10. 💋 Pretending all it's fine 💋

31.1K 904 53
                                        

Ssttt little bit 🔞 still going on

Seharusnya Viona menghentikannya. Seharusnya Viona menolak, atau paling tidak berpikir bahwa tidur dengan teman sekamarnya yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri itu salah besar. Namun, kini dia malah menikmati tiap sentuhan itu.

Viona tidak tahu Rean mempelajarinya dari mana, dia mengaku tidak pernah menjalin hubungan dengan siapa pun selama 27 tahun hidupnya. Juga beberapa waktu belakangan ini, dia selalu mengatakan jika ada seorang wanita yang sedang dia sukai. Viona merasa sangat bersalah dan berdosa, seharusnya dia tidak boleh melakukan ini.

Rean menghentakkan miliknya dengan ritme teratur, yang membuat Viona menahan nafas karena terlalu terbawa suasana intim itu. Setiap sentuhan itu terasa mendamba, berkali-kali Rean menggeram dan menciumnya dengan penuh rasa cinta. Viona tidak bisa berpikir lagi, alam bawah sadar dan dirinya sudah dikuasai perasaan ingin merasakan Rean seutuhnya. Sentuhan itu begitu bergelora nan membuai, jemari Viona mencengkeram erat sprei ranjangnya yang sudah tidak beraturan. Satu hentakan terakhir dan dia merasakan kupu-kupu beterbangan di perutnya. Terasa begitu menggelikan tetapi juga mengagumkan. Tubuhnya gemetar akan rasa menakjubkan itu. Pada saat itu, mulutnya tidak bisa untuk tidak berteriak, ya, Rean berhasil membuatnya sulit untuk tidak meneriakan nama pria itu. Semuanya sudah terjadi.

"Rean, Please..." rintih Viona sembari memejamkan mata.

Keesokan paginya, saat kedua mata Viona terbuka perlahan-lahan yang dia temukan adalah lengan seseorang merengkuhnya dari belakang. Begitu erat dan posesif, begitu mesra sampai Viona tidak kuasa untuk melepasnya. Suara dengkuran halus terdengar merdu di telinga kirinya, begitu dia menoleh, dia mendapati Rean masih terlelap dengan rambut berantakan. Matanya yang kecil masih terpejam rapat, sementara keadaan keduanya sama-sama tanpa pakaian sama sekali.

Viona mendesah lemah, raut sedih tidak bisa dia tutupi lagi. Dia merasa sangat bersalah, peristiwa ini seharusnya tidak pernah terjadi. Rean berhak melakukannya dengan orang yang pria itu cintai. Wanita yang berusaha Rean miliki. Namun... hal penting itu justru direnggut oleh Viona semalam. Bagaimana perasaan gadis itu jika dia mengetahui yang sebenarnya? Dia pasti akan marah pada Rean, terutama padanya. Viona merusak persahabatan mereka yang sudah terjalin lama.

"Hmm..." Viona memutuskan bangkit secara perlahan-lahan dari ranjang, lalu melangkah menuju kamar mandi tanpa menimbulkan suara berisik. Dia tidak mau membangunkan Rean. Tangan kanannya terulur untuk membuka pintu kamar mandi, dia berjalan dan berhenti di depan cermin westafel. Melihat dirinya di pantulan kaca dengan banyak bekas merah hasil cumbuan di lehernya yang jenjang. Setelah membasuh muka dan menggosok gigi, Viona masuk ke bilik pancuran. Serta memutar kran air hangat untuk membasuh tubuhnya. Di bawah guyuran air hangat, dia berdoa semoga Rean tidak ingat apa yang terjadi semalam. Dia boleh jujur jika menyesal melakukan itu, bukan karena performa Rean payah, justru pria itu begitu mengagumkan untuk ukuran seorang pemula. Rean melakukannya dengan baik, tanpa cela, lalu benar-benar membuat Viona puas hingga bisa mencapai klimaksnya. Hanya saja... Viona merasa tidak enak hati, mereka teman dan tidak seharusnya ada peristiwa begini.

Setelah selesai membasuh dirinya, Viona melilitkan handuk ke tubuhnya, kemudian berjalan pelan keluar dari kamar mandi.

Tetapi... pada saat itu Rean sudah berdiri di ambang depan pintu, pria itu sudah memakai celana bahan hitam sama seperti yang terakhir digunakan, masih bertelanjang dada dan menampilkan tato kecil di dada sebelah kirinya.

"Lo... udah mandi?" tanyanya canggung.

Viona menunduk kecil, kemudian tersenyum tipis. "Iya, lo mau mandi? Gue udah selesai." Lalu berjalan lurus tanpa menatap Rean sedikit pun. Pria itu menyugar rambutnya yang nyaris menyentuh leher. Dia menggigit bibir bawahnya dengan cemas, kentara sekali merasakan gelagat canggung dari nada ucapan Viona barusan. Padahal semalam mereka mendesah bersama bahkan sampai meneriaki nama satu sama lain.

How to kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang