Junho bergerak tidak tenang. Anak itu terlihat gelisah, membuat Hyeop yang malam itu tidur disebelahnya terbangun.
"Kenapa, Jun?"
"Mau tidur sama papa ...."
Apa?
Hyeop mendudukkan dirinya, "Tadi minta Kakak temenin. Sekarang mau sama Papa?"
Junho mengangguk.
"Kenapa emangnya? Junho enggak bisa tidur? Di sini 'kan ada Kakak, Kak Changuk, Minseo, Dongyun, sama Alex juga."
"Mau sama papa, Kak Hyeop."
Hyeop semakin tidak mengerti dengan Junho. Dari lima saudaranya yang lain, Junholah yang paling jarang merengek meminta tidur bersama Yunseong---selain dirinya dan Changuk karena sudah besar. Biasanya yang merengek seperti itu adalah Minseo. Tapi kali Junho. Tidak salah, 'kan, jika Hyeop curiga?
Menepis kecurigaannya, Hyeop mengangguk. Ia turun dari ranjang. Namun, Changuk tiba-tiba membalikkan badannya. Matanya masih terbuka menatap Hyeop heran, "Mau ke papa?"
"Eh? Kok belum tidur?"
Changuk duduk, ia menggeleng, "Gak bisa. Rasanya pengen ikut tidur sama papa biar nyenyak."
Hyeop menatap Changuk dan Junho bergantian, "Ini ada apa?" gumamnya.
Minseo ikut terbangun. Ia langsung duduk dan bertanya pada Hyeop, "Kak, denger gak?"
"Denger apa?" Bukan Hyeop, namun Changuk yang membalas.
"Itu, ada yang nyanyi nina bobo."
Changuk dan Hyeop saling bertatapan. Keduanya mengerti, ada sesuatu yang terjadi di kamar papa mereka.
"Aku cek ke sana, kamu bangunin Alex sama Dongyun terus kalian berdiri di dekat pintu. Kalo ada apa-apa nanti kita langsung kabur keluar, oke?"
Changuk dengan sigap melakukan apa yang di suruh Hyeop. Si kembar tiga sudah bersiap-siap memeluk boneka kesayangan masing-masing---yang bernama Chuchu, Didi, dan Chacha---kemudian berdiri berjajar di dekat pintu kamar.
Alex sempat merengek saat dibangunkan. Untungnya Changuk paling bisa menenangkan Alex.
Hyeop dengan gugup berjalan ke arah kamar Yunseong. Semakin mendekati kamar, ia dapat mendengar suara orang bernyanyi samar.
Suara wanita.
Nina bobo oh nina bobo
Bulu kuduk Hyeop berdiri. Tangannya sudah memegang kenop pintu, tinggal di putar saja. Maka, dengan gerakan cepat, anak itu membuka pintu kamar sang ayah.
Sesosok wanita dengan mulut hampir tak berbentuk duduk di atas kasur Yunseong. Hyeop membeku. Syok dengan ada yang dilihatnya.
"Kenapa, Sayang? Tidak bisa tidur?"
Bukan. Wanita itu bukanlah mendiang ibunya. Sepersekian detik, Hyeop lari sambil berteriak yang membuat adik-adiknya yang lain mengikuti dari belakang. Tawa melengking pun terdengar dari kamar Yunseong.
Tanpa mempertanyakan mengapa pintu depan depan terbuka dan kemana perginya Yunseong, mereka berlari secepat kilat ke halamn rumah.
"Loh, kalian kenapa?"
"Papa!?" pekik Hyeop terkejut.
"Kenapa ini? Kayak habis lihat hantu aja?" canda Yunseong. Padahal dirinya juga melihat hantu tadi. Candaan ini semata-mata untuk mengurangi rasa khawatirnya.
"Ada yang bernyanyi," cicit Minseo, "Minseo takut, Pa."
Senyum jahil Yunseong pudar. Ia bergegas menutup pintu tanpa menguncinya. Kuncinya berada di dalam dan ia sendiri takut untuk masuk.
"Mau ke rumah teman Papa yang namanya Om Junhyuk gak? Kita nginap di sana. Papa ada kerjaan yang harus di bahas, hehe."
Tanpa Yunseong beritahupun, Hyeop dan Changuk mengerti pria itu mengalami hal yang sama. Apalagi dengan fakta Yunseong sudah berada di luar rumah lebih dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Voorval | DRIPPIN
HorreurKejadian-kejadian aneh yang di alami Yunseong dan keenam anaknya. ART-TEMIS, 2021.