20. 💋 Green Light 💋

14.7K 499 41
                                    

Mendatangi kedai burger yang lokasinya tidak terlalu ramai dan besar adalah sebuah harta karun bagi Viona, dulu saat masih kuliah dan tinggal bersama orang tuanya dia kerap mendatangi kedai tersebut dan memesan big cheese ukuran large untuk dirinya sendiri. Rasa dari burger itu tidak pernah berubah bahkan setelah bertahun-tahun lamanya.

Wanita itu duduk berhadap-hadapan dengan pria tampan si penggemar sepatu converse yang beberapa jam lalu resmi menjadi kekasihnya. Sejak sampai dan memesan burger kesukaan, tangan Rean tak berhenti terus menggenggam dan mencium wanita itu di meja. Mereka saling melempar senyum, kemudian tertawa dan mencubit gemas bergantian menggoda satu sama lain.

Setelah pesanan datang, Rean dan Viona memegang burger milik masing-masing bersedia melahapnya. Sebelum itu, Rean meletakkannya kembali dan mengepalkan kedua tangan lalu memejamkan mata, berdoa tidak pernah skip dalam rutinitas mengisi perut pria itu.

Viona yang semula sudah membuka mulut akan menggigit patty berlemak yang sangat menggoda di depan mulutnya, reflek ikut meletakkan dan mengikuti cara yang Rean lakukan. Kebiasaan pria itu yang harus pelan-pelan Viona ikuti.

Membuka mata perlahan, Rean kembali tersenyum dan memegang kembali burger miliknya lalu menggigit dalam suapan besar lalu mengunyahnya dengan hati bahagia.

"Hmm... Oh God, this is so good." Pria itu memejamkan mata dan menelan burger itu, lalu memerhatikan Viona yang sama melahapnya dengan begitu hikmat. Namun saat Rean memerhatikannya mengunyah dan menggigit patty itu membuat wanita itu menghentikan gerak mulutnya seketika.

Viona merasa canggung sebab hari ini adalah hari resmi di mana mereka menjalin kasih, tetapi dia makan tidak ada kesan anggun sama sekali. Kira-kira apa yang ada di pikiran Rean tentang dirinya ya?

"Oh..." Sesaat kemudian, dia menyomot roti burgernya menjadi kecil-kecil dan berhenti makan seperti orang kelaparan, yang langsung mendapat tatapan heran dari Rean.

"Kenapa? Ada sesuatu di burgernya? Mau ganti?" tanya Rean memastikan karena Viona berhenti makan lahap seperti tadi.

Wanita itu menyedot lemon ice di gelas kemudian menjawab, "Gue harus makan dengan anggun. Ini hari pertama kita jadian. Gue makan nyuap lebar banget kayak mulut jin. Gue nggak mau bikin lo malu dan ilfeel."

Pria itu mengerutkan hidungnya lalu tertawa saat mendengar penuturan wanita itu. "Ya ampun, kirain apa." Lalu menggeleng pelan dan memberi tatapan penuh kasih kepada pacarnya tersebut.

"Jadi diri sendiri aja. Nggak usah pura-pura anggun. Gue suka ngelihat lo jadi apa adanya."

Memegang kedua pipinya yang ternyata memanas, membuat Viona menggigit bibir bawahnya sendiri dengan gemas saat Rean tidak mempermasalahkan caranya menyuap makanan.

"Bahkan ketika lo makan es krim rasa cokelat mint yang rasanya nggak enak itu, gue nggak masalah. Lakuin apa yang membuat lo senang."

Mampus... Viona nyengir sangat lebar, kemudian melipat bibirnya karena greget gemas. Mati-matian dia menahan senyum, belum lagi pipinya mengeluarkan semburat merah yang membuatnya semakin tampak lucu. Dan pria itu gemas sekali melihat Viona salting brutal.

"Aduh, jantung gue rasanya kayak mau meledak." Viona berujar pelan, lalu mengelus-elus dadanya. Kedua matanya terpejam dalam saat baru kali ini dia salting pada semua bahasa cinta yang Rean berikan untuknya.

Rean tertawa melihat reaksi wanita itu. "Hahaha lucu bangettt sih pacar gue. Kayaknya gitu deh yang gue rasain pas pertama kali kita ciuman."

Kebetulan Rean membahasnya, Viona sudah lama ingin menanyakan persoalan itu tetapi terus lupa dan terdistrak oleh hal lain.

How to kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang