Mempersiapkan segala hal yang diperlukan untuk memulai berkemah di pegunungan ternyata cukup rumit menurut Rean, setelah matahari terbit dan suasana di luar masih berembun pria itu dan Viona bergegas membeli makanan serta perlengkapan apa saja yang harus dibeli.
"Kamu suka banget ngajak belanja, aku masih ngantuk," ujar Viona kemudian menguap lebar dan menyandarkan kepalanya di bantalan jok. Dia benar-benar masih mengantuk dan suasana di luar sangat dingin, sembari merengkuh tubuhnya sendiri dia kembali memejamkan mata untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu.
"Mumpung aku libur dan ada waktu, kamu tau sendiri ngajuin cuti di kantor nggak segampang itu. Semangat dong, Sayang." Pria itu menyemangati, lalu mengelus kepala Viona dari balik hoodie biru Doraemon kesukaan wanita itu.
"Emang kita mau beli apa? Tenda kan papa punya di gudang belakang rumah."
Benar, Rean tidak perlu repot membeli lagi tenda karena Viona bilang di gudang belakang rumahnya ada tenda yang tersimpan. Tidak terlalu besar tapi cukup untuk berdua.
"Memangnya kamu nggak butuh makan? Camilan? Atau perlengkapan lain?"
"Rere Sayang, ini masih jam setengah 6 pagi astagun gue ngantuk banget buset!" protes wanita itu, kemudian mendengkus dan tidak jadi tidur. Bersyukur orang tua Viona ikut membantu mengepak beberapa bawaan yang akan Viona bawa, dia hanya keluar untuk membeli camilan dan beberapa makanan. Lalu obat untuk jaga-jaga, minyak angin berikut obat pengar dan beberapa beer.
"Kamu kalau bawel nggak jadi deh, kita pulang aja." Rean menghela nafas, merasa hanya dia saja yang antusias ingin piknik dan kemah, sementara wanita itu hanya iya-iya saja tapi tidak tampak bersemangat.
Viona menoleh malas, lalu mencubit pipi kiri pria itu. "Idih ngambek masa?"
"Bukan ngambek, tapi tau diri. Kalau kamu keberatan ngapain berangkat. Nanti di sana cuma marah-marah malah jadi nggak asik."
Viona mengubah posisi duduknya lebih tegak kemudian tersenyum pada pria itu untuk menenangkannya. "Iyaaa, maaf ya. Aku mau kok piknik bareng kamu, cuma tadi aku ngantuk banget. Sekarang udah nggak, nih lihat mata aku udah melek lagi."
"Cihh..." Rean melipat bibir menahan senyum saat wanita itu berusaha merayunya, yang semula dia sebal kini dengan seketika langsung luntur sebab wanita itu mengangkat tangan membentuk hati di atas kepala. Dia tersenyum semringah karena tidak bisa marah lagi.
Selesai membeli beberapa makanan dan obat, serta minuman dan mie instan. Rean dan Viona mampir untuk membeli sarapan di jalan karena mereka tidak sempat makan tadi, menemukan banyak menu yang ada di sekeliling mereka membuat keduanya bingung harus memutuskan akan makan apa pagi ini.
"Kamu mau sarapan apa?" tanya Viona pada pacarnya, sementara Rean sedang menimbang berbagai macam jenis makanan berikut jumlah kalorinya.
"Yang nggak terlalu banyak karbohidrat dan kalori."
"Hey, lupain soal itu sekarang. Kita harus makan yang banyak biar kuat." Viona bersidekap kemudian memilih nasi nasi kuning dengan lauk lengkap yang akan dia makan pagi ini.
"Kuat emang kita mau ngapain? Kan cuma camping. Kamu mau itu ya..." Rean mengerling usil pada wanita itu yang langsung mendapat tatapan ngeri.
Viona segera menepuk bahu pria itu. "Otak lo koslet lama-lama gue sedekahin ya."
"Ish, gemes banget. Samaan aja deh, suapin aku nanti ya." Rean merangkul bahu wanita itu lalu mencium pipinya dengan gemas, mereka memesan nasi kuning dan makan dengan tenang sampai habis tak tersisa. Sudah merasa kenyang dan cukup bertenaga untuk memulai rencana yang sudah dibentuk, Rean dan Viona pulang ke rumah untuk bersiap-siap berangkat ke tempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to kiss?
RomanceBagaimana rasanya diminta menjadi partner berlatih ciuman? Aviona Elardi pikir, teman sekamarnya yang 27 tahun menjomblo itu akan terus berpikiran pendek dan takut untuk membuka hati. Namun saat suatu hari Reandra Abimanyu memintanya untuk diajari d...
