xii. alex.

80 28 3
                                    

Si bungsu sedang aktif-aktifnya.

Yunseong yang mengambil libur di sekolah merasa pusing menjaga Alex yang berlari kesana-kemari tanpa mengenal lelah.

Ia salut dengan Hyeop dan Changuk yang bisa mengurus empat adik. Ia akui, anak-anaknya hebat.

Walaupun aslinya Alex lebih tenang dengan Hyeop dan Changuk karena kedua anak itu tidak mengajak Alex bermain kejar-kejaran seperti yang dilakukan Yunseong.

Kesimpulannya, ini salah Yunseong.

"Nak, Papa ambil minum dulu, ya. Tunggu sini, jangan kemana-mana!" peringat Yunseong sebelum berlalu meninggalkan Alex sendirian di ruang tengah.

Kelima kakaknya sekolah. Berhubung Yunseong libur, ia tidak menitipkan si bungsu ke tetangga.

































































La la la la la la, la la la la la la la~
Nostalgia~

Ponselnya berdering. Masih dengan tangan menuang air, pria beranak enam itu mengangkat telepon dari salah satu muridnya

"Hm, oh, iya. Materi di google class masih ribet, ya? Kalo masih enggak paham, nanti saya buat ulang lagi materinya, ya, Donghyun. Sekalian saya kasih latihan so--- eh eh, sebentar, Donghyun."

Yunseong mengapit ponselnya dengan pipi dan bahunya. Ia hampir menumpahkan banyak air karena terlalu fokus menjawab keluhan Donghyun yang tidak paham materi. Sekaligus keluhan teman-temannya yang serupa.

"Jadi menjelang PTS nanti ada materi tambahan ya, Pak?"

"Hah, eh, iya, Hyun. Sampaikan ke teman-teman ya."

"Siap, Pak."

Yunseong mematikan panggilan secara sepihak.

Ia menenggak segelas air sekaligus saking hausnya. Lalu kembali ke ruang tengah untuk menemani si bungsu.

Tapi lagi-lagi bulu kuduknya dibuat merinding.

Alex tertawa sendirian, seakan-akan ada yang menghiburnya di sana.

[✓] Voorval | DRIPPINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang