Jiwoo terlihat menerobos semua pertahanan penjaga disana dengan di bantu oleh satu orang rekan setimnya bernama Ahn Jaein, hanya pria berperawakan kecil itu yang sedari tadi menenami Jiwoo, sementara Pildo dan yang lain sedang mengurus lantai bawah.
Dengan kekuatan mereka yang tersisa, keduanya terus menghajar dan melumpuhkan para pria berbadan bongsor tersebut tanpa ampun, Jiwoo benar-benar memperlihatkan kekuatannya dengan menghajar habis-habisan siapapun yang menyerangnya.
Setelah berhasil melumpuhkan para penjaga itu, mereka memasuki ruangan yang di perkirakan menjadi tempat Mujin melakukan transaksi, Jiwoo pun mulai mengawasi sekitar, mencari keberadaan Mujin dengan membuka dan memeriksa satu persatu ruangan itu.
Sesaat kemudian, Jaein yang merupakan anggota termuda di timnya itu memberikan sebuah kode kepada Jiwoo untuk mendekat, ia rupanya mengetahui Mujin berada di dalam ruangan itu, mereka berdua pun menodongkan pistol ke arah depan dan dengan satu tendangan kuat berhasil membuka pintu itu.
Pandangan Jiwoo dan Mujin bertemu untuk beberapa saat, Mujin pun membatalkan rencananya untuk menarik pelatuk pistolnya lalu menurunkan pistol itu dengan perlahan, masih menatap Jiwoo dengan tatapan dalam.
Sementara itu, Jiwoo dan Jaein semakin mendekat sembari terus menodongkan pistol mereka masing-masing ke arah Mujin dan Taeju, Jiwoo tidak bisa membohongi perasaannya, rasa khawatir dan takut nampak jelas terukir di wajahnya.
"Letakkan pistol dan angkat tangan kalian!"
Jiwoo berteriak namun dengan nada sedikit bergetar.
Mujin pun dengan perlahan mengangkat kedua tangannya sementara Taeju masih menodongkan pistolnya ke arah Jiwoo dan Jaein yang semakin mendekat.
"Taeju-ya, turunkan pistolmu"
Mujin memberinya perintah dengan berbisik tenang.
Taeju pun dengan perlahan membuang pistolnya ke lantai dan mengangkat kedua lengannya, sementara Marco sedikit menunduk untuk mengambil sesuatu dari dalam sofa.
Jiwoo pun semakin mendekat ke arah Mujin, ia kemudian mengeluarkan borgol dari dalam saku jaketnya berniat untuk menangkap Mujin, namun sorot matanya mengatakan hal yang lain.
Bersamaan dengan itu, Pildo datang dari arah belakang dengan terburu-buru dan ikut menodongkan pistolnya ke arah Marco.
"Jiwoo-ya, tangkap dia! Aku akan mengurus yang lain"
Pildo memberi aba-aba sementara Jiwoo memberikan sebuah kode kepada Mujin melalui matanya, kode itu tidak dapat di tangkap dengan mudah oleh Mujin, keduanya bertatapan cukup lama hingga tiba-tiba suara tembakan terdengar dari arah belakang Mujin.
Marco telah menyiapkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke arah Jiwoo, mengincar tepat di dadanya.
"Lepaskan kami atau aku akan menembak wanita ini!"
Marco berteriak dengan lantang sementara Mujin dengan cepat berbalik dan memberinya kode untuk menjatuhkan pistolnya, namun hal itu tidak diindahkan oleh Marco, dia terus mengarahkan pistol ke arah Jiwoo.
Sepersekian detik kemudian, Pildo dengan sigap maju kedepan dan menarik Jiwoo untuk sedikit mundur, ia lalu berlari sekencang mungkin ke arah Marco dan berhasil menyergap pria dengan tubuh di penuhi tatto tersebut.
Pildo menjatuhkan pistol Marco dan mulai memukulinya di bagian dada, namun serangan itu tidak terlalu berarti, Marco dengan cepat membalik keadaan dan berbalik menghajar Pildo.
Jiwoo yang melihatnya lalu maju dan hendak membantu Pildo namun Mujin menahannya dengan sedikit menarik lengannya, Jiwoo pun menyadarinya lalu memutar lengannya dengan kuat dan mulai menyerang Mujin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night, Blurry Fate : Mujin x Jiwoo [END - REVISI]
FanfictionDebur ombak dan aroma asin dari laut yang terbakar matahari, terlihat dua orang pria berdiri berdampingan di pinggirannya. ''Dia hanya seorang gadis kecil yang ingin membalas dendam, biarkan dia mendapat apa yang ia inginkan.'' Choi Mujin kembali me...