Sstt little bit 🔞🔞🔞 tiga bar nih kawan, berarti agak hot, bae-bae lu pada gais
Dua bulan kemudian
Merasa hubungan baik antara Viona dan Rean semakin terjalin rapi, kedua orang itu mulai mempersiapkan hal untuk menyambut lamaran dalam waktu dekat.
Rean sudah menelepon ibunya di Jepang, dia berjanji akhir tahun akan mengajak kekasihnya datang ke sana untuk berkunjung dan sekaligus liburan. Berikut juga papanya yang berada di Bandung, Rean mengabari mereka semua atas kabar baik tersebut.
Mengetahui akan diajak ke Jepang dalam waktu dekat, jantung Viona mendadak berdegub kencang malam ini. Pria itu yang bersandar ke kepala ranjang, mengutarakan impiannya bersama Viona di kemudian hari. Sembari terus mengelus kepala wanita itu, Rean mengungkapkan bagaimana rumah tangga yang dia idamkan.
"Setelah nikah kamu mau punya anak berapa?" tanya Rean antusias pada kekasihnya. Viona yang juga sedang berbaring di sebelah pria itu hanya bisa mengawang, dia tidak terlalu suka anak kecil. Jadi Viona bingung harus mengatakan apa sementara memiliki anak tidak pernah ada dalam rencana hidupnya.
"Kalau aku nggak kepengen punya anak, apa boleh?" balas Viona kemudian menengok ke pria itu. "Aku merasa, aku juga masih anak-anak, Re. Maksudnya... aku nggak siap untuk membagi hidup aku sama anak kecil."
"Kamu anak-anak yang jago praktek bikin anak." Rean terkekeh geli, kemudian menutup buku yang dia baca selama mengobrol dengan wanita itu. "Kenapa nggak mau punya anak? Anak kecil itu lucu."
Viona bangkit dari posisi baring, lalu duduk tegap menghadap pria itu. "Aku nggak siap karena mengurus anak berarti aku harus merelakan separuh hidup aku. Bukan hal yang mudah, tapi mungkin bisa aku pikir-pikir lagi. Kamu tau, manusia bisa berubah pikiran sewaktu-waktu."
Rean mengangguk setuju. "Iya, aku paham kok. Ini tubuh kamu. Yang akan hamil kamu, yang akan melahirkan kamu, yang akan ngerasain sakit juga kamu. Aku nggak mau maksa atau nyuruh-nyuruh kalau kamu nggak bersedia."
"Tapi kadang kalau lihat anak kecil yang lucu aku juga pengen bawa pulang," ujar Viona menggeregat kecil sebab di sisi lain dia juga suka melihat anak kecil yang manis dan penurut. "Aku hanya gemas lihat anak yang lucu dan penurut, kalau nakal aku sebel."
"Jadi kamu mau punya anak atau enggak?" tanya Rean lagi.
"Aku nggak tau," balas Viona seraya merengut bingung. "Bagi aku punya anak bukan cuma soal hamil, ngebesarin dan ngerawat aja. Tapi mendidik dan menyiapkan masa depan yang layak untuk anak itu adalah hal utamanya."
Rean mengelus puncak kepala wanita itu kemudian tersenyum hangat. "Nggak apa-apa. Untuk itu keputusan ada di kamu, aku nggak akan maksa apa pun kedepannya nanti."
Viona tersenyum gemas kemudian menjulurkan tangan untuk mencubit pipi pacarnya yang sangat lembut itu. "Pacar aku baik banget sih. Calon ayah masa depan."
"Aku sih siap-siap aja. Lucu kalau ada kamu versi mini."
"Ish, dia harus mirip kamu. Ganteng maksimal level promax."
Saling memandang dalam sorot penuh cinta, Viona menyingkap selimut kemudian beralih ke pangkuan pria itu. Kedua tangannya bertumpu pada bahu lebar milik Rean dan dia mengamati wajah tampan pacarnya yang semakin hari semakin membuatnya jatuh cinta.
"Aku gugup nanti mau ketemu mama kamu." Viona berujar pelan, semakin mengeratkan posisinya pada pria itu. Kedua lengan Rean melingkar di pinggang rampingnya dan dia tampak bahagia akhirnya ada rancangan masa depan yang jelas pada hubungan ini.
"Mau aku reservasi sekarang tiket flight ke Osaka?"
Viona tersenyum semakin lebar, dia benar-benar bahagia. Ditambah ini adalah momen pertama dia akan ke luar negeri selama 27 tahun hidupnya di dunia.
![](https://img.wattpad.com/cover/292506940-288-k534710.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
How to kiss?
RomanceBagaimana rasanya diminta menjadi partner berlatih ciuman? Aviona Elardi pikir, teman sekamarnya yang 27 tahun menjomblo itu akan terus berpikiran pendek dan takut untuk membuka hati. Namun saat suatu hari Reandra Abimanyu memintanya untuk diajari d...