Pertemanan antara Viona dan Rean berjalan baik selama dua tahun belakangan. Viona adalah seorang penulis novel web yang mempunyai jam kerja fleksibel. Sementara Rean adalah karyawan tetap di salah satu perusahaan asuransi besar di pusat kota.
Keduanya saling mengenal saat berada di kampus yang sama dulu. Mereka sempat terpisah selama beberapa tahun, tetapi waktu mempertemukan mereka kembali dalam berbagai kondisi yang sangat tidak lucu. Mereka berdua juga sempat bekerja bersama di salah satu perusahaan, tapi terhalang oleh jiwa bebas yang dimiliki Viona, wanita itu memilih resign dan memantapkan hati menjalani hidup seperti keinginannya untuk menjadi penulis. Namun, keadaan terkadang berbalik tanpa diduga-duga. Tempat kost yang Viona tempati akan digusur dan kerap kebanjiran saat hujan mengguyur deras. Viona memang sudah tahu akan hal itu, tetapi dia tidak punya waktu untuk mengurus tempat tinggal baru dan sibuk pada naskahnya saat itu. Padahal hal besar tersebut sangat berdampak pada dirinya. Saat itulah Rean yang tahu akan kondisi sengsara Viona menghubunginya dan menawarkan bantuan.
Pria sebaya dengan Viona itu menawarkan tempat kepada wanita itu, apartemen miliknya memang tidak luas dan mewah, tetapi dalam keadaan terdesak Viona tidak punya pilihan dan pada akhirnya dia menerima tawaran yang diberikan Rean. Dia harus segera menyelamatkan diri dan pindah secepatnya. Dan Rean ada di sana menawarkannya pilihan itu.
Terhitung sejak dua tahun lalu, mereka hidup satu atap, satu ruangan, dan semuanya berjalan lancar tanpa ada hal aneh yang terjadi. Rean pintar membatasi dirinya, begitu juga dengan Viona yang tahu diri menumpang di rumah sahabatnya. Rean tidak menuntut pembayaran sewa tepat waktu sesuai kesepakatan di awal Viona menerima tawaran itu. Dia tahu Vio hanya pekerja lepas, tetapi wanita itu selalu berusaha menepati perjanjian yang mereka buat. Setiap hari Viona tampak sibuk di depan laptopnya, dan Rean tahu, Viona sedang berusaha sebaik mungkin untuk tetap berkontribusi sesuai perjanjian.
Keduanya jarang terlibat perselisihan juga perdebatan. Baik Viona maupun Rean, dua-duanya tidak suka adu mulut dan argumentasi demi memuaskan ego. Keduanya akrab karena sudah tinggal bersama, menjalani hidup dengan normal seperti kebanyakan orang. Paling percekcokan kecil yang mana biasanya berawal dari hal sepele, misal; Viona yang suka menaruh mangkuk es krim bekasnya di meja tanpa meletakkannya lagi ke kulkas. Atau sesederhana Rean yang sering sembarangan menaruh kaus kaki bekas pakainya tanpa menaruhnya di bak cucian kotor.
Tidak ada hal serius yang benar-benar mengganggu mereka berdua. Hidup rukun tanpa tekanan beginilah yang Viona inginkan, dan hidup aman damai tanpa perseteruan ini pula yang Rean idamkan. Mungkin karena keduanya sudah mulai dewasa dan dapat dengan baik mengelola emosi, juga mengendalikan diri.
"Vi," panggil Rean pada wanita yang duduk bersandar di sofa, Viona tengah asyik memandangi televisi plasma di depannya sambil memegangi cup besar es krim rasa cochomint favoritnya.
Wanita itu menoleh dengan malas kemudian menjawab, "Apa?"
"Gue mau nanya sesuatu sama lo," jawab Rean yang sudah menatap wanita itu dengan serius, kemudian ikut beralih duduk. Seharusnya Sabtu sore Rean akan pergi keluar untuk jogging sore atau sekadar sibuk belanja kebutuhan mingguan, tetapi kini pria itu betah sekali di apartemen tanpa pergi ke mana pun.
"Apaan? Kalau nanya gimana caranya bikin rekan kerja lo nggak genit, sorry, gue nggak tahu caranya. Itu risiko jadi orang ganteng." Viona kembali menyuap sesendok es krim di tangannya dalam suapan besar dan mengunyahnya pelan.
Di sebelahnya Rean reflek meringis seakan ikut merasa ngilu melihat es krim dikunyah oleh gigi wanita itu. Melihatnya saja sudah membuat gigi Rean ikut cenat-cenut.
"Nggak brain freeze apa lo makan es krim kayak makan nasi gitu?" tanya Rean yang ikut menyandarkan tengkuknya di bantalan sofa. "Mana aneh rasa chocomint, kayak makan odol."
KAMU SEDANG MEMBACA
How to kiss?
RomanceBagaimana rasanya diminta menjadi partner berlatih ciuman? Aviona Elardi pikir, teman sekamarnya yang 27 tahun menjomblo itu akan terus berpikiran pendek dan takut untuk membuka hati. Namun saat suatu hari Reandra Abimanyu memintanya untuk diajari d...