Mendapat kiriman satu buku miliknya sendiri dari penerbit, Viona lantas mengelus sampul benda tersebut yang berwarna biru cerah seperti warna kesukaannya.
Right man in a one delicate relationship tertulis dengan font yang begitu cantik di sampul buku, begitu juga nama Aviona Elardi di bawah menandakan dialah pengarang karya tersebut. Rasanya seperti mimpi, selama hampir dua minggu setelah masa pemesanan ditutup, penerbit sedang melakukan masa cetak dan dua hari lagi akan melakukan pengiriman ke seluruh negeri bagi yang memesannya.
Viona akan pergi ke penerbit hari ini lalu melakukan tanda tangan pada buku-bukunya yang sudah dicetak itu. Penggemarnya di sosial media begitu menantikannya, dan Viona terus melakukan promosi untuk menarik minat siapa saja yang tertarik memesan karyanya.
Setelah pengiriman untuk pembelian melalui pre-order selesai, bukunya akan dicetak lagi dan diedarkan ke seluruh toko buku yang ada di Indonesia. Akhirnya ada satu karyanya yang terpajang di rak toko buku, dia bisa memamerkan karyanya jika ada yang bertanya.
Menatap senang satu sampel buku yang berada di tangannya, Viona ingin menandatangani halaman pertama buku tersebut lalu memberikannya pada Rean. Pria itu akan menjadi orang pertama yang mendapatkan bukunya, lalu memilikinya dan dapat membaca atau menyimpannya.
"Cantik banget covernya," puji Rean terus terang begitu keluar dari kamar mandi. Dia masih menggosok-gosokan handuk ke rambutnya yang basah setelah membersihkan diri. "Warna biru, warna kesukaan kamu."
"Aku buat sendiri loh sampulnya. Ngedit sendiri di laptop. Ini karya pertama aku, aku mau buat ini se-eksklusif mungkin supaya orang-orang di luar sana tau, Aviona Elardi bukan cuma bisa nulis, tapi juga bikin cover yang uwu."
"Iya, percaya. Cantik banget kayak orangnya."
Mendaratkan bokong di sisi ranjang, Rean duduk memerhatikan Viona di hadapannya yang begitu terlihat bahagia. Wanita itu terus mengelus buku pertamanya yang terbit, kemudian memberikan tanda tangan dan menyerahkannya pada Rean.
"Ini buat kamu."
"Loh, ini kan punya kamu, Sayang."
"Iya, cetakan pertama. Khusus buat kamu. Berikut ada tanda tangan aku, dan kecupan lipstik merah di halaman pertama," jelas Viona seraya tersenyum. Rean membalas senyum itu lalu menerima buku 400 halaman tersebut di tangannya, kemudian membuka halaman demi halaman dan mengelus kertas tersebut dengan begitu lembut.
"Makasih ya, Sayang. Aku merasa terhormat banget bisa memiliki ini." Memberikan tatapan cinta, Rean meletakkan buku itu di atas meja kerjanya, bertepatan di sebelah laptop yang tadi dia operasikan untuk mengurus laporan perencanaan keuangan yang menjadi kerjaan lemburnya di akhir pekan ini.
"Iyaaa, sama-sama."
Menatap Rean yang masih menggosok-gosokan handuk ke rambutnya, diam-diam Viona memerhatikan dengan detail. "Kamu ganteng banget, Re," puji Viona jujur. Pria itu tersenyum lebar sembari menganggukkan kepala. Benar, Rean memang bisa benar-benar tampan tanpa banyak usaha, habis mandi pun dia bisa sesempurna itu. Kulitnya sangat putih, kadang warnanya bisa menyatu dengan tembok.
Viona bangkit dari kursi lalu memeluk pria itu yang masih terduduk di ranjang. Sembari memberikan tatapan sensual, apalagi melihat keadaan Rean sehabis mandi membuat sesuatu dalam dirinya terbangun.
Memiringkan kepala lalu mengecup bibir pria itu dengan lembut namun teratur, Rean secara sigap merengkuh pinggang kekasihnya lalu merebahkan dirinya di atas ranjang. Sudah beberapa minggu sama-sama sibuk dan tak ada waktu bercumbu, kini Rean rindu bagaimana rasa menyalurkan hasrat yang sesungguhnya.
"Terpantau pengen..." bisik pria itu pelan.
Viona tampak agresif, menduduki tubuh bawah Rean lalu menekan dada pria itu agar diam saat dia mengambil alih. "Ssttt...."
![](https://img.wattpad.com/cover/292506940-288-k534710.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How to kiss?
RomanceBagaimana rasanya diminta menjadi partner berlatih ciuman? Aviona Elardi pikir, teman sekamarnya yang 27 tahun menjomblo itu akan terus berpikiran pendek dan takut untuk membuka hati. Namun saat suatu hari Reandra Abimanyu memintanya untuk diajari d...