Viona tahu, mungkin menenangkan diri ke tempat kost Yuji bukan pilihan yang tepat, tetapi saudaranya itu cukup bijak dalam memberi petuah jika dipikir-pikir lagi. Viona dan Rean bisa bersama hingga kini dan menjadi kekasih pun semua karena wanita itu yang berkali-kali menyadarkan Viona, meski kalimat yang sering diutarakan tidak ramah di telinga.
"Wahh... gue nggak nyangka ada perempuan sesinting itu." Yuji mengalihkan atensinya dari laptop kemudian mendelik tidak percaya saat Viona menceritakan tentang tindakan nekat rekan kantor Rean itu. "Terus lo biarin aja? Minimal tonjok dulu biar hidungnya patah, Vi."
"Gue lari, gue nggak tahan lihat pacar gue dicium cewek lain," ungkap Viona sembari mendesah lelah. "Bukan salah Rean kok. Dia udah bener-bener jaga diri, hanya aja emang banyak perempuan gatel di luar sana yang ngejar-ngejar dia."
"Gue bisa maklum karena Rean memang se-unreal itu. Tapi gue nggak mau menjustifikasi pelecehan si kunti itu ke pacar lo ya! Jangan dibiarin harusnya!"
Viona bangkit dari posisi bersandar ke bantal, lalu bertanya pada Yuji, "Menurut lo gimana, Ji?"
"Kalau posisinya Rean itu pacar gue, terus ada cewek sinting yang ngejar-ngejar dia dan tiba-tiba nyium tanpa ada persetujuan, ya udah pasti bakal gue injek batang lehernya. Enak aja, sembarangan main nyosor kayak soang!" balas Yuji dengan nada kesal. "Gue tau lo juga nggak ikhlas, kan? Coba ajak ketemu tuh perempuan sinting terus lo labrak. Gue bantuin ngumpulin batu nanti."
"Ji, lo bar-bar banget sumpah," cibir Viona kemudian tertawa. Ya, saudaranya itu meski bermulut seperti setan tapi hatinya cukup baik dan selalu memihak Viona.
Yuji ikut tertawa mendengar cibiran itu, "Ya jelas lah. Gila anjing asal nyosor sama pacar orang. Dia ini lupa kah kalau ada milyaran cowok di muka bumi ini? Kenapa musti ngejar-ngejar Rean yang udah ada lo? Jaman udah modern orang malah makin aneh." Wanita itu kembali fokus pada laptopnya.
Dan Viona mengangguk setuju akan pernyataan Yuji, dari sekian banyak laki-laki di dunia ini kenapa Twinsi repot menyukai pria yang sudah menjalin komitmen dengan wanita lain.
"Gue penasaran, lo dulu kenal Rean gimana dah itu cowok bisa bucin banget sama lo? Tutor dong Suhu, gue juga mau punya cowok yang merjuangin gue mati-matian." Yuji menutup laptopnya, lalu bangkit dari kursi dan beralih mendusel ke sebelah Viona di kasur. "Rean punya temen nggak? Kenalin ke gue dong?" rayu perempuan berkacamata itu sambil menaikturunkan alis.
Viona mendesah pelan, lalu mengingat-ingat bagaimana dia dan Rean dulu pertama kali bertemu hingga akrab menjadi sahabat.
Flashback
Viona merasa tidak enak badan dan bawah perutnya begitu nyeri saat ini, hari ini adalah hari pertama memasuki hari kuliah setelah beberapa hari lalu mengikuti ospek.
Kemarin dia masih baik-baik saja, tetapi kini bawah perutnya kram dan jerawat di dagu sebelah kiri muncul begitu merah merona yang membuat penampilan cantiknya tidak kelihatan.
"Aduh," erang Viona di dalam kelas. Masih ada dua puluh menit lagi sebelum mata kuliah pertama dimulai, dan Viona merasakan ada sesuatu yang keluar... membenci fakta bahwa semua perempuan mengalaminya, hari ini dia menstruasi. Lupa membawa pembalut pula dan biasanya hari pertama sedang banyak-banyaknya.
Wanita itu bangkit dari kursinya dan berjalan gontai untuk keluar kelas, hingga tanpa dia sadari jika darah menstruasi itu tembus dan membuat rok berwarna cokelat terang yang dia kenakan menjadi ternoda tepat di bokongnya.
Menyebalkan.
"Vi, lo tembus?" tanya teman sekelasnya yang menyadari jika belakang rok Viona terdapat bercak yang masih basah. Wajah Viona semakin muram saat menengok ke belakang dan menemukan hal itu terjadi padanya. Dia harus ke toilet dan membeli pembalut dengan segera.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to kiss?
RomanceBagaimana rasanya diminta menjadi partner berlatih ciuman? Aviona Elardi pikir, teman sekamarnya yang 27 tahun menjomblo itu akan terus berpikiran pendek dan takut untuk membuka hati. Namun saat suatu hari Reandra Abimanyu memintanya untuk diajari d...