15. 💋 Upset 💋

16.6K 516 54
                                    

"Ji, cariin gue tempat kos," suruh Viona pada sepupunya, saat ini mereka sedang nongkrong di sebuah kafe yang lokasinya tidak terlalu jauh dari apartemen Rean.

"Nggak ada waktu, Bestie." Wanita berkacamata itu membalas tanpa menatap wajah lawan bicaranya, fokusnya tengah teralih pada layar tablet yang sejak tadi dia gulir. "Gila ya cowok jaman sekarang kenapa pada gini deh," celetuknya keki.

Viona yang sedang menyuap es krim chocomint favoritnya melirik penasaran. "Ada apaan emang?"

"Gue lagi kenalan sama cowok dari dating apps, tapi coba lo tebak dia nanyain apa sama gue?"

Viona lantas mengerutkan dahi bingung. "Apa tuh?"

"Aset gue! Sialan banget," jawab perempuan itu. "Nih lo lihat dia ngobrolin ngalor ngidul insecure sama cewek yang punya karir bagus. Eww... small dick energy."

Viona menarik nafas kemudian membalas, "Lagian lo tumben-tumbenan nyari cowok dari aplikasi kencan. Isinya orang nggak jelas tau. Banyakan penipu dan mokondo."

Yuji menjentikkan jari setuju. "Betul. Gue awalnya cuma iseng aja. Terus coba-coba match sama orang ini. Loh kok bahasan dia makin ngawur, pake nanya gue punya penghasilan berapa dan udah punya aset apa aja. Agak nggak sopan yah kalau dipikir-pikir."

"Mending cari di dunia nyata aja," sahut Viona yang sudah selesai menghabiskan es krim miliknya.

Yuji meletakkan tablet di meja lalu menyesap kopi miliknya di cangkir. "Ya iyalah. Masa dari dunia bawah tanah. Masalahnya nyokap gue nanyain mulu anjir. Kayak gue tuh nggak pengen nikah, tapi selalu ditanyain terus."

"Ji, coba bantuin gue dulu. Cari tempat kosnya kapan?" rengek wanita itu. "Katanya mau bantuin gue."

"Berisik banget, Kunti! Lo punya Rean yang ada di depan mata ya tinggal pacarin aja apa susahnya sih? Hobi banget merepotkan diri sendiri. Padahal Rean baik, mapan, gantengnya udah nggak masuk akal, tapi salahnya dia naksir sama perempuan gajetot kayak lo." Yuji mengatakan hal itu dengan enteng tanpa mau perduli Viona akan kesal atau tidak. Karena menurut Yuji hal yang dihadapi Viona masih bisa diatasi jika komunikasi mereka baik. Rean lelaki sempurna yang tidak akan memiliki duplikat di belahan dunia lain, maka saat sepupunya itu banyak tingkah, Yuji sangat kesal dan ingin melemparnya dengan pot bunga saja.

"Terima aja sih, lo nggak akan menghadapi drama pindah tempat tinggal lagi. Kalian udah kayak suami istri lagian."

Viona mengembuskan nafas kasar. "Susah tau, canggung banget rasanya. Gue sama dia sahabatan dari lama, terus tau-tau pacaran pasti kan aneh."

"Nggak aneh, otak lo doang yang koslet. Dengerin gue ya, Kunti," Yuji menjeda ucapannya sebelum melanjutkan, "Lo tuh beruntung, udah nggak usah mikir apa-apa lagi. Jodoh udah di depan mata nggak perlu sampe kayak gue berpetualang di aplikasi kencan yang rata-rata isinya scammer, mana cowoknya kayak Rean. Hal baik diborong sama dia, sabar banget lagi. Gue benci banget, Vi, liat lo jadi manusia tolol. Serius gue mah."

Viona menundukkan kepala saat mendengar Yuji mengutarakan isi pikirannya. Jangankan Yuji, Viona saja bingung pada dirinya sendiri.

Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan, ada rasa takut yang menggelayuti benaknya. Padahal, menurut orang-orang hal yang dihadapinya mudah, dia hanya cukup menerima Rean saja. Tapi untuk Viona, keadaannya tidak sesederhana itu.

"Sekarang gue mau tanya sama lo, lo cinta nggak sama Rean?" tanya Yuji terus terang.

Viona yang mendengar itu spontan mendongak dan menatap kedua mata Yuji dengan lamat. Namun pikirannya bercabang ke mana-mana.

"Jangan sampai nyesel sih kata gue, soalnya manusia punya batas kesabaran juga. Rean yang kelihatan bucin mampus sama lo bisa jadi jahat kalau lo menyepelekan perasaan dia. Kalau lo sayang dia kasih jawaban pasti, kalau lo nggak mau sama dia kasih tau juga. Jangan digantung nggak jelas berminggu-minggu." Yuji melipat kedua tangannya di depan dada. "Kalau gue yang jadi Rean, udah gue anjing-anjingin orang yang ghosting gue dan merasa dunia cuma berpusat di dia doang. Najong!"

How to kiss?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang