vii. bayangan.

107 32 5
                                    

Sambil mengunyah biskuit, Junho menepuk-nepuk punggung Alex yang tertidur di atas sofa, sesuai dengan perintah Hyeop selagi sang Kakak membantu Yunseong memasak. Kakak-kakak yang lainnya tidur di kamar.

Tersisa dirinya dan Alex di ruang tengah bermain berdua. Tetapi Alex tertidur karena mengantuk.

"Duh, bosen," gumam Junho sambil menatap jam. Anak itu menggembungkan pipinya. Tangan satunya mengambil biskuit lagi di toples.

Karena sekarang Sabtu, Yunseong libur mengajar di sekolah. Jadi pria itu memanfaatkan waktu di rumah bersama anak-anaknya. Karena Yunseong di rumah pula, penggunaan lampu jadi lebih hemat. Pukul setengah enam sore, lampu tengah belum dinyalakan.

Alasan pertama karena Yunseong masih sibuk berkutat dengan bahan-bahan masakan dan Junho yang tingginya masih tidak sampai pada saklar.

Satu-satunya pencahayaan hanya dari sela-sela jendela dan televisi yang menyala.

Junho menatap sekitar. Lalu netranya tidak sengaja menangkap dinding yang membentuk bayangan dirinya.

Anak itu melupakan amanah dari Hyeop untuk menepuk-nepuk punggung Alex. Junho asik bermain dengan bayangannya sendiri dengan membentuk sesuatu menggunakan tangan mungilnya.

"Wah, itu laba-laba!" Junho kecil berteriak senang. Ada sebuah tangan yang membentuk laba-laba di sebelah bayangan tubuhnya.

"Itu kelinci!" pekik Junho sambil bertepuk tangan.

Bayangan itu selalu berubah menjadi hewan-hewan. Dan Junho selalu bertepuk tangan setiap bayangan itu berubah bentuk.

Tanpa tahu jika di ruang tengah hanya dirinya yang terjaga.

[✓] Voorval | DRIPPINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang