___Benar saja . . . hari ini Fino ngamuk ke gua dan Ari.
Kuping kita sampai panas mendengar ocehan nya si Fino.
Sampai akhirnya Fino diam, gara gara Ari meminta Ajeng untuk memberikan data-datanya ayu ke Ari.
"Lu ngapain minta data nya Ayu." tanya Fino.
"Gua mau ajak dia join. Buat bantuin lu kerja di sini." saut Ari.
Fino mendobrak meja nya Ari.
"Berani lu masukin ayu ke sini, gua segel hubungan lu sama puji."
Gua yang melihat pertengkaran antara kedua iblis itu pun mencoba melerai nya.
"Nino."
"Fino." kata Fino.
"Udah deh no, lu ga usah gangguin Ari kerja. Lu kan udah kerja di bidang ini selama bertahun-tahun. Yakali lu kaya anak magang aja yang harus di training dulu"
"Eh mahmuji, diam lu"
"_" Dah lah, sabar aku tuh.
"Terus mau lu apa" tanya Ari ke Fino. sambil menyenderkan punggungnya ke bangku. Dan melipat tangannya.
Fino melihat ke arah gua. Gua pun melihat ke arahnya Fino juga.
Fino menghempaskan nafasnya. mengangkat dada nya dan melihat ke arah Ari lagi.
"15% gua rispek sama lu. Jangan sampai menjadi 0" kata fino ke Ari yang ga gua ketahui maksud nya.
Ari cuman ketawa kecil ke Fino. Terus Fino keluar dari ruangan kerja kita.
Gua memandang ke arah Ari dan bilang ke dia.
"Fino dari dulu memang seperti itu. Ga usah di pikirin ya." kata gua ke Ari.
"Untuk apa gua mikirin Fino, kalo seluruh isi pikiran gua cuma ada lu doang, puji." jawab Ari.
Ehm. . . Mulai deh.
"Puji. Sini." panggil Ari.
Kan mulai.
Gua pun berjalan menuju mejanya Ari. Ari menepuk nepuk pahanya. Mengisyaratkan gua suruh duduk di pahanya dia.
Gua pun duduk di pangkuan nya Ari.
Sebuah tubuh yang hangat sedang memeluk gua dari belakang.
Ari mengambil telapak tangan gua dan memainkan nya.
Kita seperti seorang pasangan kekasih yang lagi merajut cinta.
Tiba-tiba Ari mengeluarkan sesuatu dari laci meja kerja nya.
Dia mengeluarkan kotak yang berisi dua buah gelang kulit.
Lalu ari memasangkan salah satu gelang itu ke tangan gua, dan gelang yang satunya lagi dia pasangkan ke tangannya dia.
"Jangan pernah lu lepaskan, bahkan bila tangan lu harus putus sekalipun. Puji." kata Ari dari belakang gua.
Gua melihat gelang yang di pasang Ari ke tangan gua. Ada tulisan (your mine) di gelang tersebut.
"Maaf, baru bisa kasih ini ke lu sekarang. Puji." kata Ari lagi
"Kapan lu beli nya." tanya gua ke Ari.
"10 tahun yang lalu." Jawab Ari.
Gua pun kaget mendengar nya.
"10 tahun !?." gua. Mengulang omongan nya Ari
"Hmm " jawab Ari. Sambil menunjukkan tahun yang terukir di kotak kayu tempat gelang itu di simpan.
Ari menyimpan gelang ini selama 10 tahun. Gelang nya masih terlihat bagus, Bahkan terlihat baru.
"Makasih." Kata gua ke Ari.
"Gua yang aturan ber-terima kasih sama lu. Puji." saut Ari.
___ jam makan siang pun tiba.
Fino masuk ke ruangan kerja kita.
"Ji . . . Padang kyu." Fino meminta makan di tempat makan masakan Padang. Untuk makan siang kita.
Gua melihat ke arah Ari.
"Mau makan pake apa." tanya gua ke Ari.
"Samain aja." kata Ari.
"Okay."
Gua sama Fino pun turun ke bawah buat beli makan. Ari ga ikut turun. Dia minta di bungkussin aja.
Dari tadi mata Fino ngelihatin gelang yang gua pakai. Gua pun menunjukkannya.
"Bagus ga." tanya gua ke Fino.
Fino cuman menatap gua dengan wajah dingin nya.
"Itu dari ari kan, Lu yakin sama hati lu." tanya Fino ke gua.
"Nino, Ari sama kaya lu. Dia sekarang dah jadi teman gua juga."
"Beda puji." saut Fino.
"Kenapa si kalian berdua selalu bilang. Beda. . . Beda."
"Ya emang beda, otak lu aja yang tolol." jawab Fino. Sambil ngeplak kepala gua.
"Ko lu ngatain gua tolol."
"Ya kalo lu pintar. gua ga bakal mau jadi teman lu. Tolol."
Fino mengeplak kepala gua lagi. Dan gua membalas mengeplak kepalanya Fino.
Dan sekarang kita malah main Jambak jambakan :(
Gua selalu ga pernah mengerti omongannya Fino dari dulu.
Dia memang ga pernah main rahasia-rahasiaan sama gua.
Tapi dia. Selalu nyuruh otak gua buat mikir dahulu sebelum dia kasih tahu jawabannya ke gua.
* * * * * *
Des 19, 2021 ( Jakarta)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nikah Sama Gua (Gay)
General Fiction"Gua ga mau ngajak lu pacaran, tapi gua mau ngajak lu nikah. 'puji radika putra', maukah kau menikah dengan ku, dan hidup bersama ku selama nya" . . Pernah tidak terbesit di dalam pikiran kalian. kalo 'teman sekelas' kalian yang dulu nya ga pernah d...