xxii. bau aneh.

60 18 8
                                    

Yunseong terpaksa pulang malam hari ini. Teman-temannya mengajak dirinya nongkrong selepas mengajar. Sekaligus berkumpul sesekali, mengingat kebanyakan dari mereka sudah berkeluarga, sulit nongkrong seperti jaman dulu.

Di rumah hanya ada keenam anaknya. Hyeop sebagai yang tertua diberi amanah menjaga lima adiknya selagi Yunseong asik bersama teman-temannya.

Kini, anak-anak menggemaskan itu sedang asyik menonton kartun.

"Upin rambutnya kayak antena!" komentar si bungsu.

Changuk yang bertugas menyuapi Alex puding tertawa gemas. Ia mengambil selembar tisu dan mengelap mulut Alex, "Horee, pudingnya habis!"

"Mau lagii!"

"Enggak boleh," kata si sulung. Kepalanya menggeleng beberapa kali, kemudian melanjutkan, "Alex belum makan. Nanti kalo papa pulang bawa makan, makan dulu, baru makan puding lagi."

"Alex ngambek sama Kak Hyeop! Huh!" Alex menggembungkan pipinya. Membuat Dongyun yang tengah asyik bermain mobil-mobilan bergegas mendekat dan menusuk-nusuk pipi Alex dengan telunjuk kecilnya.

"Pipi Alex kayak balon!" pekik anak itu. Changuk dan Hyeop tidak bisa menahan tawa. Ya ampun, adik-adiknya lucu sekali.

Tawa keduanya terus mengudara sampai suara bom tercipta diantara si kembar.

Alex menutup hidungnya. Dongyunpun melakukan hal yang sama. "Bau banget! Siapa yang kentut!?" tanya Dongyun sambil memicing curiga pada kedua kembarannya.

Masing-masing Minseo dan Junho menggeleng sambil mengibaskan tangannya, "Bukan aku!" seru keduanya kompak.

Tak lama, Hyeop dan Changuk juga menutup hidung masing-masing. Namun keduanya mengernyitkan dahi.

"Kak Hyeop, ini bau kentut?"

"Bukan."

Changuk memasang wajah bingungnya, "Terus apa? Baunya aneh banget."

"Kakak enggak tahu. Soalnya bau kentut enggak menyengat begini. Kayak bau bunga."

[✓] Voorval | DRIPPINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang