6. 💋 Happy Lunch 💋

23.9K 761 29
                                    


Hari Sabtu telah tiba, Rean memang laki-laki perfeksionis yang pernah Viona kenal. Bahkan ketika libur bekerja pun, dia masih menyempatkan diri untuk bangun pagi dan berolahraga ke gym.

Viona sudah hafal dengan rutinitas yang Rean kerjakan. Jika Senin sampai Jumat pria itu akan sibuk di kantor dan lembur, maka Sabtu dan Minggu adalah waktunya mengurus diri. Entah olahraga, bermain video game atau pergi jalan-jalan ke luar nongkrong di kafe. Lelaki itu tidak pernah terlihat malas, dia selalu sibuk—atau sengaja menyibukkan diri sebab bingung akan melakukan apa.

Saat Viona membuka mata, keadaan apartemen sudah bersih, rapi pula dan seluruh barang berada pada tempatnya. Rean biasanya akan kembali pukul 7.30 atau jam delapan tepat. Dia suka berlama-lama di gym untuk latihan angkat beban dan membentuk otot lengannya. Rean penggemar hidup sehat, makanan yang sehari-hari dia konsumsi sangat terkontrol jumlah kalorinya, tidak suka makanan gurih apalagi yang memakai banyak penyedap. Dia juga tidak suka makanan yang digoreng, maka saat dia membeli makanan berjenis gorengan dan sebagainya, semuanya untuk Viona. Dia lebih suka makanan hangat dan jelas akan kandungan gizi di dalamnya.

Rean juga tidak merokok, hanya sesekali mengisap vape saat kumpul dengan teman-temannya. Atau jika pekerjaan pria itu menumpuk banyak dan dia sedang stres. Maka, dia mengalihkan diri ke benda itu sesaat.

Viona memutuskan bangkit dari ranjangnya dan berjalan lunglai ke arah meja dapur, di meja sudah tersedia roti gandum dengan selai kacang serta susu cokelat untuk Viona. Tentu saja Rean yang menyiapkannya, seperti di kulkas banyak makanan kaleng yang Rean sediakan dan semuanya untuk dikonsumsi wanita itu. Rean sadar dia sering pulang malam dan tidak mau membuat sahabatnya itu menunggu untuk makan bersama. Rean juga tidak selalu pulang membawa makanan untuk mereka berdua, dia lebih sering makan di luar. Makanan kaleng adalah alternatif untuk Viona agar wanita itu tetap makan meski harus mengonsumsi hidangan instan yang tinggi pengawet. Rean cukup lega, Viona bukan tipe wanita yang belagu dan tidak doyan ini itu. Justru jika Rean mengizinkan, Viona ingin menyediakan mie instan dengan aneka rasa di lemari bufet dapur untuk teman bergadangnya.

Sayangnya, sekali lagi, Rean tidak suka makanan instan tinggi penyedap itu ada di unitnya, apalagi mie. Pria itu menghindarinya, sangat malah. Viona pernah suatu pagi memasak tiga bungkus mie instan rasa soto dan melahapnya sendiri, dan hal itu ketahuan oleh Rean yang baru saja pulang dari kegiatan jogging pagi. Rean memarahinya karena sarapan makanan yang akan sulit dicerna lambung, maka, sejak saat itu Viona tidak pernah lagi mengonsumsi mie instan karena tidak mau Rean tersinggung dan memarahinya.

"Tuan Sehat dasar! Gila ya tiap hari gue makan ginian mulu," dumal wanita itu sambil melahap malas roti yang ada di hadapannya. "Gue pengen makan nasi, goreng tempe sama sambel terasi, please!" ucapnya lagi sambil menahan rengekan.

Hanyut dalam suasana rindu masakan rumah, Viona sampai tidak mendengar jika pintu sudah terbuka dan si pemilik apartemen sudah sampai di sana. Pria itu melepas sepatu dan berjalan menuju ke arah wanita itu, seraya mengelap keringat yang membasahi pelipis dan wajahnya dengan handuk yang tersampir di bahu.

"Kenapa?" tanya Rean menyadari raut wajah wanita itu yang memberengut. Tangan kanan Rean menarik pintu kulkas dan meraih botol air dingin di dalam sana, kemudian meneguknya pelan-pelan. "Nggak enak rotinya?" tanyanya lagi, berusaha peka.

"Hmm," jawab Viona seraya menghela nafas. "Enak. Gue cuma kangen masakan rumah."

"Ohh," balas Rean sambil tersenyum, pria itu lalu duduk di kursi seberang wanita itu, masih dengan menyapukan handuk ke wajahnya yang sedikit basah. "Bilang aja sih kalau pengen sesuatu. Nanti kita belanja."

"Tenang aja, nggak bakal gue buang. Tetap gue habisin, nggak boleh mubazir makanan. Duit gue belum banyak, gue nggak boleh nimbun utang sama lo." Viona melahap seluruh roti gandum yang membosankan itu dalam satu suapan besar, selagi mengunyah, tangan kanannya terulur untuk meraih gelas berisi susu cokelat tawar rendah kalori yang rasanya... tidak Viona sukai.

How to kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang