Hyeop hari ini belajar bersama Hyunsuk dan Mashiro dirumahnya. Guru bahasa Inggris memberi tugas membuat mind mapping secara berkelompok. Harusnya disekolah, tapi karena guru-guru rapat, mereka dipulangkan lebih dulu. Changuk pergi ke rumah sebelah di suruh oleh Hyeop.
Omong-omong, Changuk dan Hyeop satu sekolah. Keduanya selalu pulang berjalan kaki karena memang dekat. Hanya perlu berjalan dua puluh lima menit, sudah sampai ke rumah. Saat berangkat di antar Yunseong karena searah.
"Rumah kamu sepi ya," komentar Mashiro saat menginjakkan kaki di rumah keluarga Hwang.
Hyeop menoleh, "Adik-adik aku 'kan di rumah sebelah. Kalo enggak, bakal berisik banget. Aku yakin kita gak bakal fokus nanti."
Mashiro dan Hyunsuk mengangguk paham. Keduanya duduk di atas karpet sesuai perintah Hyeop agar lebih mudah mengerjakannya. Si pemilik rumah mengambil air putih di dapur.
"Adanya air putih aja gak apa-apa, 'kan? Aku gak bisa nuangin air panas buat bikin susu."
"Sok banget pake 'aku' kalo ada Mashiro," cibir Hyunsuk.
"Terserah gue dong!" Hyeop menjulurkan lidahnya pada Hyunsuk.
"Ayo kita kerjain!" seru Mashiro.
Ketiganya mengerjakan tugas selama setengah jam, lalu memutuskan istirahat sejenak.
"Setiap papa lo kerja, selalu sepi gini?" Hyunsuk bertanya.
"Di hari kerja iya. Kalo gue sama Changuk libur, ya enggak. Semuanya di rumah."
"Tadi yang pulang bareng kita namanya siapa? Anaknya lucu, matanya sipit gitu kalo lagi senyum," Mashiro menyengir.
Hyeop menoleh pada Mashiro, "Itu Changuk. Paling bisa diandalkan kedua setelah aku kalo kata papa."
"Wah, adik kamu yang ke berapa?"
"Satu. Dia anak kedua."
Perbincangan berlanjut dengan topik adik-adik Hyeop.
Mashiro tertawa, "Minseo emang nyebelin ya? Tingkahnya kayak Beomgyu ke Yeonj---"
Hiks
"Eh?"
Tiga anak-anak itu mengedarkan pandangan masing-masing. Mencari sumber suara tangisan yang tiba-tiba terdengar.
"Adik lo nangis, Hyeop?"
"Bukannya cuma kita bertiga di rumah?" tanya Hyeop balik.
Mashiro lekas mendekat pada Hyeop, "Kalo bukan adik kamu, berarti ...."
"Hush! Mashiro! Jangan ngomong aneh-aneh!"
Anehnya, suara tangisan itu terdengar seperti menjauh. Mereka hampir menghela napas lega, jika saja Hyunsuk tidak teringat sesuatu.
"Bukannya kalo jauh berarti dekat?" gumam Hyunsuk. Sayangnya, mereka semua dalam posisi berdekatan, membuat Hyeop dan Mashiro ikut mendengar perkataan Hyunsuk.
"Setan emang lo," bisik Hyeop pada Hyunsuk.
"Eh, gue cuma bilang apa yang gue tau," sangkal Hyunsuk.
"Gais, nengok ke belakang deh."
Hyeop dan Hyunsuk kompak menoleh pada Mashiro, lalu menoleh perlahan ke belakang.
"PAPA ADA SETAAAN!"
Ketiga anak kelas lima tersebut berlari ke luar rumah tanpa mempedulikan tugas mereka yang tersiram air akibat tersenggol saat berlari.
"Ini terakhir kalinya gue ke rumah lo. Gak mau lagi," Hyunsuk kapok rupanya.
"Aku juga deh," satu-satunya anak perempuan itu bergidik ngeri mengingat rupa si Cantik Gaun Putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Voorval | DRIPPIN
TerrorKejadian-kejadian aneh yang di alami Yunseong dan keenam anaknya. ART-TEMIS, 2021.