap pelayan tersebut menyebut namanya
Bima bangkit berjalan kekasir untuk mengambil pesanannya dan membayarnya.
"Ini mas jadi semuanya 200rb"Ucap pelayan tersebut tersenyum sopan
Bima merogoh celananya dan mengeluarkan dompet 2 lembar seratus ribuan dan mengambil pesanannya lalu keluar Coffe shop ini.
Bima membuka pintu mobil penumpang menaruh pesanannya tadi disana lalu menutup pintu dan berjalan menuju kursi pengemudi.
Tapi langkahnya terhenti saat melihat sosok cewek dengan kaos putih polos sepertinya dan juga jaket kulit yang memakai jeans keluar dari Coffe shop ini.
Bima menyepit kan matanya sambil dahinya berkerut.
Dia Ve sicewek dingin itu.
Ada yang aneh dari Ve, wajahnya sedikit pucat dan cara berjalannya yang pincang.
" Dia sakit beneran?lah itu kakinya kenapa?" Ucap Bima sendirian dan segera berlari mendekati Ve.
" Lo kenapa?"Bima yang sudah berada didepan Ve dan berjongkok untuk melihat kaki Ve.
" Ini berdarah Ve" Ucap Bima lagi khawatir.
***
Gimana gimana?
komen dong kalo ada yang kurang? dan jangan lupa votes okey.
Makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL LOVE BAD BOY
RomanceMeruntuhkan pondasi kuat dari sebuah dasar kebencian masa lalu - Bima Orang terdekat adalah orang yang paling berpotensi untuk membuat mu hancur dan tak berperasa sampai kapanpun - Ve Semoga cerita ini dapat kalian pahami dan dimengerti bahwa setiap...