Jiwoo memasuki kantor polisi sambil melihat sekeliling dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang memperhatikannya, beberapa saat kemudian Jiwoo memasuki ruangan kerjanya yang terlihat sudah dipenuhi oleh rekan timnya termasuk Pildo.
"Jiwoo-ya! Kau tidak apa-apa?"
Pildo mendekati Jiwoo yang terhenti di ambang pintu.
"Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?"
Jiwoo balik bertanya dengan tulus, ia cukup mengkhawatirkan rekannya itu.
"Aku juga baik-baik saja, sudah jauh lebih baik"
Pildo tersenyum tipis sembari meluruskan punggungnya yang masih terasa sedikit sakit.
"Aku meneleponmu beberapa kali namun tidak aktif, mengapa kau pergi begitu saja dari rumah sakit?"
Pildo kembali bertanya penasaran.
"Aku.. ada yang harus aku urus"
Jiwoo menjawabnya dengan sedikit tergagap.
"Kau terluka cukup parah, kau seharusnya beristirahat dahulu"
Pildo kemudian menyentuh lengan Jiwoo untuk memastikannya baik-baik saja namun di tepis perlahan oleh Jiwoo.
"Sudah ku bilang aku baik-baik saja"
Jiwoo mengulangi perkataannya membuat Pildo menjauhkan lengannya dari sana.
"Jiwoo-ya, bagaimana dengan minum-minum nanti malam? Kami belum mengadakan pesta penyambutanmu, sekaligus bersyukur karena kalian baik-baik saja"
Salah satu rekan Jiwoo lainnya muncul dari belakang lalu merangkul Pildo lalu tersenyum cerah ke arah Jiwoo.
"Maaf, aku ada janji"
Jiwoo berusaha menolaknya dengan halus.
"Ayolah hanya sebentar saja, kita jarang memiliki waktu senggang"
Pria yang nampak cukup berumur itu terus membujuk Jiwoo.
"Benar, ayolah! Kau selalu sibuk dan tidak pernah menghabiskan waktu dengan kami, membangun chemistry itu penting, kau tau?"
Pildo menambahi, mereka kemudian memelas bersama.
"Setujui saja noona, Pildo hyung sudah berusaha keras untuk ini"
Anggota termuda yang bertugas sebagai pelacak pun ikut bergabung dengan mereka, membujuk Jiwoo untuk menyetujui.
"Baiklah, hanya sebentar saja"
Dengan berbagai tekanan, Jiwoo tidak dapat menolaknya lagi, yang harus ia lakukan hanya mengatur waktunya sebaik mungkin.
"Woah, cool! Aku akan mentraktir kalian semua"
Pildo terlihat girang sembari memukul pundak mereka satu-persatu, sementara Jiwoo melihat ke arah ponselnya, ia harus menghubungi Mujin masalah makan malam mereka.
---
Sementara di ruangan Cha Giho, pria setengah baya itu terlihat sedang bersender di atas meja, matanya menatap lekat beberapa foto yang tersusun rapi pada dinding di depannya, yang semuanya adalah foto Mujin dan pergerakannya selama beberapa bulan terakhir.
Cha Giho menatap lekat pada sebuah foto mobil yang tertangkap kamera CCTV saat menabrak mesin pengancur mobil itu, mobil hitam dengan plat sama seperti mobil yang sering Mujin gunakan.
Terlihat pula, samar-samar seorang pria berjas hitam yang sudah pasti Mujin berdiri di samping mobil sembari memeluk seseorang, foto itu tidak terlalu jelas karena tertutup tumpukan mobil namun cukup membuat Cha Giho mengkerutkan dahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starry Night, Blurry Fate : Mujin x Jiwoo [END - REVISI]
FanficDebur ombak dan aroma asin dari laut yang terbakar matahari, terlihat dua orang pria berdiri berdampingan di pinggirannya. ''Dia hanya seorang gadis kecil yang ingin membalas dendam, biarkan dia mendapat apa yang ia inginkan.'' Choi Mujin kembali me...