[✓] Voorval | DRIPPIN

xxi. pulang.

Menginap satu malam di rumah Lee Junhyuk, pagi-paginya mereka bertujuh pulang ke rumah diantarkan oleh Junhyuk. Yunseong jelas tidak membawa mobil karena kuncinya berada di kamar.

Pria itu menghela nafas melihat pintu rumah yang masih tertutup rapat. Meski berhantu, ia tetap saja khawatir jika ada maling masuk. Terlebih ponselnya juga tertinggal di dalam. Ia hanya membawa diri sendiri.

"Makasih, Jun. Gue gak tau mau minta tolong siapa selain lo," ringis Yunseong. Junhyuk mengangguk, "Kalo begitu lagi, ke rumah gue aja gak apa-apa, Seong. Kasian anak-anak juga."

Yunseong mengangguk lalu menggumamkan kata terimakasih lagi. Junhyuk kembali masuk ke dalam mobilnya, kemudian menekan pedal gas setelah berdadah-dadah ria kepada anak-anak Yunseong.

Kini tersisa Yunseong dan keenam anaknya. "Ayo masuk."

Anak-anaknya terlihat ragu, namun melihat Yunseong yang memberanikan diri, mereka mengikutinya dari belakang.

Yunseong ingin pindah. Tapi, belum ada satu tahun mereka di sini.

Belum lagi tabungannya hampir habis untuk membeli rumah ini. Ia harus menabung terlebih dahulu jika memang ingin pindah lagi. Tidak mungkin ia menjual rumah ini lalu mengontrak. Anaknya enam, bukan dua. Kontrakan bisa terlalu sempit jika yang murah. Jika yang mahal, ia takut uang bulanannya tidak mencukupi. Terlebih mengingat pekerjaannya menjadi guru, gajinya tidak besar meski sudah mengajar di dua tempat.

Pria itu menghela nafas dalam. Seharusnya ia mengambil rumah di daerah opsi pertama, bukan opsi kedua seperti ini. Salahnya tergiur dengan harga murah.

Asik melamun, Yunseong tidak sadar anak-anaknya saling memeluk ketakutan.

Pria itu baru sadar saat Hyeop menggoyangkan kakinya, "Pa, ada mbak-mbak hantu," ujarnya sambil terus menatap ke arah lantai dua.

"Ya?"

Yunseong menajamkan penglihatannya.

Dari lantai bawah, terlihat seorang wanita menembus dinding kamarnya.

Aku buat cerita pendek untuk merayakan ulangtahunnya Dongyun besok, silahkan mampir yaa.