i. pindah rumah.

310 48 18
                                    

Yunseong tersenyum senang. Akhirnya setelah sekian lama, ia bisa membeli rumah baru yang lebih besar dibanding rumah lamanya. Tentu itu dengan segala jerih payahnya mencari uang.

Pandangannya beralih pada keenam anaknya yang asik bermain di ruang tamu. Dengan senyuman lebar ia menghampiri mereka, duduk di atas sofa sambil mengawasi. Tidak mudah mengurus enam anak sekaligus. Tapi mereka adalah hadiah terbaik yang diberikan oleh mendiang istrinya. Yunseong dengan senang hati mengurusnya selama ia mampu dan bisa.

"Papa, papa. Alex mau roti kayak Kak Junho," si bungsu menarik-narik kecil ujung kemeja yang dikenakan Yunseong. Tangan satunya menunjuk sang kakak yang lebih tua empat tahun darinya.

Yunseong menoleh, "Alex 'kan tadi udah. Semua ada bagiannya masing-masing, ya," tangan Yunseong mengusak rambut Alex Hwang.

Wajah si bungsu meredup, terlihat ditekuk. "Tapi Alex mau ...."

Yunseong menghela nafas. Si bungsu ini jika memiliki keinginan harus dituruti. Jika tidak dia akan merajuk sehari penuh; berdiam diri di kamar tidak peduli ayahnya memanggil berkali-kali.

"Besok Papa beli lagi."

"Papa! Pesawat kertas Minseo diinjak Kak Hyeop!" adu si anak keempat. Kembaran Junho dan Dongyun.

"Hyeop," tegur Yunseong.

"Hyeop gak sengaja! Udah minta maaf juga, kok!"

"Tapi, Pa---"

"Di maafkan dong kakaknya," potong Yunseong. "Mana pesawat kertasnya? Sini biar Papa buatkan lagi." Pria berumur tiga puluh lima tahun itu mendekati Minseo yang cemberut karena Hyeop tidak dihukum oleh Yunseong.

Yunseong memiliki enam anak yang memiliki jarak umur tidak jauh.

Yang pertama, Hwang Hyeop. Anak berumur sebelas tahun ini sangat cerdas. Ia juga jujur dan mudah mengakui kesalahan. Hyeop anak yang sangat diandalkan Yunseong untuk membantunya mengurus rumah atau mengajak adik-adiknya bermain selagi ia melakukan pekerjaan rumah.

Kedua, ada Hwang Changuk. Anak ini lebih muda dua tahun dari Hyeop. Ia berada di kelas tiga SD dan sering juga diandalkan oleh Yunseong untuk menjaga adik-adik.

Lalu, ada si tiga kembar. Dongyun, Minseo, dan Junho. Mereka lahir tiga tahun setelah Changuk. Artinya mereka kini sudah masuk TK. Ketiganya ini yang sering membuat Yunseong pusing dengan keributan yang mereka buat.

Terakhir si bungsu, Alex Hwang. Sengaja diberi nama yang sedikit bule sesuai keinginan mendiang istri. Alex berumur tiga tahun. Dan istri Yunseong pergi setelah melahirkan Alex. Hati Yunseong rasanya hancur saat menggendong Alex bayi yang tak akan pernah merasakan kasih sayang ibu. Itu sebabnya Yunseong selalu memanjakan Alex, hingga tanpa sadar selalu memenuhi keinginan si bungsu.

Dan kini, sudah tiga tahun semenjak kepergian wanita hebat itu. Yunseong sedih dan kehilangan. Ia tidak sekuat itu. Namun melihat anak-anaknya berusaha menghiburnya meski mereka kehilangan kembali memberi Yunseong kekuatan. Yunseong masih memiliki alasan untuk tetap hidup, setidaknya ia harus melihat mereka semua menikah dan memiliki anak yang lucu.

"Sudah jam dua. Ayo tidur siang," ajak Yunseong. Pria itu bangkit dari lantai lalu menggendong Alex ke lantai dua. Anak itu terlihat mengantuk.

Yunseong memang belum bisa membiarkan Alex naik-turun tangga sendirian. Anak itu masih belum bisa memperhatikan jalannya dengan benar. Setidaknya Yunseong harus menunggu Alex sebesar tiga kembar, mereka bisa lebih berhati-hati di tangga.

Setelah sampai di kamar anak-anak, Yunseong lekas mengecup dahinya satu persatu.

"Tidur yang nyenyak, ya," gumam Yunseong. Ia menutup pintu perlahan dan berjalan ke kamarnya sendiri.

Hari ini cukup melelahkan. Ia membereskan semua pakaian sendiri. Itu bukan hal mudah, tapi dengan adanya Hyeop dan Changuk Yunseong terbantu sedikit. Untung saja banyak peralatan dan alat-alat yang sudah dipindahkan sejak minggu lalu.

Yunseong harap, mereka bisa tinggal dengan nyaman di rumah ini. Semoga.



























































































Hai! Selamat datang di cerita baruku!
Aku udah lama gak nulis yang horor,
mungkin lebih tepatnya gak pernah
nulis sesuatu yang horor di akun ini.
Jadi, aku mau nantang diri aku buat
menamatkan cerita ini sebelum tahun
baru! Hehe.

Aku bakal usahakan update tiap hari.
Semoga gak aneh dan kalian suka, ya!
Selamat membaca ♡

[✓] Voorval | DRIPPINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang